Kontribusi Pelajar Indonesia di Jepang Untuk Indonesia

Tokyo – Bertempat di gedung utama kampus Tokyo Institute of Technology (Tokyo Tech), Sabtu (15/12), Persatuan Pelajar Indonesia menyelenggarakan seminar dan diskusi terbuka dengan tema “Solusi Penanganan Masalah Sampah di Indonesia”. Atase pendidikan KBRI Tokyo, M. Iqbal Djawad, PhD, mengawali seminar dengan menjelaskan pentingnya penguasaan sains dan teknologi dalam mengatasi permasalahan bangsa.

Seminar kemudian dilanjutkan dengan paparan pakar teknologi sampah Prof. Kunio Yoshikawa dari Tokyo Tech tentang inovasi teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Prof. Yoshikawa menekankan bahwa solusi masalah sampah di Indonesia dapat diatasi dengan penerapan teknologi yang tepat dan dukungan pemerintah serta masyarakat.

Sesi diskusi terbuka yang dipandu spesialis bahasa NHK, Rane Hafied dan asisten professor Pandji Prawisudha berlangsung seru. Peserta diskusi yang terbagi menjadi tiga kluster: teknologi, manajemen regulasi, dan sosial budaya, begitu aktif memberikan masukan terhadap terhadap draf solusi yang diajukan. Hasil akhir diskusi terbuka ini berupa modul terpadu yang siap digunakan untuk penanganan masalah sampah di Indonesia.

“Kita tidak harus menunggu pemerintah untuk menyelasaikan masalah sampah ini. Kita bisa memulai dari aktivitas komunitas seperti halnya Indonesia Mengajar atau Indonesia Berkebun.”, ujar Lukman, salah seorang peserta diskusi yang juga mengusulkan Gerakan Indonesia Mengolah Sampah (GIMS).

Seminar dan diskusi terbuka tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara Tokyo Tech Indonesian Commitment Award (TICA) 2012. TICA adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia Tokyo Tech (PPI Tokodai) sebagai bentuk kepedulian PPI Tokodai untuk turut berkontribusi terhadap kemajuan sains dan teknologi nasional bagi peningkatan kesejahteraan bangsa. TICA terdiri dari dua agenda besar yaitu kompetisi paper ilmiah untuk mahasiswa S1 serta seminar dan diskusi terbuka yang juga bersamaan dengan penganugerahan hadiah bagi para pemenang.

Ketiga pemenang yang diundang ke Tokyo untuk mempresentasikan paper ilmiahnya adalah Alfin Kurniawan (UKWMS), Kenny Lischer (UI) dan Vincentius E. Pradhana (ITS). “Rasanya seperti mimpi, bisa berkeliling kota Tokyo dan presentasi di depan profesor Tokyo Tech. Sungguh pengalaman yang tidak terlupakan.”, jawab Kenny, juara dua TICA 2012, saat ditanya kesannya.

Dalam wawancara dengan radio NHK seusai acara, ketua panitia TICA 2012, Nur Ahmadi, berharap hasil diskusi terbuka tersebut bisa ditindaklanjuti sebagai langkah nyata penanganan masalah sampah di Indonesia.

Ditulis oleh Nur Ahmadi
foto oleh Vektor Dewanto

About author

Farah Fitriani

a single young woman full of spirit in making a better Indonesia. an undergraduate student in Faculty of Law, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia who is now being an exchange student in Rikkyo University, Tokyo, Japan. english teacher and a lecturer's assistant at College of Business, Rikkyo University. you can contact her by mentioning @farafit in twitter or adding farahfitrianifaruq to have a little chitchat via GTalk.

View all posts by Farah Fitriani

Comments
  1. indo telematika education

    2 / 17 / 2013 12:57 pm

    bagi yang muda-muda, teruslah berkarya buat negara ini, jangan lihat ganjang ganjing politik negeri ini, tapi berbuatlah sesuatu yang membuat bangga berbangsa Indonesia, thanks

    Reply

Nickname:

E-mail:

Homepage:

Your comment:

Add your comment