Adik Maestro Sastra Indonesia mendapatkan Penghargaan dari Rusia

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Koesalah Soebagyo Toer, adik Pramoedya Ananta Toer, maestro sastrawan Indonesia kelahiran Blora 27 Januari 1935 ini, mendapatkan penghargaan dari Kedutaan Besar Rusia. Koesalah dianggap telah berjasa dalam dunia sastra khususnya bagi masyarakat Rusia karena telah mengabdikan hidupnya untuk menerjemahkan karya–karya sastra dari Rusia ke dalam Bahasa Indonesia.

Berbagai karya sastrawan Rusia telah ia terjemahkan seperti karya Anton P Chekhov, Nikolai Gogol, Leo Tolstoi, dan Mikhail Lermontov, yang seluruhnya sudah diterbitkan. Sedangkan beberapa karya terjemah yang belum terbit di antaranya karya dari Aleksandr Pushkin, Irvan Turgenyev, dan Leo Tolstoi.

Koesalah Soebagyo Toer (Foto: Ayu Sambong / Tempo)

Koesalah Soebagyo Toer (Foto: Ayu Sambong / Tempo)

“Ini menjadi kekayaan budaya dunia, salah satu karya penting bagi kami warga Rusia. Kepentingan kami memastikan karya ini akan diterbitkan di Indonesia. Kerjasama pemerintah Rusia di Indonesia,” kata Direktur Pusat Ilmu dan Kebudayaan Rusia Kedutaan Besar Rusia Glinkin Vitaly di kediaman Koesalah di Jalan Turi III, Beji, Depok, Selasa (20/10/2015).

Dalam pertemuan tersebut juga hadir Dosen Sastra Rusia yang berkebangsaan Rusia dan mengajar di Universitas Indonesia, Elena Vitaly. Elena mengapresiasi karya sastra yang sudah diterjemahkan oleh Koesalah.

“Buku–buku yang diterjemahkan Pak Koesalah itu jadi bacaan wajib di semua fakultas Sastra jurusan Liberal Arts di seluruh dunia, utamanya dunia barat dan Eropa. Di sekolah (Rusia) juga sudah wajib. Ini jadi sumbangan emas dan warisan kebudayaan dunia. Di dunia barat, dunia berperadaban modern sebagai karya klasik setara dengan karya William Shakespeare,” jelas Elena.

Elena akan membawa buku tersebut sebagai bahan panduan mengajar dan menerapkannya kepada mahasiswanya. “Akan saya bawa buku–buku ini ke kampus sebagai bahan ajar. Buku–buku ini sangat terkenal berisi tentang falsafah kehidupan manusia dan perspektif hidup,” ungkapnya.

Koesalah di usia senja hampir menginjak usia 81 tahun masih bersemangat menulis. Ia tetap bersemangat dan memiliki arti yang dalam tentang Rusia meskipun sempat dihalang–halangi di era Presiden Soeharto.

“Buku ini penting bagi orang Rusia untuk menghayati kehidupan. Penting bagi identitas mereka. Di Indonesia sejak tahun 1965 sejak rezim Soeharto, semua karya sastra Rusia dihalang-halangi dan ditutupi. Selama puluhan tahun tak mendengar itu. Saya translate hingga terbaca dan semua orang tau,” ujar Koesalah.

okezone.com

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ