Indahnya Batu Granit Raksasa di Pulau Belitung

Written by Farah Fitriani Faruq Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

IMG_3593 Mercusuar Pulau Lengkuas, Belitung
Senin pekan lalu, perjalanan dalam rangka mengeksplorasi keindahan Pulau Belitung, pun dimulai. Hari masih pagi, matahari masih samar-samar betul ketika mereka diminta menaiki bus. Satu persatu peserta acara edukasi perbankan yang digagas Bank SumselBabel menaiki bus.

Bus itu yang bakal mengantarkan mereka ke Pantai Tanjung Kelayang, tempat bersandarnya perahu wisata di Kecamatan Sijuk, sekitar 45 menit berlayar dari Tanjung Pandan, Ibu Kota Belitung. “Jangan lupa bawa pakaian pengganti karena kita akan bermain di pasir dan air,” kata Riyanto, pemandu wisata mengingatkan.

Pemandu sengaja memilih penyeberangan di pagi hari agar peserta dapat menikmati pemandangan serta memotret setiap kehidupan di sana tanpa perlu cemas akibat gelombang dan cipratan air laut. Pemandu tur yang biasa disapa Bang Valent menjelaskan semakin siang Pulau Lengkuas semakin ramai dikunjungi.

Sesampai dipantai Tanjung Kelayang, perjalanan dilanjutkan dengan perahu kayu berkapasitas hingga maksimal 25 orang. Setelah berlayar sekitar 20 menit, dari kejauhan mulai tampak tumpukan batu granit raksasa. Warga di sana menyebut bebatuan granit sebagai batu burung garuda.

Selepas itu, tampak mercusuar setinggi 50 meter berdiri kokoh di tengah Pulau Lengkuas. Menara pandu made in Belanda itu masih dapat dinaiki untuk melihat pemandangan sekitar Lengkuas. Turis pun bisa menikmati pasir putih kecokelatan serta batu granit raksasa yang hampir mengelilingi pulau seluas lebih dari 1 hektare itu.

Menurut Bang Valent pulau kecil itu biasa digunakan sebagai tempat outbond training, shooting video, dan obyek foto pernikahan. Selain itu, pulau tersebut dapat dijadikan tempat istirahat setelah seharian menjelajah dari pulau ke pulau.

Di pulau itu terdapat warung kecil tertata rapi. Mereka menyediakan aneka minuman dan makanan ringan seperti Mie instan, kopi, teh dan es kelapa muda.

disadur dari TEMPO

gambar dari: Indonesia Travel

Written by Farah Fitriani Faruq Member at GNFI

A happy wife full of spirit in making a better Indonesia. Besides posting good news article, she freelances as an english teacher, translator, and Japanese interpreter. the Batam based woman worked as a legal consultant before deciding to fully work from home. You can find her by her online nickname: @farafit.

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ