Aplikasi digital sekarang ini tak lagi hanya digunakan untuk belanja online atau mengakses informasi seperti biasanya. Beragam aplikasi "kekinian" pun sudah banyak bertebaran, termasuk untuk aplikasi di bidang kependudukan.

Kentongan, misalnya. Nama aplikasi ini merujuk pada alat komunikasi tradisional, biasanya berbahan bambu atau kayu berlubang, yang dipukul dengan ketukan tertentu untuk ragam informasi. Kentongan berupaya menghidupkan kembali komunitas terkecil masyarakat, rukun tetangga (RT).

Aplikasi kentongan di sebuah acara/metrotvnews.com

"Melalui aplikasi inilah saya dapat membantu warga memudahkan aktivitas di lingkup RT," kata Alfian Tinangon, pembuat aplikasi Kentongan.

Aplikasi buatannya itu, pada tahun 2015 berhasil memenangi kompetisi Hackathon yang digelar Telkom Indonesia bersama Komunitas Code4Nation. Dengan aplikasi tersebut, warga dapat menyebarkan informasi mulai jadwal kerja bakti hingga wajib lapor bagi tamu yang menginap 2x24 jam. Semua dilakukan cukup memakai smartphone.

"Warga juga dapat memantau uang kas RT secara transparan," imbuh Alfian.

Direktur Utama Telkom Indonesia, Alex J Sinaga mengungkapkan, Telkom secara penuh mendukung kreatifitas anak bangsa termasuk mengupayakannya untuk bersaing di pasar komersil.

"Selama sepuluh tahun kami mendukung perkembangan industri kreatif digital di Indonesia. Tidak hanya sebagai kuali yang menyatukan antara asam dan garam saja, tetapi juga turut mendukung hingga masuk ke pasar komersial," kata Alex.

Aplikasi terkait kependudukan lainnya juga datang dari Kota Bandung, Jawa Barat. Lewat program Indigo Incubator 2014 yang di inisiasi oleh Telkom Indonesia, aplikasi yang diberi nama "Pannic Button" ini menyediakan layanan bantuan otomatis untuk bantuan darurat. Cukup tekan tombol SOS dilayar ponsel Android atau iOS yang sudah terinstal aplikasi Pannic Button, bantuan kepolisian, pemadam kebakaran, rumah sakit, dan beberapa instansi darurat lain bisa terhubungi.

"Pannic Button telah digunakan masyarakat Kota Bandung," ungkap si pembuat aplikasi, Muhammad Ikramullah.

Selain sebagai ajang unjuk kreatifitas di dunia digital, Indigo juga merupakan wadah pembinaan startup untuk membangun para digitalpreneur di Indonesia.


Gambar utama : mytrendyphone.com

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook
READ NEXT
BACK TO TOP