Menghindari Brain-Drain

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah, MSc

Negeri Spanyol yang terkenal dengan para pemain sepak bola berkaliber dunia, saat ini perekonomiannya menurun tajam bersama-sama dengan beberapa Negara Eropa lainnya akibat krisis keuangan yang berkepanjangan. Demonstrasi dari rakyat yang marah terhadap cara pemerintahannya mengatur perekonomian negeri itu hampir tiap hari terlihat dimana-mana.

Akibat dari krisis keuangan ini, tingkat pengangguran Spanyol pada semester pertama 2013menurut Badan Statistik Nasional Spanyol atau Spanish National Institute of Statistics sudah mencapai 27,2%. Tingkat pengangguran yang tinggi ini membuat negeri Sepak Bola dan Tari Flamingo ini terus mengalami situasi ekonomi yang buruk. Tingkat hutang Negara juga terus meningkat. Menurut badan ini pada tahin 2007 sebelum adanya krisis keuangan, ada sekitar 1,9 juta orang –orang usia produktif menganggur di Spanyol. Angka tersebut sekarang naik menjadi 6,2 juta orang menganggur.

Banyak media di Eropa saat ini mengulas akibat krisis keuangan yang massive ini di Spanyol; salah satunyanya adalah krisis tersebut juga menghajar para orang pintar atau ilmuwan Spanyol. Akibat kebijakaan “Austerity” atau pengetatan anggaran, para ilmuwan ini tidak memperoleh dana yang cukup untuk berbuat lebih banyak demi kemajuan pengetahuan negeri. Bahkan gaji merekapun seret.

Lalu apa yang ditakutkan semua Negara dalam hal ini?—Brain Drain..! atau pelarian orang-orang pintar seperti para ilmuwan negeri ke Negara lain karena banyak alasan, misalnya tidak dihargai di negeri sendiri, tidak di gaji cukup, Negara tidak menyediakan anggaran yang cukup untuk research dsb; termasuk kondisi ekonomi yang buruk seperti di Spanyol itu. Para ilmuwan Spanyol itu (banyak yang usianya muda) pergi keluar negeri ke beberapa Negara di Eropa lainnya bahkan ke Amerika Latin untuk mencari perkekerjaan.

Kalau hal it uterus berlanjut, maka merupakan kerugian besar bagi Negara karena hilangnya asset penting berupa ilmuwan. Pembangunan Negara bisa terseok-seok jalannya. Kita bisa melihat kondisi sebaliknya di negeri China, banyak ilmuwan negeri ini yang dulu belajar di luar negeri sekarang kembali kenegaranya untuk mengabdikan ilmunya bagi kejamajuan Negara. Dan kita bisa melihat China sekarang menjadi Negara nomor dua terkaya di planet bumi kita ini.

Bagi kita di Indonesia, situasi di Spanyol haruslah menjadi pelajaran berharga, mengingat Indonesia sedang giat-giatnya membangun dan tanah tumpah darah kita ini juga memiliki banyak ilmuwan yang tangguh yang berhasil menemukan berbagai penemuan baru di pelbagai bidang. Kondisi itu kalau tidak diperlihara dengan baik, misalkan dengan mempertahankan atau meningkatkan kemajuan ekonomi yang pada akhirnya para ilmuwan itu bisa diberi penghargaan yang pantas, dana research yang cukup dsb, maka kita suatu saat bisa gigit jari karena banyak orang pintar kita lari keluar negeri dan mengabdikan ilmunya untuk orang lain.

Forum Diaspora yang di gagas beberapa kalangan akhir-akhir ini dengan mengadakan pertemuan di Washington dan Jakarta tahun lalu (kebetulan pendiri Good News From Indonesia ini  ikut hadir) adalah salah satu forum yang baik untuk mengidentifikasi para ilmuwan kita yang berserakan di Negara-negara lain agar mereka bisa menyumbangkan keahliannya bagi kejayaan bangsa. Semoga.

 

*

Alumni University of London,

Universitas Airlangga Surabaya.

Dan dosen di STIE PERBANAS Surabaya.

About author
Comments
  1. hanny sonyaruri

    6 / 23 / 2013 9:17 am

    Pembangunan mental cinta negeri, apapun yg terjadi inilah negeriku akan membuat ilmuwan ilmuwan handal tetap berkarya utk negeri tercinta Indonesia.
    Negeri kayaraya spt Indonesia seharusnya tidak kekurangan dana bagi research pengembangan ilmunya dan kelayakan kehidupannya.
    Genetika manusia Indonesia yg memang pandai, trampil dan handal hendaknya mampu ditunjukkan pd khasanah dunia keilmuan.

    Reply

  2. Qomi Nasionalis

    7 / 30 / 2013 12:20 am

    Guys, pemerintah belum bisa menghargai para ilmuan di negeri kita, itu faktanya. jumlah dana riset yg di gelontorkan pemerintah tetannga untuk kepentingan riset masih 3 kali lipat jumlahnya dibanding di negeri kita. itu artinya kita masih minim guys, masih belum begitu didukung dan dihargai usaha dan kinerjanya.

    Reply

Nickname:

E-mail:

Homepage:

Your comment:

Add your comment