“Apapun, ini adalah produk nasional..”

29. February, 2012 MSN 3 comments

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah, MSc

Berita-berita tentang keberhasilan uji emisi mobil Esemka di Tangerang selalu muncul di media cetak maupun TV. Berita semacam itu mengharukan lebih-lebih ketika ribuan masyarakat Solo tua, muda maupun anak kecil menyambut gembira kedatangan mobil Esemka pada tanggal 28 Maret 2012 setelah menjalani uji emisi tersebut. Ada berita lain, mobil VW Beetle yang di design orang Indonesia bernama Chris Lesmana akan diluncurkan tahun 2013; produsen mobil dunia terkenal Lamborghini berencana menggunakan nama Pulau Madura sebagai mobil barunya; produk budi daya petani Batu Jawa Timur kentang granola menembus pasar Singapura; dan banyak lagi berita-berita semacam itu tentang bagaimana sebenarnya banyak produk-produk anak bangsa ini yang berhasil membawa nama bangsa.

Namun sayangnya berita seperti itu tidak memperoleh atensi yang besar dan luas dibandingkan dengan berita-berita negative selama ini tentang kasus korupsi Wisma Atlet dan di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, berita tentang blackberynya Angie Sondakh, berita tentang Miranda Goeltom masih pergi ke pesta kelompok socialita, berita tentang arloji rolex para anggota DPR yang harganya ratusan juta, atau berita perebutan lahan yang berdarah darah antara penduduk lokal dengan perusahaan pemilik modal besar, serta berita-berita pembunuhan yang dilakukan kelompok preman di Jakarta dsb.

Sebenarnya ada baiknya seluruh lapisa anak bangsa ini tanpa reserve mendukung apapun hasil karya putra-putri terbaik negeri ini; karena ini merupakan motivasi penting bagi yang lain untuk selalu berusaha berbuat sesuatu untuk menjunjung nama bangsa ini di kancah pertarungan persaingan global. Tidak menjadi masalah manakala ada yang berfikir dan berpendapat kritis tentang misalnya mutu produk mobil Esemka, juga tentang apa ada pelayanan purna jualnya, atau tentang laku tidaknya di pasaran nanti, atau apakah mobil itu mirip mobil Cina atau tidak dsb – karena negeri ini adalah negeri demokratis yang semua orang punya hak berpendapat. Namun – sebagai bangsa kita juga harus menyadari bahwa kepentingan nasional itu adalah segala-galanya. Kritikan-kritikan seperti itu pada produk buatan dalam negeri harus di sertai dengan sumbangan pendapat yang posisitf demi perbaikan kedepannya produk-produk dalam negeri itu. Harus disadari bahwa produk seperti itu hanyalah langkah awal bangsa ini menuju kejayaannya.

Kalau kita pakai contoh Jepang, dulu negeri ini porak poranda setelah kalah perang pada tahun 1945; banyak orang miskin, pengangguran, anak-anak tidak sekolah, segala penyakit muncul dsb. Namun pemerintah dan rakyatnya sepakat untuk bangkit dengan cara salah satunya membuat produk-produk asli buatan anak-anak negerinya. Akan halnya seperti di negeri ini, di Jepang dan diluar Jepang kala itu juga banyak kritikan akan jeleknya kualitas buatan dalam negeri; malahan di tahun 70 an produk-produk Jepang itu banyak mendapat kritikan sebagai “mobil dari plastic”, “paling-paling bertahan hanya dalam waktu lima tahun” dsb.

Namun di dalam negeri adaya upaya yang besar dan tangguh seakan-akan tidak perduli dengan cemoohan2 orang lain melakukan perbaikan-perbaikan besar di bidang apapun, teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia. Lembaga-lembaga penelitian di Perguruan Tinggi mereka berlomba-lomba menciptakan inovasi baru. Hasilnya bisa kita lihat sekarang, produk mereka merajai dunia. Keberhasilan Jepang seperti itu juga di iikuti oleh Korea Selatan dan China yang mengerahkan seluruh potensinya untuk bisa berhasil muncul dan pemenang di pertarungan global.

Kembali ke pembicaraan awal, jadi marilah kita sadar bahwa anak-anak bangsa yang memiliki ketrampilan yang dahsyat itu tidak memerlukan pujian berlebihan, namun sebaliknya juga tidak memerlukan kritikan-kritikan yang tidak membangun dan bahkan meragukan akan kemampuan karyanya. Yang diperlukan bangsa ini adalah bekerja, bekerja bersama-sama saling membantu dan memotivasi karya anak bangsa untuk perbaikan kedepannya dan untuk mengharumkan nama bangsa. Kalu kita belum-belum sudah men – discourage upaya-upaya anak bangsa ini, lalu kapan kita menjadi pemenang di persaingan global ini ?

 *Alumni University of London dan Universitas Airlangga Surabaya, sekarang sebagai dosen STIE PERBANAS Surabaya.

VN:F [1.9.13_1145]
Rating: 5.0/5 (3 votes cast)
VN:F [1.9.13_1145]
Rating: +4 (from 4 votes)
"Apapun, ini adalah produk nasional..", 5.0 out of 5 based on 3 ratings

Popularity: 3% [?]


About author
Comments
  1. ar

    3 / 1 / 2012 8:13 am

    indonesia pasti bisa :)

    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: +1 (from 1 vote)

    Reply

  2. Fian

    3 / 11 / 2012 9:52 pm

    Memangnya esemka sudah lulus uji emisi?

    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
    VA:F [1.9.13_1145]
    Rating: 0 (from 0 votes)

    Reply

    • Adjie

      3 / 21 / 2012 8:24 am

      Semoga pemerintah tidak menerapkan standard ganda, lihat saja betapa banyak mobil I***u Panther yang melenggang di jalanan, asapnya keruh … kok tidak pernah dipermasalahkan?

      VA:F [1.9.13_1145]
      Rating: 0.0/5 (0 votes cast)
      VA:F [1.9.13_1145]
      Rating: 0 (from 0 votes)

      Reply

Nickname:

E-mail:

Homepage:

Your comment:

Add your comment