Indonesia sejatinya punya banyak tokoh fenomenal yang cemerlang di mata masyarakat internasional, meski kadang tenggelam dan sedikit dibenci bahkan dipenjara di negerinya sendiri, layaknya potret sang nabi. 

Indonesia Pernah memiliki sastrawan ternama. Seorang pujangga kelahiran Blora, Jawa Tengah 6 Februari 1925 silam ini adalah penerima sejumlah penghargaan sastra bertaraf dunia.

sebelum beliau wafat 30 April 2006 silam,  Pria bersahaja ini pernah menerima The PEN Freedom-to-write Award pada 1988, Nobel Prize for Literature nomination dan Ramon Magsaysay pada 1995, Honorary Doctoral Degree from University of MichiganAnn Arbor pada 1999, Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres Republic of France dan Fukuoka Asian Culture Grand Prize, Fukuoka, Japan, pada 2000, The Norwegian Authours Union pada 2004, dan sederet penghargaan internasional lainnya.

Pria Bersahaja yang berasal dari Blora ini, bernama Pramoedya Ananta Toer.

Pram saat mendapat gelar Kehormatan Doctor of Humane Letter, Michigan 1999 (foto).

Puluhan karya berkualitas memang dihasilkan oleh eks tahanan politik (tapol) pada masa orde baru ini. Tetralogi Pulau Buru (Bumi ManusiaJejak Langkah,Anak Semua Bangsa, dan Rumah Kaca) dan 200 lebih karyanya sudah diterjemahkan ke dalam 40 lebih bahasa di dunia.

Belum lagi karya-karya sastra lain, baik fiksi maupun nonfiksi, yang banyak dicari para pemuja sastra di tanah air maupun di luar negeri.

Tulisan-tulisan Pram juga lekat dengan nuansa realis yang membawa pembaca ke alam lain atau dipertontonkan sebuah detil cerita layaknya sebuah film. Hal ini diakui Pram, terinspirasi dengan karya-karya John Steinbeck, penulis Amerika peraih Nobel Sastra Tahun 1962 dan Maxim Gorky (1868-1936), sastrawan terkemuka dari Rusia.

Kemahiran Pram dalam meramu bahasa dan menganyam frasa, memang tidak lepas dari kegemarannya membaca serta menerjemahkan karya-karya penulis terkemuka. Tentu dengan memanfaatkan kemampuannya dalam beberapa bahasa asing. Tak heran jika pada awal karirnya Pram sempat menjadi “kurir sastra”.


Sumber: http://news.okezone.com/read/2010/06/14/337/342905/pramoedya-kurir-sastra-dari-blora-yang-mendunia Sumber Gambar: In-Docs.org

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
1 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Inilah 7 Tempat Diving Terbaik di Indonesia
Inilah 7 Tempat Diving Terbaik di Indonesia
 Indonesia adalah rumah bagi beberapa tempat menyelam terbaik di dunia. Dengan perairan yang berkilau, suhu yang hangat, kehidupan laut yang bervariasi, para penyelam dari penjuru
Pesona Pulau Rumberpon serpihan Syurga di Papua Barat.
Pesona Pulau Rumberpon serpihan Syurga di Papua Barat.
Berbicara parawisata Papua memang tak akan pernah ada habisnya, Papua benar seperti kata orang-orang: Surga kecil yang jatuh ke Bumi.Jika Raja Ampat merupakan salah
Perlu waktu 4 tahun, pelabuhan atas laut ini selesai juga
Perlu waktu 4 tahun, pelabuhan atas laut ini selesai juga
Pengembangan fisik pelabuhan di atas laut bernama Pelabuhan Kalibaru, atau New Priok Container Terminal 1 di Jakarta Utara sudah rampung 100%.New Priok Container Terminal
Kapal Pesiar Bakal Mudah Bersandar di Indonesia
Kapal Pesiar Bakal Mudah Bersandar di Indonesia
Berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing ke Indonesia terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memberikan kemudahan perizinan kapal pesiar yang ingin melakukan kunjungan
Dua Perusahaan Negara Bersinergi Wujudkan BUMN yang Unggul
Dua Perusahaan Negara Bersinergi Wujudkan BUMN yang Unggul
Dunia teknologi informasi memungkinkan perusahaan melakukan optimalisasi keunggulan. Sebab teknologi tersebut tidak hanya untuk manajemen tetapi juga dapat digunakan sebagai strategi perusahaan kedepan. Paham
Ini Dia 14 Perusahaan Digital Yang Wakili Indonesia Dalam Ajang CeBIT 2016 di Jerman
Ini Dia 14 Perusahaan Digital Yang Wakili Indonesia Dalam Ajang CeBIT 2016 di Jerman
Perusahaan digital asal Indonesia mulai mendapatkan tempat untuk tampil di muka internasional. Berdasarkan rilis yang diterima GNFI, kali ini 14 perusahaan digital anak bangsa