by Akhyari Hananto

Hari ini, 100 tahun lalu lahirlah salah seorang putra bangsa yang kelak begitu dikenang akan kegigihan, keberanian, kecerdasan, kerelijiusan, sekaligus kebersahajannya. Tak akan hilang dari benak kita betapa beliau berkeliling desa dan hutan di dalam sakit paru-parunya yang parah,  serta terus memimpin perjuangan perang fisik melawan Belanda. 

Kini, 100 tahun sejak kelahiran beliau, ada baiknya kita kembali membuka lembaran-lembaran sejarah dan memaknai perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan segala perjalanan hidupnya yang begitu berhasaja, namun penuh dengan kebesaran moral yang layak kita kagumi. 

Seorang Aktifis Muhammadiyah di Cilacap

Dikenal sebagai salah satu pahlawan Indonesia, jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar Soedirman menurut Ejaan Soewandi dibaca Sudirman, Ia  lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem. Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo setelah diadopsi. Ketika Sudirman pindah ke Cilacap di tahun 1916, ia bergabung dengan organisasi Islam Muhammadiyah dan menjadi siswa yang rajin serta aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.


Rumah dinas Soedirman di Yogyakarta; saat ini menjadi Museum Sasmitaloka.

Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam Islam menjadikan ia dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal.

 

 Kehidupan Ketentaraan Jend Soedirman

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI).

Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.


Markas TKR pertama, terletak di Gondokusuman, Yogyakarta; saat ini menjadi Museum Dharma Wiratama.

Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.

Soedirman 1946


Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.

Sudirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat.

Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.

Hampir Dibunuh Jepang

Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya.

Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.


Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel.


Pelantikan Soedirman di Istana Negara.

Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, tapi karena prestasinya.

Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa.

Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.


Rumah Sakit Umum Panti Rapih (difoto sekitar tahun 1956) tempat Soedirman dirawat karena tuberkulosis.

Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.

Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan.

Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.

Melakukan Perang Gerilya
Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada.




Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung, tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas, ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.


Tak Lama Mengenyam Kemerdekaan Indonesia


Jenazah Soedirman disemayamkan di rumahnya di Yogyakarta

Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi, ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun. Pada tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

Sumber-sumber : Biografiku.com | Foto : Wikipedia

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Perhelatan Musik International Java Jazz 2016 Mengangkat Tema Exploring Indonesia
Perhelatan Musik International Java Jazz 2016 Mengangkat Tema Exploring Indonesia
Java Jazz adalah sebuah acara Musik International yang secara brandnya sudah cukup terkenal.Setiap tahunnya acara Java Jazz selalu ada yang Menarik, selain Musisi - musisi dunia yang akan tampil di acara ini, adalagi hal yang paling menarik di acara ini. yaitu bungkus kemasan acaranya yang disebut dengan Tema Acara.Di tahun
Lewat Hijab, Indonesia Tampil di Ajang Fesyen Internasional
Lewat Hijab, Indonesia Tampil di Ajang Fesyen Internasional
Indonesia yang dikenal sebagai negara yang toleran dan memiliki pandangan global saat ini dianggap sebagai negara yang banyak turut mewarnai dunia. Sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak dunia, muslim Indonesia kerap menjadi panutan dunia dalam berbagai hal. Tidak terkecuali dalam hal fesyen, utamanya fesyen hijab.  Sekali lagi, anak bangsa Indonesia mendapatkan
Ini Dia Aplikasi-Aplikasi Andalan Anak Bangsa (I)
Ini Dia Aplikasi-Aplikasi Andalan Anak Bangsa (I)
Aplikasi digital telah menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berkat aplikasi juga, berbagai kebutuhan menjadi lebih mudah dan ringkas. Indonesia yang saat ini sedang mengalami bonus demografi dengan jumlah penduduk produktifnya mulai memuncak, membutuhkan inovasi-inovasi baru yang mampu memaksimalkan potensi demografi tersebut. Salah satunya adalah dengan optimaliasi ekosistem
Potensi Kontribusi UKM Tinggi, UKM E-commerce Makin Digarap
Potensi Kontribusi UKM Tinggi, UKM E-commerce Makin Digarap
Saat ini, Menteri Komunikasi dan Informatika akan fokus menggarap pengembangan perdagangan dan transaksi elektronik (e-commerce) pada usaha kecil dan menengah (UKM). "Kita fokus garap UKM, karena potensinya besar," kata Menkominfo Rudiantara di Jakarta, Senin, seusai konferensi pers Indonesia E-Commerce Summit and Expo (IESE).
Heera SKV: Dalam Hidup Selalu Ada yang Bisa Disyukuri
Heera SKV: Dalam Hidup Selalu Ada yang Bisa Disyukuri
Menjadi perempuan bukan alasan untuk tidak berkarya dan berdaya. Itulah prinsip dari Heera SKV, seorang entrepreneur muda yang sukses menjadi Owner & CEO Bursa Sajadah dalam 7 tahun terakhir.Sebagai generasi ke-dua, Heera, begitu ia biasa disapa, membawa Bursa Sajadah sebagai pusat oleh-oleh dan perlengkapan haji/umroh dengan konsep one-stop shopping pertama di Indonesia. Di bawah
Restoran di Bali Ini Masuk Dalam Daftar 50 Restoran Terbaik Se-Asia
Restoran di Bali Ini Masuk Dalam Daftar 50 Restoran Terbaik Se-Asia
Membuka usaha kuliner khususnya dengan konsep restoran tidak pernah mudah. Selain persaingan yang sangat tinggi, setiap restoran juga dituntut mampu untuk memberikan suasana dan kesan baik bagi pelanggan. Upaya yang dilakukan untuk menarik pelanggan tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas dan menjaga layanan agar tetap baik. Beberapa lembaga penilaian restoran tingkat