Reaktor Nuklir Pertama di Indonesia Capai Umur Emas

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
1 replies

Pembangkit listrik tenaga listrik memang sampai saat ini masih menuai perdebatan panjang. Namun hal tersbut tidak berarti menghambat proses studi dan penelitian terkait energi nuklir. Indonesia bahkan memiliki sebuah instalasi reaktor yang sudah beroperasi sejak tahun 1965.

Reaktor Nuklir bernama Training Research Isotope Production by General Atomic (TRIGA) tersebut terletak di Bandung dan merupakan reaktor pertama di Indonesia yang kemarin genap berusia 50 tahun. Reaktor yang juga populer di banyak negara termasuk di daerah ASEAN seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand tersebut dimanfaatkan sebagai media penelitian.

Reaktor TRIGA

Reaktor TRIGA

“Reaktor Triga merupakan reaktor pertama di Indonesia, diresmikan Desember 1965, dan hari ini (02/12/2015) genap berusia 50 tahun,” kata Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Badan Atom Nasional (BATAN) Dr. Efrizon Umar di Bandung.

Ulang Tahun Emas dari reaktor yang diresmikan oleh Presiden RI, Soekarno 50 tahun lalu itu dirayakan di Kompleks BATAN, Kota Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung. Perayaan ini melibatkan sejumlah pakar, dosen, mahasiswa dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

Reaktor TRIGA yang kini bernama Reaktor TRIGA 2000 adalah salah satu instalasi vital di Kota Bandung. Angka 2000 menunjukkan bahwa kapasitas daya reaktor maksimal saat ini telah mencapai 2.000 kW.

Pada saat peresmian Reaktor Triga pada 1965, Presiden Soekarno menyampaikan pernyataan berisi “Indoneia sudah memasuki era atom, dengan penguasaan teknologi atom maka Indonesia sudah siap memasuki era modern”.

“Awalnya saat diresmikan Reaktor Triga berkapasitas 250 KW kemudian di-upgrade pada 1981 menjadi 1.000 KW dan terakhir di-uprade pada 1996 menjadi 2.000 KW. Selain di Bandung, BATAN juga punya reaktor di Yogyakarta dan Tangerang,” kata Efrizon.

Sejak dioperasikan lima dekade yang lalu Reaktor TRIGA telah dimanfaatkan untuk meneliti dan mengembangkan penguasaan teknologi isotop pada radiosotop. Radiosotop adalah unsur radioaktif yang dapat digunakan untuk medis untuk memeriksa anatomi dan morfologi organ tubuh.

Deputi Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir BATAN Dr. Farhat Azis menyebutkan, usia setengah abad beroperasinya reaktor itu adalah momen penting bagi BATAN dan bangsa Indonesia.

“Pada momen ini kembali ditorehkan prestasi para peneliti Batan yakni berhasil mendesain dan memproduksi elemen batang kendali yang kemudian digunakan di Reaktor Triga 2000,” kata Farhat.

Deputi Teknologi Energy Nuklir BATAN Dr Taswanda Taryo menyatakan momen ulang tahun emas reaktor Triga itu sangat strategis dan membuktikan bahwa Indonesia telah memasuki era nuklir sejak 50 tahun lalu.

“Semangat ini menjadi landasan untuk pemanfaatan nuklir untuk energi masa depan Indonesia. Salah satunya untuk pembangkit listrik tenaga nuklir, dimana ke depan pemanfaatan nuklir untuk pembangkit itu kebutuhan,” kata dia.

Pada periode berikutnya yakni 2015-2019, sebagaimana dikutip dari BATAN, pihaknya akan mendesain dan memproduksi teras reaktor yang baru. Jika hal ini terealisasi, praktis semua peralatan di fasilitas nuklir tersebut berhasil dibuat oleh bangsa sendiri. “Kalau sudah 100% berarti untuk reaktor riset sejenis kita sudah bisa bangun sendiri,” kata Efrison.

HUT Emas BATAN juga ditandai dengan kegiatan promosi dan edukasi hasil penelitian dan pengembangan Iptek nuklir yang berlangsung pada 2-4 Desember 2015, demi lebih mendekatkan BATAN dan Reaktor Triga 2000 kepada masyarakat.

antaranews.com

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ