Seniman Jogja dibalik syal Louis Vuitton
Karya-karya Eko Nugroho banyak dipengaruhi budaya dan lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, tak jarang komentar akan situasi sosial politik terkini muncul dalam lukisan, karya bordir, mural, drawing, patung maupun instalasinya.
"Scarf Louis Vuitton bernuansa Indonesia" | foto Detik.com
Karya Eko Nugroho "Republik Tropis" atau dalam versi Louis Vuitton disebut “Tropical Giant Square” bersama dua seniman lainnya, Eine dari Inggris dengan “Neo Giant Square” dan El Seed dari Tunisia “Calligraphy Giant Square” diluncurkan sebagai koleksi scarf Louis Vuitton untuk musim gugur dan dingin 2013.
Ide "Republik Tropis" menurut Eko Nugroho diperoleh dari konsep karyanya selama ini yang mengangkat isu-isu sosial yang ada di Indonesia. Ia menggabungkan unsur Indonesia dari barat sampai timur, utara sampai selatan, keragaman hayati dan budaya lewat berbagai warna dalam satu komposisi tersebut. Ada Borobudur di belakang motif tersebut, juga ide gunungan dengan kerucut-kerucut di sekitar gambar utama.
"Republik Tropis" karya Eko | foto Budiafriyan.net
Sebelumnya, Eko Nugroho juga menampilkan mural di Lyon Biennal, Prancis (2009). Eko Nugroho telah berpameran tunggal di Singapura Tyler Print Institute (2013), Musée d’Art Moderne de la Ville de Paris, Prancis (2012), Art Gallery of South Australia (2011) dan Artoteek, The Hague, Belanda (2005).
Tahun 2015 lalu, Eko Nugroho telah menampilkan karya instalasinya di Art Gallery of South Australia untuk OzAsia Festival serta menjadi salah satu seniman Indonesia terpilih dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015, pameran buku berskala internasional yang terbesar dan tertua, di mana Indonesia menjadi tamu kehormatan.
Dari Berbagai Sumber
(VOA | Merahputih.com |
