Festival jukung hias Banjarmasin

Written by khair udin Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Jukung adalah sebutan dari perahu tradisional Kalimantan Selatan. Bisa diketahui pembuatan jukung ini tidak dibuat dengan cara dibangun dari kayu-kayu yang disambungkan menjadi satu yang utuh tetapi dibuat langsung dari sebatang pohon yang besar dan kemudian dibentuk menjadi 1 buah jukung.Fungsi dari jukung inilah sebagai alat perhubungan dan perdagangan serta alat untuk membatu menangkap ikan.

Oleh karena itu, diselenggarankanlah Festival Jukung Hias serta Tanglong untuk melestarikan budaya Banjar pada setiap tahun. Festival ini diadakan di atas aliran sungai Martapura tepat di Pasar Terapung Banjarmasin dan pada Hari Jadi Kalimantan Selatan inilah yang menjadi hari Festival Jukung Hias.

Tentu saja festival ini tidak hanya jukung saja, juga jukung masing-masing peserta harus dihiasi dengan berbagai ornamen yang unik dan menarik. Ada peserta yang jukungnya dihiasi dengan kepala naga. replika rumah banjar, dan masih banyak lainnya dan untuk memperindah jukungnya, ditambahlah hiasan berupa Tanglong atau lampu hias yang penuh dengan cahaya terang warna-warni.

Didalam penilaian lomba jukung hias ini diadakan 2 kali yaitu pada siang hari dan malam hari. Untuk siang hari, jukung-jukung peserta dinilai dari keindahan bentuk dan hiasan, selain itu ada juga peserta yang menampilkan kesenian khas banjar untuk membuat jukungnya terlihat lebih khas, menarik, dan bagus.

Untuk penilaian pada malam hari, peserta akan dinilai dari segi Tanglong atau lampu hias yang telah dipasang pada jukung tersebut. Begitu indahnya pesona malam hari yang dipenuhi dengan hiasan warna warni dan terang di sungai Martapura tersebut. Kepadatan warna dan antusias warga yang begitu ramai berkumpul di tepi sungai hanya untuk melihat Festival Jukung Hias ini. Bisa dikatakan, festival ini jangan wajib kita kunjunggi apabila mengunjungi Banjarmasin pada hari jadimya.