Menginspirasi, Film Bulan Terbelah di Langit Amerika Bicara Toleransi Antaragama. Setelah mendulang sukses besar melalui film 99 Cahaya di Langit Eropa, Maxima Pictures akan kembali hadir menyajikan tontonan berkualitas bagi masyarakat Indonesia melalui film berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika. Maxima Pictures sangat optimis bahwa film andalannya ini dapat kembali memikat hati penonton melalui jalan ceritanya yang menginspirasi.

Film Bulan Terbelah di Langit Amerika ini diadaptasi dari novel berjudul sama yang merupakan Novel National Bestseller tahun 2014. Penulis bukunya, Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra, pun dianugerahi penghargaan sebagai penulis buku fiksi terfavorit dalam ajang Anugerah Pembaca Indonesia (API) di tahun 2014. Maka dari itu, Maxima Pictures berusaha konsisten menyampaikan pesan baik penulis pada masyarakat Indonesia melalui film ini.

Bulan Terbelah di Langit Amerika bercerita mengenai perjalanan Hanum (Acha Septriasa) dan Rangga (Abimana Aryasatya) di New York, Amerika Serikat. Bulan yang terbelah merupakan metafor terpecahnya perdamaian antara masyarakat Amerika Serikat dengan kaum muslim pasca tragedi 9/11. Hanum, yang merupakan seorang jurnalis, berusaha menuliskan berita yang mampu menjawab pertanyaan dunia “Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?” dengan jawaban “Tidak.” Dengan momen yang bersamaan dengan suaminya, Rangga yang tengah menyelesaikan tugas studi S3-nya di New York, mulailah petualangan Hanum mengungkap berbagai fakta tersembunyi di balik tragedi 9/11. Cerita ini menjadi lebih seru karena kehadiran Stefan (Nino Fernandez) yang adalah seorang ateis.

Berkaitan dengan film sebelumnya, film Bulan Terbelah di Langit Amerika lekat dengan pesan moral dalam agama Islam, terutama tentang keteguhan hati dan toleransi antaragama. Pesan mengenai toleransi antaragama ini pun telah dikampanyekan melalui hashtag sosial media #SatukanBulanTerbelah secara khusus. Film garapan sutradara Rizal Mantovani diakui sebagai film andalan Maxima Pictures. “Kalau kita mau membuat film yang lebih baik maka kita perlu bahan atau konten yang lebih baik juga,” tegas Yoen K, executive produser Bulan Terbelah di Langit Amerika. Melalui kiprah sukses film sebelumnya, tentu film ini sudah sangat ditunggu masyarakat Indonesia.

Santika Wibowo
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook
READ NEXT
BACK TO TOP
Jembatan Udara Beijing - Lombok
Jembatan Udara Beijing - Lombok
Maskapai Citilink bakal membuka rute penerbangan dari Beijing, China menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat, mulai Juni tahun ini. Seperti diungkapkan  Kepala Dinas Kebudayaan dan
Karangsambung di Kebumen Akan Dikembangkan Jadi Geopark
Karangsambung di Kebumen Akan Dikembangkan Jadi Geopark
Alam Indonesia yang rentan terhadap pengerusakan terus diupayakan untuk dapat dilindungi dan lestari. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan wilayah tersebut menjadi
Inilah 10 Film Pertama yang Diproduksi di Indonesia
Inilah 10 Film Pertama yang Diproduksi di Indonesia
1. Loetoeng Kasaroeng (1926) Loetoeng Kasaroeng adalah sebuah film Indonesia tahun 1926. Meskipun diproduksi dan disutradarai oleh pembuat film Belanda, film ini merupakan film pertama
Pencak Silat Sunda Semakin Mendunia
Pencak Silat Sunda Semakin Mendunia
Pencak silat tradisional Jawa Barat semakin diminati oleh masyarakat di luar negeri. Tokoh pencak silat Sunda, Gending Raspuzi, akan melatih pencak silat pada tanggal
Merah Putih di Tebing Tertinggi Jawa Timur
Merah Putih di Tebing Tertinggi Jawa Timur
Ada banyak cara untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang diperingati secara rutin tiap 17 Agustus. Salah satunya adalah dengan mengibarkan bendera merah putih di
Kreasi Anak-Anak, di Kampung Robot Trenggalek.
Kreasi Anak-Anak, di Kampung Robot Trenggalek.
Teknologi robot saat ini dianggap menjadi salah satu teknologi yang akan mampu mengubah cara kerja dunia di masa depan. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah