Kita patut bangga dengan kekayaan bahari Indonesia yang tidak ada habis-habisnya. Ribuan spesies ikan teridentifikasi di Indonesia, mulai dari yang paling kecil hingga yang terbesar. Beberapa ratus spesies juga dinyatakan endemik di wilayah Indonesia. Seperti Ikan Banggai Cardinal, seekor ikan kecil yang memiliki corak warna indah asli Sulawesi.

Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni) adalah anggota dari keluarga Cardinalfish tropis kecil Apogonidae. Ikan ini sangat populer dalam perdagangan ikan hias akuarium. Walaupun telah berhasil dibudidayakan oleh beberapa lembaga terkait, seperti balai budidaya air laut Ambon, namun jumlah populasinya masih terbilang terbatas. Kebanyakan ikan ini masih ditangkap di alam liar.

Habitat liar dari ikan ini ada di Pulau Banggai, Sulawesi Tengah, sehingga ikan ini dinamakan banggai cardinal. Spesies ini memiliki wilayah habitat yang terbatas (5.500 km²) dengan ukuran total populasi yang kecil (diperkirakan 2,4 juta).
Ikan Banggai Cardinal, Pterapogon Kauderni. (Foto: Jens Petersen)

Banggai cardinalfish adalah ikan yang populasinya terbilang terisolasi di beberapa tempat terpisah. Sebab spesies ini berada di beberapa tempat di Sulawesi Tengah, seperti di daerah pelabuhan Luwuk atau di Selat Lembeh (Sulawesi Utara), 400 km sebelah utara dari daerah alami distribusi spesies. Ini karena ulah penyebaran yang dilakukan oleh pedagang ikan hias akuarium pada tahun 2000. Populasi kecil juga terlihat di Secret Bay, di Bali utara sebelah barat.

Spesies ini memiliki ukuran panjang sekitar 8 cm dengan sirip punggung pertamanya yang berumbai, memanjang sampai ke ekor. Sirip punggung kedua berdiri sangat tegak dan pola warna yang terdiri dari tiga garis hitam di kepala dan tubuh. Identifikasi kelamin jantan dan betina pada ikan ini dapat dilhat dari rongga mulutnya mencolok membesar, yang hanya terlihat ketika mereka terdiam. Ikan Banggai Cardinal adalah jenis ikan mouthbrooder jantan. Sehingga umumnya indukan betina lah yang berperan aktif pada masa kawin.

Pasangan yang akan kawin akan menjauh dari beberapa meter dari kelompok utama. Telurnya rata-rata berdiameter sekitar 2,5 milimeter. Telur-telur yang telah dibuahi kemudian akan diletakkan di rongga mulut indukan jantan untuk beberapa waktu.

Tidak seperti kebanyakan spesies lain dari ikan laut, ikan ini tidak memiliki tahap plankton dalam pertumbuhannya. Namun diketahui, spesies ini memiliki jangka hidup yang pendek, yaitu sekitar empat tahun dalam kondisi penangkaran, dan diperkirakan hanya 1-2 tahun di alam liar.

Banggai cardinalfish adalah satu-satunya anggota keluarga ikan cardinal yang bersifat diurnal atau aktif di pagi dan sore hari. Merupakan ikan laut tropis demersal yang juga bersifat komunal atau membentuk kelompok-kelompok sekitar 9 ekor di perairan dangkal. Umumnya ditemui di kedalaman 1,5-2,5 meter.

Ikan ini mendiami berbagai habitat di perairan dangkal, termasuk terumbu karang, padang lamun, dan daerah terbuka pasir serta puing-puing. Dan paling umum terdapat di habitat dengan perairan yang tenang yang terlindungi oleh pulau-pulau yang lebih besar. Banggai cardinalfish juga sering ditemui disekitar bulu babi, anemon laut, dan karang bercabang.

Ikan Baggai Cardinal muda yang paling sering ditemukan disekitar anemon laut, sedangkan yang berusia remaja dan dewasa paling sering ditemukan di antara bulu babi, karang bercabang, bintang laut, hidrozoa, atau akar prop mangrove. Makanan utama dari ikan ini adalah planktonik, demersal, dan organisme jentik.

Banggai cardinalfish adalah ikan akuarium yang populer di kalangan kolektor. Permintaanya yang tinggi mendorong beberapa ahli untuk mengusulkan ikan ini masuk ke dalam daftar ikan yang dilindungi.

mongabay.co.id
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar Anda...
READ NEXT
BACK TO TOP
"..dan Perahu Kami Seolah Melayang di Udara"
"..dan Perahu Kami Seolah Melayang di Udara"
 Ada pemandangan istimewa di Dermaga Alor Kecil di Pulau Alor pagi tadi. Di pelabuhan kecil yang melayani pelayaran ke pulau-pulau terdekat Alor itu saya melihat ada tiga anak kecil yang sedang mengambil ikan-ikan yang mengapung di permukaan laut. Ikan-ikan itu mereka ambil tanpa susah payah, karena sudah mati atau sedang
Pasangan Musisi Indie Penuh Prestasi
Pasangan Musisi Indie Penuh Prestasi
Endah N Rhesa, bagi kawan muda siapa yang tak mengenalnya? Lewat lagu When You Love Someone – nya, EAR, sebutan bagi Endah N Rhesa mereka mulai dikenal oleh penikmat lagu di Indonesia. Selain itu EAR juga sering membawakan lagu soundtrack untuk film seperti Cinta Dalam Kardus dan Bidadari Terakhir.
Ini Alasan Mengapa Yogyakarta Terpilih Menjadi Pusat Riset Energi Listrik Tenaga Surya
Ini Alasan Mengapa Yogyakarta Terpilih Menjadi Pusat Riset Energi Listrik Tenaga Surya
Kebutuhan Indonesia untuk energi semakin meningkat. Pemerintah bahkan bertekad untuk memenuhi target pemenuhan energi listrik sebesar 35 ribu Mega Watt listrik. Pembangunan infrastruktur pembangkit pun terus menerus dibangun untuk mencapai angka tersebut. Namun tentu saja proses riset harus tetap diperhatikan, oleh karena itu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT
382 Komunitas Siap Bergerak Untuk #BebasSampah2020
382 Komunitas Siap Bergerak Untuk #BebasSampah2020
Indonesia masih punya pekerjaan rumah besar terkait masalah sampah. Oleh sebab itu diperlukan upaya serius dalam pengolahan sampah yaitu dengan penyadaran masyarakat. "Pada 21 Februari nanti gerakan bebas sampah di seluruh Indonesia, semua masyarakat harus terlibat."
Manfaatkan Singkong, Tim Mahasiswa dari UGM ini Ciptakan Papan Partikel Berkualitas
Manfaatkan Singkong, Tim Mahasiswa dari UGM ini Ciptakan Papan Partikel Berkualitas
Siapa tak kenal dengan singkong? Tanaman ini disukai banyak orang karena selain memiliki umbi yang bisa diolah menjadi beragam penganan, daunnya pun dapat diolah menjadi sayuran. Namun, tahukah Anda jika ada bagian lain yang masih bisa dimanfaatkan dari tanaman ini. Bagian itu adalah batang tanaman singkong. Di tangan sekelompok mahasiswa UGM,
Kompor Bahan Bakar Limbah Pertanian Karya Anak Bangsa, Lebih Hemat
Kompor Bahan Bakar Limbah Pertanian Karya Anak Bangsa, Lebih Hemat
Kebutuhan energi dipedesaan yang umumnya masih sulit dijangkau oleh kompor-kompor modern berbasis listrik ataupun LPG tampaknya menjadi perhatian khusus. Produk kompor inovatif baru pun diciptakan untuk menjawab keterbatasan tersebut. Kompor tersebut beroperasi dengan menggunakan bahan bakar pellet berbasis limbah pertanian. Produk tersebut dipamerkan dalam Bali Clean Energi Forum di Bali