Dewasa ini teknologi memang telah banyak membantu keperluan masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Bahkan teknologi saat ini telah berada di genggaman masing-masing orang. Sehingga banyak sekali teknologi berbasis aplikasi yang berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang termasuk memberikan informasi di kalangan para pasien yang sedang melakukan pengobatan.

Berawal dari seringnya menunggui pasien saat sedang melakukan pemeriksaan, Fadli Wilihandarwo, 27, menciptakan sebuah aplikasi yang bermanfaat bagi pasien. Dalam aplikasi yang diberi nama Pasienia itu, nantinya para pasien akan dapat berinteraksi dan berbagi pengetahuan serta informasi mengenai penyakit yang dideritanya
Fadli menunjukkan Aplikasi Pasienia Buatan Timnya (Foto: Rizal SN / Radar Jogja)

”Idenya berawal saat saya sering mendampingi seorang pasien, dia dokter tapi kena kanker. Mulai dari diagnosis kanker sampai meninggal. Saat di rumah, dia tidak mau terbuka. Mungkin karena kepala keluarga jadi takut membebani,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM kini.

Namun meski seorang dokter, sebagai pasien, menurut Fadli, dia tetap butuh support. ”Nah, pas saya dampingi di radiologi dia ngomong dengan teman duduknya. Cerita pengalaman sampai saling menguatkan,” ungkapnya.

Bahkan ia mengatakan, ada banyak tips yang tidak diberikan dokter, namun banyak diketahui oleh sesama pasien. Dari situlah, mereka saling berbagi informasi.

”Seperti misalnya sehabis disinar jangan mandi, kalau mandi nanti kulitnya hitam. Itu dokter tidak beritahu, tapi sesama mereka akhirnya berbagi,” ungkapnya.

Terinspirasi dari hal itu, pada awal tahun 2015, saat ada program Innovative Academy UGM Fadli bersama dengan Haidar Ali Ismail dari Ilmu Komputer UGM, Dimas Ragil Mumpuni dan Rusmawati Harya Megasari dari Fakultas Ekonomika Bisnis UGM akhirnya berinisiatif membuat aplikasi tersebut.

”Kita semua ada empat orang. Saya dari kedokteran, satu orang programer, dua orang dari Fakultas Ekonomi,” urainya.

Awalnya, mereka membuat semacam rekam medis pasien, atau konsultasi antara dokter dan pasien. Namun setelah dilihat kembali, ternyata sudah banyak situs yang membuat model itu.

Setelah dilihat ke pasar, yang belum ada dan memang diperlukan adalah sebuah wadah yang mempertemukan sesama pasien dengan penyakit yang sama. ”Kita lebih ke kekuatan komunitas, sehingga pasien dapat ngobrol dan bercerita atau berbagi,” ujarnya.

Setelah semua anggota tim bersepakat, pada Mei 2015 aplikasi tersebut mulai membuka user. Ternyata sambutannya cukup baik. Beberapa komunitas mulai mendaftar dan hingga saat ini sudah ada sedikitnya 500an pasien yang melakukan input data.

”Kita juga sediakan program donor darah. Jadi kalau ada pasien yang membutuhkan tidak perlu broadcast, tapi cukup lihat golongan darah yang sesuai,” paparnya.

Saat ini, aplikasi tersebut sudah mulai pada tahap betatesing. Dalam beberapa pekan ke depan, kata mahasiswa asal Tarakan, Kalimantan Utara itu, aplikasi tersebut dapat diunduh di Appstore dan Playstore.

Aplikasi ini ternyata banyak dipuji dan dianggap bermanfaat sehingga Fadli dan tim banyak mendapat penghargaan.

”Juni di Surabaya September kemarin sempat juara pertama Startup Sprint Surabaya Bootcamp. Kita juga juara Indonesia Developer Sumit. Terakhir juara di Forum Informasi Kedokteran Indonesia (FIKI),” terangnya.

Ia berharap, dengan aplikasi ini akan semakin banyak pasien yang terbantu dan saling berbagi. Sehingga juga akan ada support agar mempercepat kesembuhannya.

radarjogja.co.id

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar Anda...
READ NEXT
BACK TO TOP
Pulau Alor, dari Garnisun Majapahit hingga Quran Tertua se-Asia Tenggara
Pulau Alor, dari Garnisun Majapahit hingga Quran Tertua se-Asia Tenggara
 Bagi sebagian dari kita, nama 'Pulau Alor' adalah nama yang akrab di telinga,terutama setelah namanya makin dikenal karena keindahaan bawah lautnya yang luar biasa. Berkat sosial media, keindahan Alor begitu cepat tersebar ke mana saja, dalam jumlah yang masif. Bagi sebagian yang lain, nama ini mungkin 'hanyalah' bagian dari lebih
Sejarah Gerhana Matahari Total di Indonesia Sejak Awal Abad 20
Sejarah Gerhana Matahari Total di Indonesia Sejak Awal Abad 20
Ramalan soal kapan terjadinya gerhana matahari pertama kali dicatat orang Babilonia sebelum Masehi. Mereka mengamati pergerakan bintang, bulan, dan matahari untuk menemukan keberaturan fenomena alam gerhana matahari.
 Jajanan Tradisional Disulap Menjadi Karakter-Karakter Imut berkat Ilustrator dari Surabaya ini
Jajanan Tradisional Disulap Menjadi Karakter-Karakter Imut berkat Ilustrator dari Surabaya ini
Makanan tradisional saat ini dikenal sebagai sesuatu yang kurang populer dikalangan generasi muda. Selain dianggap ketinggalan jaman, penampilannya juga terlihat kurang menarik meskipun rasanya relatif masih lebih enak dari pada cemilan modern. Namun bagaimana bila jajan dan cemilan tradisional tersebut dikemas dan dikenalkan dengan cara yang lebih kreatif dan baik
Pulau Di Indonesia ini Termasuk dalam Daftar Destinasi Favorit Dunia tahun 2015
Pulau Di Indonesia ini Termasuk dalam Daftar Destinasi Favorit Dunia tahun 2015
Pariwisata Indonesia yang sejak beberapa tahun terakhir berusaha mengenalkan destinasi-destinasi baru pada wisatawan lokal maupun internasional tampaknya tetap harus berusaha keras untuk bersaing satu sama lain. Terlebih berdasarkan Indeks Destinasi Asia Pasifik 2015 yang dirilis oleh MasterCard pada bulan lalu menyatakan bahwa Indonesia, selama tahun 2015 menjadi tetap menjadi salah
Sejarah dan Perkembangan Satelit-satelit Indonesia
Sejarah dan Perkembangan Satelit-satelit Indonesia
INFOGRAFIS 2 days ago