By Akhyari Hananto

Saya cukup beruntung bisa berkunjung ke Sumbawa Besar, yang terletak di tengah pulau Sumbawa. Di kota kecil yang asri ini ternyata menyimpan banyak bangunan-bangunan bersejarah, mulai dari bangunan tahun 50-an, 60-an, hingga bangunan era kolonial. Saya sungguh tak menyangka, jika pulau yang jarang kita sebut ini ternyata menyimpan cerita begitu panjang, dengan sejarah yang gegap gembita dan tentu saja, sejarah tentang murka sang Tambora, yang letusannya mengguncang dunia.

Ada satu bangunan yang begitu memukau mata saya. Bukan hanya karena bangunan tersebut memang nampak sangat tua, terlihat dari wujud dan desainnya, namun juga karena seluruh bangunan terbuat dari kayu. Itulah Istana Tua Dalam Loka. Sebuah saksi sejarah bangsa yang terlupa.

Berdiri kokoh di tengah Kota Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Istana Dalam loka merupakan saksi sejarah yang memperlihatkan kejayaan Kesultanan Sumbawa pada zamannya. Dibangun pada tahun 1885, pembangunan bangunan yang berarti istana tua ini diprakarsai Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III yang menjadi Sultan ke-16 dari Dinasti Dewa Dalam Bawa.

Berbentuk rumah panggung dengan luas bangunan 904 M2, Istana Dalam Loka terlihat sangat megah. Istana yang dibangun dengan bahan kayu ini memiliki filosofi “adat berenti ko syara, syara barenti ko kitabullah”, yang berarti semua aturan adat istiadat maupun nilai-nilai dalam sendi kehidupan tau Samawa (masyarakat Sumbawa) harus bersemangatkan pada syariat Islam. Lambang keislaman juga dapat dilihat pada kayu penyangga yang berjumlah 99 yang bila diartikan mempunyai kesamaan dengan nama-nama Allah.

Sejarah mencatat, keberadaan Kabupaten Sumbawa atau Tana Samawa ini mulai dikenal sejak zaman Dinasti Dewa Awan Kuning (1350-1389). Pada masa itu corak kerajaan masih bersifat hinduistis. Corak hindu pada Dinasti Dewa Awan Kuning berakhir pada masa kepemimpinan Raja Dewa Majaruwa. Raja Dewa Majaruwa memeluk Islam setelah kerajaan menjalin hubungan dengan kerajaan islam demak di Jawa sekitar tahun 1478-1597. Kemudian pada tahun 1623 kerajaan Dewa Awan Kuning ditaklukan oleh Kerajaan Goa sehingga kekuasaan Kerajaan Sumbawa pun berpindah pada Dinasti Dewa Dalam Bawa. Raja pertama begergelar Sultan Hanurasyid 1. Kerajaan ini berkuasa selama 3 abad di tanah Sumbawa. Dan sampai saat ini masih terdapat peninggalan kerajaan berupa rumah istana Sumbawa atau istana dalam loka.

Rumah istana Sumbawa atau Dalam Loka merupakan peninggalan bersejarah dari kerajaan yang berlokasi di kota Sumbawa Besar. Istana ini dibangun pada untuk menggantikan bangunan-bangunan istana yang telah dibangun di tanah tersebut sebelumnya karena telah lapuk dimakan usia bahkan hangus terbakar karena bubuk mesiu kerajaan yang meledak. Istana-istana itu diantaranya Istana Bala Balong, Istana Bala Sawo dan Istana Gunung Setia. Dalam Loka sendiri berasal dari dua kata yakni dalam yang berarti istana atau  rumah-rumah di dalam istana dan loka yang berarti dunia atau tempat. Jadi, Dalam Loka bermakna istana tempat tinggal raja.

Dibangun dengan sistem baji, bangunan ini memiliki tingkat kelenturan yang tinggi apabila terjadi gempa bumi. Pemilihan selatan sebagai arah hadap rumah pun memiliki makna tersendiri. Berdasar hukum arah mata angin, selatan dipercaya dapat memberikan suasana sejuk, tenteram, damai, dan nyaman. Tidak hanya itu, selatan pun bermakna menatap pada masa lalu yang bila diartikan pemimpin harus memiliki kebijaksanaan dan kearifan dalam menyikapi masa lalu yang bisa dibawa ke masa kini.

Awalnya, Istana Dalam Loka berfungsi sebagai kediaman raja. Fungsi itu berubah sejak dibangunnya istana baru pada tahun 1932. Kini, Dalam Loka berfungsi menjadi cagar budaya yang mengingatkan jika dahulu pernah berdiri Kesultanan Sumbawa yang pernah berjaya pada zamannya
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Anak Bangsa Berhasil Temukan 3 Inovasi Baru Soal Plastik Ramah Lingkungan
Anak Bangsa Berhasil Temukan 3 Inovasi Baru Soal Plastik Ramah Lingkungan
Kampanye kebersihan di Indonesia terus ditingkatkan tidak hanya tentang membuang sampah pada tempatnya, namun juga mulai menghindari penggunaan sampah plastik karena dianggap mencemari lingkungan. Sehingga mendorong anak-anak bangsa melalui komunitas yang peduli, melakukan deklarasi Indonesia bebas sampah 2020 yang dilakukan serentak pada 21 Februari yang lalu. Tidak hanya komunitas yang peduli
Kejadian-kejadian yang akan Mengguncang Pariwisata Dunia di 2016. Satu dari Indonesia
Kejadian-kejadian yang akan Mengguncang Pariwisata Dunia di 2016. Satu dari Indonesia
 Untuk para traveler, tahun 2016 menjanjikan rangkaikan kejadian-kejadian di seluruh dunia yang tak hanya menawarkan alasan sempurna untuk kembali berpetualang, namun juga akan mengubah cara kita berpetualang. Mulai dari Pilpres di AS hingga keriuhan Olimpiade Rio (Brazil), ada beberapa events yang akan membuat petualangan kita patut dikenang dan dirayakan...sampai akhir hayat. Inilah
Sentosa, Pekuburan Tionghoa Terluas di Asia Tenggara
Sentosa, Pekuburan Tionghoa Terluas di Asia Tenggara
Di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, di kota ini di setiap sudutnya selalu ada saja bangunan yang menjadi tempat ibadah penganut Kong Hu Cu ini, selain itu banyak pula ditemukan makam-makam orang Tionghoa yang tersebar di berbagai tempat, salah satu yang terkenal dan paling luas adalah Pemakaman Sentosa.
Hore! Pengamatan GMT Dapat Dukungan Koneksi Internet Kecepatan Tinggi
Hore! Pengamatan GMT Dapat Dukungan Koneksi Internet Kecepatan Tinggi
Gegap gempita pada fenomena alam langka berupa Gerhana Matahari Total (GMT) di Indonesia masih terus memanas. Tidak hanya wisatawan yang berbondong-bondong mempersiapkan diri untuk mengamati fenomena ini namun juga para peneliti dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia sendiri. Hal ternyata ini memberikan konsekuensi tersendiri dalam hal infrastruktur. Dipastikan, untuk keperluan pengamatan
Kota-kota Plat AG Bakal Punya Bandara?
Kota-kota Plat AG Bakal Punya Bandara?
Pembangunan insfratruktur transportasi masal terus berkembang di berbagai tempat di Indonesia. Bandara sebagai salah satu aspek penting dalam mobilitas masyarakat dengan waktu tempuh yang singkat menjadi sesuatu yang dipandang penting bagi beberapa kota strategis di Indonesia. Tidak terkecuali bagi wilayah eks Karesidenan Kediri yang direncanakan bakal memiliki bandara baru. Pembangunan bandar
Ini Dia Paguyuban Nama Asep se-Dunia
Ini Dia Paguyuban Nama Asep se-Dunia
Lahirnya Paguyuban Asep Dunia (PAD) ini muncul sejak tahun 2008 melalui jejaring sosial, digagas pertama kali oleh Asep Iwan Gunawan yang penasaran dan kemudian membuat sebuah group : "How Many Asep There Are in Facebook?".