Sang Pembuka Jalan jangan Dilupakan..

Asian Way: Peranan Indonesia/ASEAN dalam reformasi Myanmar.

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah, MSc*

Sejak lama dunia memperhatikan sepak terjang junta militer Myanmar yang memerintah negaranya dengan keras menggunakan kekuatan militernya. Demonstrasi rakyatnya yang di ikkuti banyak biksu Budha juga di hadapi dengan kekerasan. Dalam banyak hal kejadian-kejadian di dalam negeri Myanmar mengingatkan kejadian-kejadian serupa di Indonesia ketika masih dibawah Jenderal Soeharto. Seluruh elemen pemimin bangsa ditingkat pusat sampai daerah di kuasai oleh militer dan dengan menggunakan kekuatan militer. Kelompok-kelompok yang menentang pemerintah di penjara tanpa alasan hukum jelas. Di Myanmar pemimpin pembangkang Au San Suu Kyi di penjara di rumahnya dan dihilangkan hak-hak politiknya. Pembunuhan terhadap para kelompok pembangkang juga sering terjadi.

Negara-negara barat sejak lama menginginkan pengucilan Myanmar karena telah melakukan pelanggaran HAM berat. Kritikan-kritikan dan ancaman embargo negara-negara barat itu seakan masuk telinga kiri keluar telinga kanan bagi junta militer Myanmar. Negara-negara barat pun mendesak ASEAN untuk berbuat lebih banyak untuk “memaksa” Myanmar – sebagai anggota ASEAN untuk lebih demokratis dan menghargai hak-hak rakyatnya.

Sejak dulu negara – negara anggota ASEAN terutama pada jaman Soeharto dan Mahatir Muhammad selalu menekankan cara-cara penyelesaian damai terhadap Myanmar atau yang sering di sebut sebagai “Asian Ways”, cara-cara Asia dalam menyelesaikan konflik, lebih mementingkan musyawarah, berdialog seperti keluarga daripada dengan cara-cara ancaman embargo misalnya. Para pemimpin ASEAN sudah lama terbukti berhasil menggunakan cara –cara Asia ini dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN.

Pada saat Indonesia menjadi ketua ASEAN, Indonesia berhasil “menaklukkan” hati para jenderal junta Militer Myanmar untuk melakukan demokrasi damai di negerinya. Beberapa kali pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat-pejabat Myanmar dilakukan, bahkan para pemimpin ASEAN setuju (meskipun melalui perdebatan serius) untuk memberikan kursi Ketua ASEAN kepada Myanmar pada tahun 2014 nanti. Dalam hal tersebut, para diplomat Indonesia sepertinya mati-matian berusaha agar Myanmar dapat secara mulus menjadi ketua ASEAN. Dan lihatlah hasilnya , Myanmar membebaskan Au San Suu Kyi dan menyelenggarakan pemilu. Myanmar secara perlahan membuka diri diharapkan akan menuju tahap-tahap demokrasi seperti yang terjadi di negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Cara-cara penyelesaian konflik “Asian Ways” ini memang bagi negara-negara barat dinilai lambat; namun di akui lebih ampuh dan mengena dibanding dengan cara-cara ancaman. Budaya dan nilai-nilai yang berlaku di negara-negara ASEAN sebagai budaya yang mementingkan kekeluargaan dan harmoni itu ternyata terbukti dapat berperan besar dalam menyelesaikan persoalan global. Budaya ASEAN yang tidak “high profile” itu lebih bisa diterima dengan kepala dingin. Para pemimpin ASEAN yang menggunakan cara-cara diplomatik Asian Ways lebih bisa diterima sebagai partner bukan sebagai lawan.

 Semoga kedepannya para pemimpin ASEAN dan para generasi baru pemimpin di negara-negara ASEAN dapat mempertahankan nilai-nilai luhur budaya ASEAN ini. Para generasi baru di negara-negara ASEAN harus lebih memahami sifat budayanya sendiri dan mempertahankannya dengan baik. Dengan cara-cara seperti ini di yakini bahwa kawasan ASEAN ini akan damai dan menjadi role model bagi negara-negara lain di bebeberapa kawasan dunia ini yang masih menggunakan cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan persoalan.

* Alumni University of London dan Universitas Airlangga Surabaya. Saat ini dosen STIE PERBANAS Surabaya

VN:F [1.9.13_1145]
Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
VN:F [1.9.13_1145]
Rating: +1 (from 1 vote)

Popularity: 1% [?]


About author
Comments
  1. Hijjaz

    3 / 21 / 2012 8:44 pm

    It’s very touching diplomacy!

    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 0 (from 0 votes)

    Reply

Nickname:

E-mail:

Homepage:

Your comment:

Add your comment