Ada pemandangan istimewa di Dermaga Alor Kecil di Pulau Alor pagi tadi. Di pelabuhan kecil yang melayani pelayaran ke pulau-pulau terdekat Alor itu saya melihat ada tiga anak kecil yang sedang mengambil ikan-ikan yang mengapung di permukaan laut. Ikan-ikan itu mereka ambil tanpa susah payah, karena sudah mati atau sedang sekarat. Ada banyak ikan yang mengapung. Dan kata seorang nelayan di sana, akan makin banyak ikan yang mengapung dan mudah ditangkap. 

Ada apa gerangan di perairan Alor tersebut? Saya akan menulis tentang hal ini di tulisan selanjutnya, karena ini adalah hal baru bagi saya, dan akan cukup panjang ceritanya. 
( Dermaga Alor Kecil. Pantainya bersih, airnya jernih | foto Akhyari Hananto )


Saya tak bertanya lebih lanjut karena cuaca sudah mulai panas, dan saya harus menuju suatu tempat di sisi lain pulau Alor. Yang saya tahu, tempat ini bisa ditempuh dengan perjalanan laut 1.5 jam menggunakan kapal mesin sederhana. Sebentar, hampir terlupa. Tidak seperti umumnya dermaga-dermaga lain yang kita kenal, dermaga Alor Kecil ini terlihat bersih, pesisirnya yang terlihat karena air surut juga tak terdapat sampah. Dan yang lebih menarik, air lautnya sangat jernih sehingga dasarnya terlihat, pun karang-karang dan bebatuannya.  Terlihat banyak sekali ikan yang ..mungkin menunggu giliran mengambang ke permukaan. 
( Perjalanan menuju Ling'al. 1.5 jam saja | foto Akhyari Hananto )


Perahu segera menderu membawa saya dan rombongan menuju tempat yang konon pantainya seputih tepung, airnya bening, dengan dasar laut berwarna tosca. Namanya Pantai Ling'al. Pantai ini terletak di sisi barat daya pulau Alor yang bentuk pulaunya memang meliuk-liuk. Perjalanan 1.5 jam hampir tak terasa karena sepanjang perjalanan, langit cerah dan memantulkan warna kebiruan di permukaan laut, pun karena air sangat jernih, tak jarang kami melihat begitu banyak ikan di bawah kami.

Yang menarik adalah di sisi kiri kami, hamparan pegunungan di pulau Alor yang saling bersambung, dan dilatarbelakangi hamparan pegunungan lain jauh di belakangnya. Hijau pepohonan di lereng pegunungan diselingi padang rumput yang begitu hijau dan rapi mendominasi sisi kiri kami. Seperti taman yang teratur. 
( Ombak kecil yang menyertai perahu kami. Biru ! | Foto Akhyari Hananto )


Beberapa kali kami melihat pantai yang begitu putih dan indah dengan bukit hijaunya dan bertanya kepada salah satu tour guide kami, mengapa tidak menepi? "Oh, pantai Ping'al lebih indah, lebih benih, lebih bagus" jawabnya. Tentu kami penasaran. 

Dan moment itu datang juga. Tiba-tiba perahu melambar, dan kami semua telah sampai di teluk pantai Ling'al yang, saya akui, sangat menakjubkan. Dari jauh telah terlihat bentangan pasir putih bersih sepanjang 3 kilometer, dengan latar belakang pegunungan hijau yang menjadi ciri Alor Barat Daya. 
(Bersih, pristine water, dan tak ramai. Pantai Ling'al | foto: Akhyari Hananto )


Mendekati daratan, air laut berubah warna menjadi biru muda, bergradasi semakin muda hingga menjadi putih sempurna saat kaki kami menginjak daratan. Sempurna! Saya tak mampu membayangkan, bagaimana jika pantai biru berpasir putih dilihat dari atas bukit. Dan...doa kami dikabulkan. Ada bukit yang dengan mudah bisa didaki dan dapat ditempuh dalam waktu 20 menit saja berjalan kaki. Dari atas, kesempurnaan keindahan Ling'al tergambar lebih jelas. Jika di sisi kiri bukit, pantai Ling'al berombak tenang dengan pasir putih yang melengkung, di sisi kanan bukit adalah  pantai yang berbatu karang hitam dengan hempasan ombak putih yang saling tak pernah henti.  

( Dari bawah pepohonan ini, laut begitu buru...dan perahu seolah melayang di langit birunya | foto Akhyari Hananto )

Pantai ini, menurut saya, adalah salah satu spot yang wajib anda kunjungi jika di Alor. Menakjubkan. Pasir putih yang halus di sepanjang permukaan pantai yang melengkung itu akan menjadi daya tarik utama, berpadu dengan kejernihan permukaan laut di pantai ini. Saking jernihnya, bayangan perahu mesin yang membawa kami, yang membuang sauh di pantai,  terlihat sangat jelas di dasar laut, seolah melayang-layang di udara. Dalam bahasa setempat, Ling berarti tebing dan Al artinya besar. Di sana terdapat tebing yang miring sehingga membentuk bayang­-bayang teduh di bawahnya. Dulunya pantai ini merupakan persinggahan nelayan untuk berteduh sambil menjemur ikan. 

( Speechless! Foto dari atas bukit | foto Akhyari Hananto)

Ada sekitar 14 kepala keluarga yang menghuni kawasan ini, dan mereka adalah penduduk asli yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Kami bertemu beberapa anak kecil dan pemuda di sana. Keakraban dan keramahtamahan mereka sangat terlihat jelas saat senyum lebar tersungging menyambut kami. Genuine attitude. Mereka memang sangat bahagia jika ada wisatawan yang datang ke pantai ini. Karena ini berarti mereka bisa ngobrol dan berbagi banyak hal, atau bersendau guran dengan wisawatan sambil mengunyang pinang. 

Kami tak bisa lama di sini, dan anak-anak muda ini seakan tak rela kami pergi. Sedihnya. "Banyak yang harus kami kunjungi, dik. Arus laut makin dingin...." 

Gambar utama : Satu-indonesia.com

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar Anda...
READ NEXT
BACK TO TOP
Museum Kata Andrea Hirata: Museum Berani Bermimpi!
Museum Kata Andrea Hirata: Museum Berani Bermimpi!
Museum Kata Andrea Hirata adalah museum sastra pertama di Indonesia yang didirikan oleh penulis novel Laskar Pelangi yaitu Andrea Hirata. Berlokasi di Jalan Laskar Pelangi No.7, Desa Gantong, Pulau Belitung museum ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari
Berkunjung ke Museum yang Menjadi "Bengkel" Garuda Wisnu Kencana
Berkunjung ke Museum yang Menjadi "Bengkel" Garuda Wisnu Kencana
NuArt Sculpture Park adalah museum tempat menyimpan karya – karya seniman asal Bali, I Nyoman Nuarta yang berdiri sejak tanggal 11 November 2000. Pada awalnya museum ini didirikan sebagai tempat penyimpanan hasil karya Nuarta pribadi namun lama
Buddhist Center di Samarinda Terbesar di Asia Tenggara
Buddhist Center di Samarinda Terbesar di Asia Tenggara
Sejak 8 tahun lalu, di Samarinda telah dibangun sebuah gedung megah yang akan menjadi Buddhist Center terbesar di Asia Tenggara. Total luas Buddhist Centre adalah 1,3 hektare.
 Berlari Mengitari Bandara Terbesar di Kawasan Paling Selatan Indonesia
Berlari Mengitari Bandara Terbesar di Kawasan Paling Selatan Indonesia
Mungkin anda bertanya-tanya, bandara apa yang terbesar di wilayah paling selatan Indonesia? Bandara ini dulunya adalah berupa airstrip saja yang mulai beroperasi pada tahun 1928, dan kini menjadi salah satu pintu gerbang untuk penjelajahan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Inilah Bandara Internasional El Tari i kota Kupang, ibukota Nusa Tenggara Timur
Setiap Usai Panen, Daerah Ini Menggelar Adu Betis
Setiap Usai Panen, Daerah Ini Menggelar Adu Betis
Meski terkesen anarkis, permainan rakyat yang dinamakan Mallanca ini sangat diminati oleh warga. Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu, permainan rakyat ini sudah berlangsung secara turun temurun dan digelar setiap usai panen, hal ini dilakukan untuk memupuk silaturahmi dan ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen.
Kerik Gigi dan Simbol Kecantikan di Suku Mentawai
Kerik Gigi dan Simbol Kecantikan di Suku Mentawai
Definisi cantik bisa berbeda-beda. Jika di Afrika Barat wanita dengan gusi hitam dibilang cantik. Gigi runcing menjadi simbol kecantikan di beberapa suku di Indonesia, salah satunya suku Mentawai di Sumatera.