Menengok Satu – Satunya Museum Kanker di Indonesia

Written by Imama Lavi Insani Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Di Surabaya, tepatnya di Jalan Kayoon No 16-18 terdapat sebuah bangunan dengan arsitek jaman kolonial yang menjadi “rumah” bagi sel-sel kanker. “Rumah” disini dimaksudkan sebagai tempat penyimpanan sel-sel kanker yang telah diambil dari operasi dan diawetkan ke dalam toples – toples berisi cairan formalin.

Didirikan oleh Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) museum ini resmi dibuka sejak 2 November 2013. Saat ini museum tersebut menjadi satu-satunya museum kanker yang ada di Indonesia.

Tujuan dari didirikannya museum ini adalah untuk edukasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Diharapkan dapat menyadarkan masyarakat tentang bahaya kanker dan penaggulangannya agar dapat menurunkan angka kematian di Indonesia.

Salah satu penggagas museum ini, Ananto Sidohutomo mengungkapkan alasan pendirian museum ini adalah berkaitan dengan pernyataan WHO ( World Health Organization) tentang1 (satu) dari 4 (empat) penduduk dunia akan terkena kanker. Pada tahun 2030 jumlah penderita akan meningkat 7 (tujuh) kali lipat dari sekarang serta penyebab kematian nomor 3 (tiga) ternyata ditempati oleh kanker. Hal ini utamanya akan terjadi di Negara berkembang termasuk di Indonesia.

Dr. Ananto menyatakan, ”Bila seluruh orang pandai, dana, fasilitas canggih dari seluruh dunia dikumpulkan untuk menangani sebuah kasus kanker stadium lanjut, tetap saja hasilnya sampai saat ini belum memuaskan. Mari, saya mengajak semuanya saja untuk ihlas membuka hati dan diri serta mengedepankan keindahan perjuangan bersama-sama melawan kanker ini untuk kepentingan penderita semata.”

Beberapa informasi perihal kanker bisa kita dapatkan di museum ini. Kita bisa melihat secara langsung sel-sel kanker seperti kanker payudara, kanker ginjal, kanker kelenjar gondok, kanker jaringan lunak, kanker kelenjar liur, kanker indung telur, kanker leher rahim, kanker usus dan kanker paru. Selain itu terdapat juga poster yang berisi informasi mengenai jenis, gejala dan penyebab kanker.

Dibagian belakang museum terdapat poster yang menjelaskan sejarah perkembangan kanker. Selain itu dipamerkan juga bahan-bahan alami yang dapat mencegah kanker seperti cengkeh, ketumbar, adas, tulang rawan ikan hiu, pala, jahe, temulawak, bawang putih, mengkudu, meniran, puyang, kunir, kunir putih, akar alang alang, apokat dan tapak dara. Halaman belakang memang belum ditata dengan baik. Menurut rencana halaman tersebut akan digunakan untuk taman toga.

Di sebelah kiri museum ini terdapat dinding berdoa untuk mendoakan sanak saudara atau kerabat yang sedang menderita kanker dengan menuliskannya pada sticky notes dan menempelkannya pada dinding. Pengunjung juga dapat menuliskan pesan kepada penderita kanker untuk terus berjuang melawan penyakit tersebut.

Museum ini terbuka untuk umum dan gratis. Untuk jam buka mengikuti waktu buka klinik pratama yang berada satu bangunan dengan Museum Kanker. Hari Sabtu, Minggu dan hari besar tutup. Hari Senin s/d Kamis museum buka dari jam 08.00-11.30, Jumat buka dari jam 08.00-10.30, sedangkan pada sore hari Senin s/d Jumat museum buka dari pukul 18.00-19.30.

http://bidadariku.com/news/agenda/item/136-museum-kanker-indonesia-di-ykw

https://pesonawisatasurabaya.wordpress.com/2015/05/01/museum-kanker-indonesia/

http://www.kompasiana.com/eveline/mengenal-kanker-di-museum-kanker-indonesia_54f33f43745513792b6c6d9a