Karya-karya Unik Inventor-inventor Indonesia

Written by Akhyari Hananto Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Mengantuk saat mengendarai motor, butuh pelepasan dari stres yang terasa menghimpit, atau kesal menanti angkutan umum yang seakan ‘hanya Tuhan yang tahu kapan datangnya’, dirasakan oleh banyak orang.

Tak sekadar gerutu, dari otak yang kreatif, tercetus solusi dari berbagai masalah dalam hidup manusia. Dari yang ‘gawat’ hingga persoalan yang terkesan remeh temeh namun sejatinya penting.

Berikut 5 karya penemu Indonesia yang dari Majalah Sains Indonesia.

1. ‘Peramal’ Datangnya Busway

Gara-gara kesal karena bus Trans Semarang yang dinanti tak kunjung tiba, ide kreatif didapat dua siswa SMAN 3 Semarang, Ravin Alvin Razaqi dan Aji Wijaya Abadi.

Mereka berusaha menciptakan teknologi yang dapat menentukan lokasi kendaraan transportasi publik dan mengirim informasi tersebut kepada calon penumpang secara real-time.

Berbekal kemampuan programing yang diperoleh secara otodidak, 2 siswa kelas X itu mengotak-atik sebuah ponsel kamera bekas dengan sistem operasi Android.

Mereka memodifikasi perangkat itu untuk mengambil gambar lingkungan di sekitar kendaraan dalam bentuk video dan mentransfernya melalui internet ke sebuah situs yang dapat diakses melalui ponsel atau tablet.

Alat yang dinamakan ‘Trans Detector’ itu bekerja seperti CCTV tanpa kabel yang gambarnya bisa diakses oleh siapa saja. “Dengan mengetahui di mana posisi kendaraan, setidaknya kita bisa mengantisipasi kalau datangnya terlambat. Selain itu, waktu menunggu dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan aktivitas lain,” ujar Ravin.

Selain pada bus Trans Semarang, alat ini juga bisa juga diaplikasikan pada kendaraan lain. Ravin dan Aji pernah memamerkan hasil karya mereka dalam ajang New Young Inventor Award (NYIA) yang diselenggarakan LIPI Oktober 2014 lalu.

2. Aromaterapi Kencur

Sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) memanfaatkan kencur (Kaempferia galanga L.) dalam karya mereka.

Fitrotun Nikmah, Nurul Chotimah, Siti Rosidah, Nurdin Kurniawan S, dan Kurnia Wachidah, membuat lilin aromaterapi dari kencur. Rimpang itu sejak zaman dulu memang dikenal memiliki khasiat jamu maupun pengobatan lain.

“Lilin yang dihasilkan akan mengeluarkan wangi aromaterapi kencur yang berfungsi sebagai farmakoterapi. Saat lilin dibakar wangi aromaterapi yang dikeluarkannya memberi efek menenangkan,” beber Dewi.

Siapa pun yang menghirup senyawa tersebut, lanjut Dewi, akan merasa rileks dan nyaman. Senyawa minyak atsiri yang keluar saat dibakar juga memiliki khasiat lain, yakni sebagai anti serangga.

Selama ini, produk lilin aromaterapi yang telah beredar di pasaran hanya terbatas pada bentuk yang sama, yakni tabung. Inovasi
dilakukan terhadap bentuk dan warna lilin kencur ini agar lebih menarik, dengan dicetak berbentuk aneka buah, binatang, dan bunga.

Lilin pun dikemas dalam boks plastik transparan berisi empat lilin dan dijual seharga Rp 25 ribu per boks. Warna lilin dipoles
menggunakan pewarna waxoline. “Karena dibuat dari bahan alami, tentu saja terapi yang dijalani tidak memiliki efek samping malah jauh lebih menyehatkan, ujar Dewi.

Atas temuannya itu, merekapun diganjar medali emas pada perhelatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) di Semarang pertengahan 2014 lalu.

3. ‘Antigalau’ Ubah Air Laut Jadi BBM

Empat mahasiswa Universitas Brawijaya Malang mencoba untuk menciptakan bahan bakar alternatif untuk menjawab krisis BBM yang kerap melanda Indonesia. Dari air laut.

Ari Dwi Saputro, Prehardi Suryo Prasetyo, Nur Aulya Fauzia, dan Muhammad Irfan — 4 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian itu — menciptakan alat alternatif energi gas hidrogen air laut atau yang disingkat dengan Antigalau. Alat ini merupakan alat elektrolisis air laut sebagai penghasil gas hidrogen.

Anggota tim, Prehardi Suryo Prasetyo mengatakan, gas hidrogen dapat dihasilkan dari berbagai reaksi, salah satunya melalui proses elektrolisis. Proses elektrolisis adalah pemecahan air menjadi ion H+ dan ion OH- yang dihasilkan dari arus listrik yang dihantarkan menuju elektroda sebagai media reaksi.

Proses konversi gas hidrogen dari air tersebut dapat memanfaatkan air laut sebagai bahan utamanya. Air laut dipilih, tambah Prehardi, karena memiliki kadar Na+ dan Cl- yang relatif tinggi sehingga proses menghasilkan gas hidrogen dapat berlangsung maksimal.

“Sel elektrolisis air laut merupakan sistem alat yang dirancang khusus untuk dapat melakukan proses produksi gas hidrogen yang
memanfaatkan air laut sebagai bahan baku penghasil gas hidrogen. Proses produksi tersebut memanfaatkan prinsip elektrolisis sehingga dapat memecah air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen,” kata Prehardi kepada Majalah Sains Indonesia.

4. Helm Anti-kantuk

Dua mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya),  Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan menciptakan helm anti-kantuk. Sebagai solusi untuk mengurangi angka kecelakaan sepeda motor.

Ide awal membuat helm anti kantuk, kata Kristiawan, muncul setelah membaca berita mengenai tingginya angka kecelakaan sepeda motor pada mudik Lebaran 2013. Berbarengan dengan menggarap tugas pada mata kuliah Design Project, ia dan Ricky mulai lebih serius merancang helm anti kantuk.

“Saat mudik Lebaran 2013 saja ada 3.675 kecelakaan fatal yang mengakibatkan pengendara motor meninggal atau mengalami luka sangat parah. Kecelakaan disebabkan karena pengendara mengantuk. Kami mulai berpikir, kenapa kita tidak membuat alat pencegah kantuk bagi pengendara motor, yang efektif namun ekonomis sehingga bisa dijangkau semua kalangan,” kata Kristiawan.

Untuk mewujudkan ide tersebut, mereka mencari berbagai referensi. “Mulai dari sibuk mencari referensi sampai membuat dan mencoba alat, waktu yang kami habiskan sekitar satu tahun. Syukurlah, berkat bantuan dosen, kami bisa mendapatkan dana dari Program Kreativitas Mahasiswa sehingga bisa mengembangkannya,” katanya.

Sekilas, helm karya mereka tidak berbeda dengan pelindung kepala pada umumnya. Ketika melihat kabel yang menjulur, baru akan terlihat bedanya.

Berkat inovasi ini, Kristiawan dan Ricky meraih medali emas di International Invention, Innovation and Design di Universiti Teknologi Mara (UiTM), Malaysia pada Agustus 2014 lalu. Lomba itu diikuti 112 peserta dari berbagai negara, antara lain dari Amerika Serikat, Australia, Swedia, dan Malaysia.

5. Sampo dari Kulit Pisang

Kulit pisang yang hanya berakhir di tempat sampah menantang tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta untuk memanfaatkannya.

Kulit pisang (Musa paradisiaca), selama ini paling hanya sekadar untuk  makanan ternak. Wijayanti, Danish Oktaviana, dan Annisa Sholihahwati — mahasiswa program studi Kimia dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F MIPA) itu mengubah ‘sampah’ tersebut menjadi sampo pembersih rambut.

Wijayanti menjelaskan, kulit pisang merupakan salah satu bahan alami yang di dalamnya terkandung 14,28 % kalium. Cara pengolahannya, kulit pisang yang telah dijemur hingga kering kemudian dibakar sampai terbentuk bara. Bara tersebut kemudian direndam dengan  menggunakan air bersih selama 7 hari sehingga akan  menghasilkan cairan basa yang dapat digunakan sebagai sampo.

“Kalium yang membentuk unsur basa ini  akan bereaksi dengan pengotor rambut  seperti  keringat  yang bersifat asam sehingga akan terjadi reaksi penetralan. Sampo dari kulit pisang ini dibuat dari kulit pisang raja dan kulit pisang kepok. Kedua jenis tersebut dipilih karena cukup mudah diperoleh,” kata Wijayanti.

Penelitian tahap pertama adalah  pembuatan sampo dari kulit pisang raja. Prosedur pertama yang dilakukan adalah memilih kulit pisang yang baik. Kulit pisang yang dipilih adalah kulit pisang yang belum berjamur. (Ein/Ans)

liputan6.com

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ