Dari Jamu Nguter untuk Dunia

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Berkunjung ke Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tidak lengkap jika kita tak singgah di kawasan kampung jamu tradisional yang sarat sejarah.

Sejak dulu Sukoharjo memang terkenal dengan produksi jamunya. Sebab banyak masyarakat di daerah ini yang memproduksi jamu. Selain itu wilayah ini juga dianggap sebagai lokasi yang tepat untuk menanam tanaman jamu, membuat daerah ini memiliki beragam jenis jamu tradisional.

Salah satu tempat yang sangat terkenal dengan penghasil jamu di Sukoharjo adalah di Kampung Jamu, Desa Nguter yang telah ada sejak tahun 1965. Saking terkenalnya desa ini dengan penghasil jamu gendong, sampai – sampai warga setempat membuat patung Jamu Gendong dengan ukuran besar yang diletakkan di depan pintu masuk Desa Nguter. Patung yang masih berdiri kokoh dengan ukuran 1,6 meter ini sekarang telah menjadi ikon Kabupaten Sukoharjo.

jamu

Di Desa Nguter terdapat sebuah pasar yang dulunya hanya pasar tradisional biasa dan sekarang telah menjadi pasar pertama di Indonesia yang khusus menjual jamu – jamu tradisional, pasar itu diberi nama Pasar Nguter. Pasar ini baru di resmikan pada tahun 2013 dan terdapat 158 kios yang khusus menjual jamu tradisional.

Bangunan itu berdiri kokoh. Berwarna dominan merah yang menghiasi tembok-temboknya. Sementara kaca warna hitam menghiasi beberapa bagian ruangan, sehingga bangunan itu dominan dengan paduan warna merah dan hitam. Bangunan itu tak lain adalah pasar Jamu Nguter yang baru.

Perubahan yang dilakukan Bupati Sukoharjo telah mengubah Pasar Jamu Nguter dari pasar tradisional menjadi pasar berskala internasional. Di sana, para pedagang menyediakan banyak bahan baku jamu. “Saya bisa mengatakan, pasar itu adalah pasar Jamu yang terbesar di dunia. Pasar itu komplit dari bahannya, jamunya, sampai peralatan untuk jualan seperti tenggok, botol, selendang,” jelas Wardoyo Wijaya.

80 persen bahan baku jamu yang diperdagangkan di pasar itu berasal dari Sukoharjo. Menurut Wardoyo, keberadaan Kampung Jamu Nguter telah memberikan sumbangan sekitar Rp 5-6 miliar setiap tahunnya. “Namun, itu tidak masuk PAD (Pendapatan Asli Daerah). Ini memberikan multiplier effect, tapi yang penting bagi kami adalah kehidupan mereka sekarang lebih baik,” imbuhnya.

Menariknya pemerintah Sukoharjo juga mewajibkan minuman jamu untuk diminum para pegawai negeri sipil (PNS) setiap hari Jumat, menggantikan teh ataupun kopi yang dikonsumsi selama ini. “Jamu gendong itu sudah langsung ada setiap jumat di gedung-gedung pemerintah. Jadi hari jumat, minuman paginya bukan lagi teh atau kopi tetapi jamu,” kata Wardoyo.

Mulyadi, salah satu pemilik Kampung Jamu Nguter mengatakan, kemajuan industri jamu di Desa Nguter memang tak lepas dari sejarah panjang yang melingkupinya. Tercatat dari 16 desa yang ada, masing-masing desa terdapat 50-100 orang penjual jamu gendong.

jamu rempah

Istilah jamu berasal dari bahasa Jawa, Jampi Usodo, yang artinya ramuan untuk kesehatan. Jamu adalah obat tradisional yang terkenal di Indonesia atau biasanya orang menyebut sebagai obat herbal. Jamu dibuat dari bahan – bahan alami seperti akar tumbuhan, daun – daun, batang, dan buah, kemudian diracik menjadi serbuk jamu atau minuman jamu. Biasanya telur ayam kampung juga menjadi bahan campuran pada jamu gendong. Terkadang jamu juga di tambahkan sedikit madu yang tujuannya agar tidak terlalu pahit ketika di minum.

Indonesia saat ini menurut BPOM memiliki 3.728 spesies tanaman diketahui berpotensi dimanfaatkan untuk tujuan medis. Tercatat telah ada 1.260 spesies tanaman di hutan hujan tropis digunakan untuk pengobatan. Kemudian 1.400 spesies tanaman obat dapat digunakan dalam pengobatan tradisional, oleh sebab itu peluang usaha obat tradisional di Indonesia dianggap cukup besar.

sinarharapan.co; beritalamongan.com; viva.co.id.

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ