Hadapi MEA, Bali andalkan Ciri Khasnya

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Di era pasar bebas seperti saat ini, persaingan menjadi sangat ketat. Apalagi dibidang pariwisata, bila tidak memiliki kekuatan dan ciri khas yang kuat bisa jadi Indonesia akan mengalami sepi wisatawan karena kalah dengan negara-negara tetangga di ASEAN.

Menanggapi tantangan yang dihadapi Bali dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace mengatakan bahwa sumber daya manusia, budaya, dan alam Bali adalah tiga hal yang tak terpisahkan. Memang sampai saat ini wisata budaya yang telah menjadi ciri khas pariwisata Bali.

Tari Kecak di Uluwatu (Foto: Rollan Budi / Wikipedia)

Tari Kecak di Uluwatu (Foto: Rollan Budi / Wikipedia)

“Alam dan budaya Bali berkembang bersamaan dengan manusianya. Ini yang menjadi kekuatan kita,” kata Cok Ace kepada seperti dikutip dari Republika.co.id.

Menurutnya masalah yang dihadapi oleh Bali adalah pemerataan kunjungan para turis ke berbagai tempat. Sebab sampai saat ini pemerataan kesejahteraan untuk masyarakat lokal belum tercipta karena wisatawan masih terpusat di daerah Bali Selatan seperti Tanah Lot, Ubud dan Uluwatu. Padahal obyek-obyek wisata budaya lainnya masih dapat dikembangkan dan harus diperhatikan.

Salah satu andalan wisata budaya di Bali adalah Tanah Lot. Data Badan Daya Tarik Wisata (BDTW) Tanah Lot menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik ke pura ini pada tahun 2015 telah mencapai 3,179 juta orang. Manager BDTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana mengatakan angka ini meningkat 1,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

“Porsi antara wisatawan domestik dan mancanegara hampir sama, perbandingannya 53,78 dan 46,22 persen” ungkapnya.

Tanah Lot memiliki sejumlah obyek wisata budaya, khususnya pura. Beberapa pura yang disucikan antara lain Pura Tanah Lot dan Pura Batu Bolong. Pura-pura ini menjadi tempat ibadah masyarakat Hindu Bali disebut odalan yang diperingati setiap 210 hari sekali. Biasanya harinya berdekatan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan.

sumber: Republika

 
1 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ