Suara kendaraan yang melintasi ruas jalan Sangatta-Bontang, Kalimantan Timur, menghilang perlahan seiring langkah kaki meniti papan-papan kayu. Memasuki relung sisi terluar Taman Nasional Kutai nan eksotis, pengunjung bersiap-siap memeluk pohon ulin terbesar di dunia.

Wisata Alam Sangkima, nama tempat itu, sejatinya hutan hujan tropis dataran rendah. Lokasinya di Desa Sangkima, Kabupaten Kutai Timur, yang dapat ditempuh sekitar satu jam dari Kota Bontang. Ini tempat terasyik jika ingin "tenggelam" di hutan khas Kalimantan.

Satu papan berukuran besar menginformasikan garis besar area seluas 300 hektar ini. Pengunjung harus berjalan sejauh 800 meter menuju pohon ulin raksasa itu. Karena itu, pengunjung harus menyiapkan bekal air minum dan stamina cukup untuk melahap jalur treking. Satu lagi, hati-hati melangkah.

Papan-papan ulin berwarna hitam gelap yang disusun berjejer membentuk jalur yang aman dilewati. Pilihlah alas kaki yang sesuai mengingat papan-papan itu cukup licin karena diselimuti lumut. Perjalanan menyenangkan karena dinaungi rerimbunan pohon.

Serangga-serangga yang entah bersembunyi di mana menyajikan orkestra alam nan merdu. Ditambah gemerisik dedaunan, embusan angin, dan hawa segar, memaksa pengunjung sekali-sekali berhenti, sekadar merentangkan tangan, menghirup oksigen selega mungkin.

Setelah berjalan 250-an meter, terbentang jembatan gantung di atas sungai kecil. Saat melintas, pengunjung harus memastikan tangan memegang erat tali di kanan-kiri agar sukses meniti jembatan sepanjang 15 meter itu. Jembatan gantung ini juga menjadi tempat favorit untuk berfoto-foto.

Selesai melewati jembatan kayu ini, perjalanan bisa dilanjutkan. Pengunjung dapat menikmati hamparan hijau di sepanjang sungai kecil yang membelah hutan, hingga akhirnya tiba di ikon tempat wisata ini yang membuat orang terkesima, yakni satu pohon ulin yang menjulang 20 meter.

Inilah ulin (Eusideroxylon zwageri) terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Inilah kayu nomor satu yang paling diburu penjarah Taman Nasional Kutai. Kuat, tahan air, dan bentuknya yang lurus adalah syarat sempurna kayu, yang dapat dipenuhi ulin.

Beruntunglah pohon ini selamat dari penjarah ketika ditemukan pertama kali tahun 1993 oleh Sarjo, tenaga pengamanan hutan Taman Nasional Kutai yang sedang mendampingi peneliti asing. Inilah awal dibukanya Wisata Alam Sangkima, seluas 300-an hektar atau 0,1 persen dari luas Taman Nasional Kutai.

2130087peta-sangkima780x390

Ulin raksasa ini berdiameter 2,47 meter sehingga butuh 6-7 orang untuk memeluknya. Mengingat pertumbuhannya sangat lambat, diperkirakan ulin ini berumur 1.000 tahun. Karena faktor umur dan kemungkinan pernah tersambar petir, bagian atas ulin ini patah.

"Tidak ada yang tahu kapan bagian atasnya patah, juga berapa meter tinggi pohon itu. Tetapi, saya yakin, dulu tingginya bisa mencapai 40 meter," ujar Hernowo Supriyanto, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kutai Wilayah 1 Sangatta, Selasa (17/3).

Pohon ulin tumbuh di hutan hujan tropis dataran rendah, seperti Taman Nasional Kutai. Selain di Indonesia, ulin hanya ditemukan di beberapa negara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Ulin menjadi elemen penting penyusun rumah adat dan dermaga sandar kapal.

Penjarahan

Penebangan dan penjarahan masif dengan cepat menyusutkan jumlah ulin di Kalimantan. Harga ulin yang bisa tiga kali lipat kayu jati memang menggoda penjarah. Tak heran hampir setiap kali berpatroli, personel Taman Nasional Kutai selalu menemukan jarahan ulin.

Ulin yang diburu kini tidak lagi ulin berukuran besar. Karena itu, melihat pohon ulin raksasa ini masih berdiri dengan gagah, seperti menatap sepenggal keajaiban alam Kalimantan yang tersisa. Ulin itu selamat karena ada di kawasan wisata.

"Luar biasa, masih ada pohon sebesar ini," begitu komentar Widyo Baskoro (36), pengunjung, saat pertama melihatnya. Hampir empat tahun menetap di Balikpapan, ia akhirnya dapat melihat pohon raksasa itu.

Baskoro terbujuk ajakan teman yang pernah beberapa kali ke sana. Karyawan swasta ini mengambil cuti dua hari untuk piknik bersama istrinya, Sisca, dan anaknya, Thomas, yang berumur lima tahun. Bersama keluarga temannya, mereka berkendara naik mobil.

Dari Balikpapan dibutuhkan waktu 6-7 jam berkendara menuju Wisata Alam Sangkima. Karena itu, apabila berangkat dari Balikpapan, disarankan bermalam dulu di Samarinda atau Bontang agar tak kelelahan saat tiba di Sangkima.

Melelahkan tetapi menyenangkan menyusuri hutan ini. Thomas langsung lari meninggalkan kedua orangtuanya begitu menapak papan-papan ulin. Satu kali ia terpeleset dan terduduk, dan sekali tersungkur. Namun, ia tetap tertawa ceria.

Jalur treking 800 meter ini cukup menguras tenaga. Tiba di lokasi ulin raksasa, terasa lumayan. Namun, jika ingin tambahan tantangan, dapat mencoba jalur treking yang lebih panjang. Dari lokasi ulin, pengunjung tinggal berjalan lagi sejauh 3 kilometer. Di tengah rute, pengunjung akan menjumpai satu jembatan sling yang terentang 20-an meter di atas sungai. Cukup mendebarkan kala meniti jembatan ini.

Namun, ada "hadiah" kecil menanti untuk disinggahi sejenak, yakni tempat bernama Pemandian 7 Puteri. Namanya memang agak bombastis mengingat itu hanyalah semburan mata air yang, meskipun memang tujuh tingkat, tingginya tidak sampai semeter.

"Ada cerita unik tentang air itu. Seorang perempuan muda yang wajahnya berjerawat pernah mencuci muka atas anjuran kawannya. Sebulan kemudian, dia kembali ke Sangkima membawa nasi bungkus untuk teman-teman saya. Wajahnya sudah mulus," kata Hernowo.

Jika pengunjung beruntung, beberapa satwa eksotis mungkin terlihat dari kejauhan. Misalnya kancil, rusa, rangkong, elang bondol, musang, kukang, landak, ular kobra, sanca, dan tentu saja orangutan. Setidaknya suara orangutan biasanya terdengar.

Dengan tiket Rp 5.000 pada hari biasa dan Rp 10.000 pada akhir pekan, sepadan dengan apa yang didapat. "Jika sempat, saya pasti kembali lagi," ujar Baskoro.

Ya, di mana lagi menikmati hutan hujan tropis dengan "bonus" ulin raksasa?

sumber: kompas
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Sajian Istimewa dari Tanah Rempah
Sajian Istimewa dari Tanah Rempah
Sejak dahulu tanah Maluku terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Masyarakat Maluku bahkan pandai untuk memodifikasi atau meracik berbagai ragam kuliner mulai dari makanan hingga minuman dengan bahan dasar rempah. Ragam kuliner tersebut menghasilkan sajian istimewa nan khas yang mampu menggugah selera setiap orang yang mencicipinya.
''Wanita dan Perspektif Keamanan Pangan''
''Wanita dan Perspektif Keamanan Pangan''
Bojonegoro merupakan salah satu penghasil padi terbesar di Indonesia dengan luas pertanian dan perkebunan sekitar 77.263 Ha (35,58% dari total luas wilayah Kab. Bojonegoro). Walaupun seluas 41.213 Ha merupakan lahan kering, pada tahun 2012, Bojonegoro mampu memproduksi sebanyak 803.059,56 ton padi dan sekitar 318.264 ton hasil pertanian dan palawija lainnya, seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau.
Indonesia Peringkat ke-12 Dunia dengan Jumlah Sarjana Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) terbanyak
Indonesia Peringkat ke-12 Dunia dengan Jumlah Sarjana Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) terbanyak
Indonesia menempati urutan ke-12 dalam ranking persentasi sarjana di bidang Science, Technologi, Engineering, Mathematics (STEM) yang disusun oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development, OECD). OECD menyusun rangking 40 negara termaju di dunia berdasarkan persentasi sarjana di bidang STEM terhadap jumlah seluruh lulusan perguruan tinggi
Hebat, 3 Anak Bangsa ini Dapat Penghargaan di Inggris
Hebat, 3 Anak Bangsa ini Dapat Penghargaan di Inggris
Bangga, kabar penghargaan kembali diterima oleh anak-anak bangsa. Kali ini tiga tokoh Indonesia lulusan universitas di Inggris mendapatkan penghargaan sebagai lulusan Inggris terbaik dari pemerintah Inggris melalui British Council dalam Education UK Alumni Award 2016, Kamis malam waktu setempat.  Tiga tokoh tersebut adalah Betty Purwandari, Direktur Teknologi Informasi dari Universitas Indonesia,
Shaggydog, Satu-satunya Wakil Indonesia di Perhelatan Akbar SXSW 2016
Shaggydog, Satu-satunya Wakil Indonesia di Perhelatan Akbar SXSW 2016
Shaggydog, salah satu band ternama dari kota Yogyakarta dipastikan akan tampil di sebuah festival bertajuk The South by Southwest (SXSW) Music Conferences and Festival di bulan Maret 2016.SXSW sendiri merupakan sebuah perhelatan akbar insan musik dan dunia hiburan yang diselenggarakan setiap tahun di Austin, Texas, Amerika Serikat, dimana ada sekitar
Raksasa Internet Dunia Ini Ingin Bina 100.000 Developer Anak Bangsa
Raksasa Internet Dunia Ini Ingin Bina 100.000 Developer Anak Bangsa
Pengembangan aplikasi di era digital seperti saat ini menjadi sesuatu yang hampir menjadi kebutuhan. Bukan hanya untuk keperluan komersial namun juga keperluan-keperluan yang terkait dengan fasilitas umum juga akan membutuhkan aplikasi dan terknoneksi internet. Melihat peluang yang terbuka tersebut dan berusaha menjadi salah satu pihak yang berkontribusi untuk masyarakat, Google Indonesia