Diplomat tanpa Gaji

11. March, 2012 MSN 1 comment

Diplomat tanpa Gaji (Nge-branding Indonesia part II)

Ketika membeli sebuah perangkat iPod, apa yang kita dapatkan? Setuju! Sebuah alat yang berdesign cantik, sleek, bersih, kualitas suara prima, teknologi tinggi, dan terbaik di kelasnya. Dan iPod pun adalah sebuah gambaran dari negara pembuatnya..Amerika Serikat. Mari kita sedikit melihat produk produk lain dari Amerika Serikat. Ada Ford, ada Levi’s, ada Coca-Cola, ada Harley Davidson, dan hmm…sepertinya terlalu banyak. Apapun isu-isu dunia yang berkembang yang terkait dengan Amerika, baik positif atau negatif, kita sedikit tidak bisa lari dari pengakuan bahwa AS adalah negara yang sangat maju dalam banyak bidang, dan itu tak lepas dari ‘diplomasi’ produk2nya yang menyebar ke setiap sudut dunia.

Mari kita melongok produk dari negara yang….tidak sebesar Amerika. Dan kebetulan adalah salah satu negeri favorit saya. Apa yang terlintas ketika kita melihat LG, Samsung, Hyundai, kartun Pororo ?  Kita patut akui kualitas produk produk itu, kita akui, bahwa lambat laut Korea mulai mengejar Jepang dalam banyak hal. Melihat mobil Hyundai, adalah melihat sebuah dinamisnya sebuah bangsa, semangat rakyatnya untuk terus mengejar ketertinggalan dari negara2 lain yang lebih dahulu maju, negeri yang rakyatnya berpakaian rapi, jalan-jalan yang bersih, banyak lagi.

Jerman tentu kita kenal dengan kualitas produk dan teknologinya yang mungkin banyak negara lain belum mampu mengejar. Apapun berlabel “Made in Germany” akan selalu dipandang tinggi. AS, Jepang, Korea, Jerman, adalah negara-negara yang mampu membangun nation branding-nya melalui produk2nya yang berkualitas dan terbukti digemari.

Malaysia, Singapura, dan Thailand, cukup terbantu dengan beberapa produknya yang , to some extent, mampu membangun asumsi positi bagi negerinya. Saya selalu merasa kasihan dengan para diplomat Malaysia di Indonesia, yang tentu sangat bekerja keras (dan belum tentu berhasil) dalam terus mengembalikan citra Malaysia dimata publik Indonesia. Itulah kenapa, daripada susah payah, mending Upin Ipin ditunjuk menjadi duta besar. Karena, sedikit banyak, serial kartun Upin Ipin adalah “wajah Malaysia sebenarnya”, dan mereka sudah membekas positif di benak banyak orang Indonesia.  Singapura dengan berbagai produk apparel komputer jaminan mutu. Thailand dengan Krating Daeng, Charoen Pophan-nya, adalah “diplomat-diplomat tak digaji” Thailand yang sukses membangun reputasi negaranya.

Bagaimana dengan Indonesia..?

Saya persilahkan para pembaca untuk menilai sendiri, karena saya yakin jawabannya pasti beragam. Namun saya punya pertanyaan mendasar..Kira-kira, kalau ada produk berlabel Made In Indonesia, brand asli Indonesia, dijual di negara lain, apakah yang terlintas dalam benak calon pembeli? Apakah dia jadi membeli atau tidak? Apapun jawaban anda, Indonesia mampu, dan s a n g a t  m a m p u   menciptakan diplomat-diplomat itu.

Tetap semangat

 

 

VN:F [1.9.13_1145]
Rating: 4.5/5 (2 votes cast)
VN:F [1.9.13_1145]
Rating: 0 (from 0 votes)
Diplomat tanpa Gaji, 4.5 out of 5 based on 2 ratings

Popularity: 2% [?]


About author
Comments
  1. Hijjaz

    3 / 11 / 2012 4:33 pm

    Let me share, I’ve just returned from Malaysia (KL) and Selangor two weeks ago and easily I can find Indonesia based product such as Mie Sedap in Seven Eleven. Even my Malay friends can recite the soundtract as aired on TV stations. Not to mention Indonesia cigarette (?). About Indonesia artist who modeled in commercial clip on Malay TV stations, I still can watch it for almost every hour replayed.
    And right about a year ago I was in Shinkansen from Tokyo to Niigata, the menu offered for sale my eyes caught on a cup of coffee (which is expensive definitely) labeled with “Merah-Putih” square at the corner and titled “The Best Upcoming Coffee is available from Indonesia”. For quality, they can compete.
    One more, when my friend shared her experience to attend our (student) organization congress in Mexico, she made transit in Germany and surprisingly she can easily find “cute” doll in duty free shop in the airport labeled “Made in Indonesia” even it’s famous brand. Once she arrived in Mexico, the same occur happened. Adidas Made in Indonesia sold with exclusive price for its high quality.
    Several turns I attended international program for students, I still can feel how they see us. In conclusion, ourselves (Indonesian) are also appropriately to show how Indonesia is. Beside our pride products :-D

    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 4.0/5 (1 vote cast)
    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 0 (from 0 votes)

    Reply

Nickname:

E-mail:

Homepage:

Your comment:

Add your comment