Pulau Rinca adalah salah satu pulau yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Pulau ini tidak hanya memiliki panorama alam yang masih alami namun juga menyimpan misteri tentang naga hidup yang hanya ada satu-satunya di dunia. Pulau yang secara administrasi termasuk dalam Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur merupakan habitat asli bagi spesies Komodo Dragon (Varanus Komodoensis). Luas Pulau rinca mencapai 25 ribu hektar dan di dalamnya terdapat sekitar 2.800 ekor komodo yang diperhatikan keberlangsungan hidupnya. Bahkan lebih dari itu, di Pulau Rinca juga banyak ditemukan hewan lainnya, seperti kerbau, babi, rusa, dan burung endemik Indonesia Timur seperti maleo. [caption id="attachment_22249" align="aligncenter" width="1024"] Loh Buaya tampak dari Ketinggian Pulau Rinca (Foto: Bagus DR / GNFI)[/caption] Di Taman Nasional Komodo, selain Pulau Komodo, Pulau Rinca juga menjadi destinasi wisata utama bagi wisatawan, khususnya wisatawan yang datang ke Labuan Bajo. Labuan Bajo kini berkembang pesat menjadi pelabuhan yang siap mengantarkan wisatawan menjelajahi Kepulauan Nusa Tenggara. Waktu yang dibutuhkan untuk berangkat dari Labuan Bajo sampai ke Pulau Rinca membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan laut. Pintu masuk dari wilayah konservasi Komodo di Pulau Rinca harus melalui teluk yang terselimuti oleh pohon-pohon bakau. Seakan menyimpan misteri, pulau ini tidak ingin tampak dari luar. Selamat datang di Loh Buaya. [caption id="attachment_22244" align="aligncenter" width="1024"] Pintu Masuk Loh Buaya, Pulau Rinca (Foto: Bagus DR / GNFI)[/caption] Terhitung dari pintu masuk para wisatawan harus menapaki jalan yang sedikit lebih tinggi dari tanah disekitarnya. Jalan tersebut merupakan jalur aman yang terhindar dari pasangnya laut yang ternyata memang bisa mencapai ketinggian sekitar 30 centimeter. Meski Pulau Rinca terbilang pulau yang tandus, pulau ini ternyata menawarkan beberapa paket petualangan, mulai dari long track, medium track, dan short track. Jalur long track menempuh jarak 6 km, menghabiskan waktu sekitar 2 jam treking dan hiking, sementara untuk yang medium track menempuh jarak 3 km dengan estimasi waktu sekitar 1,5 jam, dan short track 2 km saja dalam waktu setengah jam. Di perjalanan, wisatawan dapat melihat ekosistem komodo secara langsung. Bahkan bila beruntung akan bisa melihat bagaimana komodo berburu dan memangsa buruannya. [caption id="attachment_22246" align="aligncenter" width="1024"] Hamparan tanah yang akan terendam ketika laut pasang di Pulau Rinca (Foto: Bagus DR / GNFI)[/caption] Menurut para ranger setempat, jumlah populasi komodo di Pulau Rinca masih sangat baik. Meski dibiarkan secara alami, 'naga' tersebut dapat berkembang biak dengan baik dan jumlahnya stabil. Selain karena populasi mangsa komodo tetap tinggi, juga karena Pulau Rinca relatif cukup terpencil yang menyebabkan sedikitnya pemburu liar. Selama perjalanan, para wisatawan akan didampingi oleh para ranger sesuai dengan trek yang dipilih yang salah satunya menuju titik tertinggi Pulau Rinca yakni di Bukit Ora. Ketinggiannya sekitar 670 meter di atas permukaan laut, dari sinilah wisatawan dapat memandang keindahan Pulau Rinca dan penampakan teluk dimana para pengunjung datang ke Loh Buaya. [caption id="attachment_22247" align="aligncenter" width="1024"] Komodo Muda yang memangsa bangkai Kerbau di kubangan (Foto: Bagus DR / GNFI)[/caption] Pulau Rinca kini telah menjadi salah satu destinasi utama bila wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Menurut ranger setempat, lokasi ini ramai ketika musim-musim liburan seperti Juni sampai dengan Agustus. Wisatawan Eropa maupun Amerika juga tercatat banyak yang datang ke lokasi ini di musim-musim panas. Soal kebersihan, Taman Nasional Komodo memang sangat disiplin. Selain melarang adanya rokok saat melintasi trek, wisatawan juga dilarang untuk membuang sampah. Sebab dikhawatirkan akan menarik perhatian Komodo di sekitar pemukiman atau pondokan.
0 Komentar
Tambahkan komentar Anda...