Indonesian Silicon Valley, kapankah?

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah, MSc*

Kita sudah mengenal pusat high tech Amerika Serikat yang disebut sebagai Silicon Valley yang terletak di California bagian utara. Daerah ini menjadi pusat dari banyak perusahaan besar skala global dalam bidang teknologi IT dan ratusan perusahaan kecil dibidang IT’ di tempat inilah munculnya inovasi yang mengagumkan dibidang IT terutama silicon chip; dan akhirnya menjadi icon pusat high – tech industri di AS dan dunia. Yang menarik disini adalah sebenarnya daerah California itu dulu adalah daerah yang tidak terlalu maju, akan tetapi dengan strategi dan kebijakan yang baik, maka daerah ini menjadi daya tarik yang bagus karena berdirinya industri2 high-tech itu.

Di India, di kota Bangalore juga disebut-sebut sebagai “the Indian Silicon Valley”, karena daerah ini juga dijadikan “hub of information technology” atau pusat industri IT di negeri itu. Daerah ini pertama kali di jadikan pusat industri elektronik oleh pemerintah pada tahun 1070an dan menjadi industrial park yang besar. Perlu diketahui bahwa di dunia industri IT global, para ilmuwan muda India sangat terkenal sebagai ilmuwan yang handal dibidang IT. Anak-anak muda India juga banyak yang menjadi milyuner di AS akibat menekuni keahlian mereka di bidang IT.

Di Jepang, di kota kecil bernama Kamiyama juga disebut-sebut akan menjadi Japan Silicon Valley; dengan perencanaan yang bagus maka daerah ini telah menarik minat perusahaan-perusahaan besar Jepang dibidang data system, atau IT untuk membuka perusahaan di Kamiyama. Salah satu daya tarik kota kecil ini adalah jaringan internet yang super cepat koneksinya. Anak-anak muda yang punya talenta di bidang IT dari Tokyo berduyun-duyun datang ke Kamiyama, membuka perusahaan IT. Mereka merasa senang berada di daerah Kamiyama ini karena daerah yang subur, alami, banyak hutan lindung, sejuk dan tidak ada polusi.

Yang menarik dari ketiga contoh diatas adalah, ketiga-tiganya dulunya adalah daerah yang tidak terlalu maju, tapi karena ada sinergi pemerintah daerah, pengusaha, ilmuwan, anak-anak muda maka ketiga daerah itu menjadi pusat perhatian banyak kalangan. Di AS misalnya supaya tidak terjadi ketimpangan perkembangan ekonomi antar negara bagian, maka negara bagian yang tidak terlalu kaya di fokuskan menjadi pusat-pusat pemerintahan atau swasta, misalkan dibangun pusat penelitian atau pendidikan dsb, yang pada akhirnya menjadikan daerah itu berkembang.

Kita di Indonesia memang mewarisi kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang diskriminatif. Misalnya penjajah Belanda mendirikan pusat-pusat pemerintahan, kantor-kantor usaha, pendidikan, pabrik-pabrik dsb hanya di pulau Jawa. Sedangkan luar pulau Jawa hanya di jadikan daerah tambang untuk kepentingan Belanda. Akibatnya, banyak saudara-saudara kita dari luar Jawa harus bersekolah dan mencari kerja di pulau Jawa (kondisi seperti ini masih terjadi sampai saat ini).

Saya bayangkan, ada suatu daerah kecil yang asri, jauh dari hiruk pikuk di luar Jawa, di targetkan oleh pemerintah pusat dan daerah yang berkerja sama dengan industri, perguruan tinggi menjadi daerah pusat industi IT –dimana ratusan perusahaan besar skala global dibidang IT, ratusan industri skala kecil di bidang IT didirikan, dan akan menarik anak-anak muda Indonesia yang pintar-pintar di bidang IT untuk menekuni bidang ini demi kejayaan bangsa. Ini bisa terjadi kalau pemerintah pusat dan daerah mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur termasuk jaringan koneksi internet yang cepat. Dengan cara itu pihak swasta akan tertarik untuk masuk, dan pada akhirnya kita punya “Indonesian Silicon Valley” yang akan menggoncangkan dunia. Mungkinkah? Saya optimis mungkin bisa terjadi.

___

*Alumni University of London,

Universitas Airlangga Surabaya,

Dosen di STIE PERBANAS Surabaya.

About author
Comments

No comments yet.

Be first to leave your comment!

Nickname:

E-mail:

Homepage:

Your comment:

Add your comment