Mahasiswa Indonesia Dapat Penghargaan Calon Pemimpin Masa Depan di Adelaide

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Indonesia yang akan mendapatkan momentum bonus demografi mutlak membutuhkan banyak figur pemimpin-pemimpin muda yang baru. Sehingga perubahan-perubahan untuk Indonesia yang lebih baik bisa terwujud. Kabar baiknya, banyak anak bangsa yang mulai bermunculan mendapatkan penghargaan baik secara lokal maupun internasional. Seperti Rifqi Satya Adhyasa, seorang mahasiswa asal Indonesia yang mendapat penghargaan sebagai salah satu Calon Pemimpin Masa Depan (Future Leaders Recognition Awards) 2015 dari University of South Australia, 14 Oktober lalu.

Future Leader Recognition Award 2015 ditujukan untuk mengapresiasikan usaha beberapa mahasiswa baik lokal, maupun internasional yang telah berkontribusi dalam membangun kesadaran serta pengatahunan sosial antar keberagaman budaya di dalam di luar lingkungan kampus UniSA.

rifqi

Selain itu, pengahargaan ini diberikan kepada mahasiswa yang telah berinisiatif untuk aktif dalam membantu pelaksanaan dan penyelenggaraan berbagai acara dan program di UniSA.

Award ini juga di tujukan kepada pelajar UniSA yang mencerminkan kapasitas kepemimpinan dalam memberikan bergabagai bentuk bimbingan sosial, maupun edukasional terhadap pelajar lain di UniSA.

Rifqi adalah mahasiswa semester ke empat, program S1, bidang Marketing and Communication di University of South Australia (UniSA), Adelaide. Dirinya mengaku telah dua tahun berada di Adelaide, Australia Selatan. Sebelumnya, dirinya juga sempat tinggal di Canberra selama lima tahun untuk mendampingi ibunya menyelesaikan kuliah S3 Australian National University. Selama masa itu Rifqi menempuh pendidikan SMP sampai dengan SMA di Australia.

Pemuda 20 tahun tersebut mengaku menggemari kegiatan berorganisasi meskipun kuliahnya tetap menjadi yang prioritas. Saat ini dirinya berkecimpung di dua organisasi yang berbeda, yaitu sebagai staf Marketing and Comunication di TEDxAdelaide Conferences, dan di AUG Global Networks cabang Adelaide sebagai Marketing Ambassador.

Pengalamannya menjadi pemimpin juga diasah di Persatuan Pelajar Indonesia Australai (PPIA) sebagai Wakil Presiden di University of South Australia (UniSA) untuk periode 2015/2016. Dirinya memiliki misi untuk mempromosikan budaya nasional Indonesia, serta mewadahi forum silaturahim internasional untuk seluruh pelajar Indonesia di UniSA.

Menjalin silaturahim antar mahasiswa Indonesia di luar negeri menurutnya adalah hal yang penting. Sebab kesempatan untuk mengenyam pendidikan di luar Indonesia bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan dan dipelajari termasuk harus membaur dengan warga lokal. Sehingga para mahasiswa Indonesia itu perlu mendapatkan sambutan dan informasi lebih dini.

Rifqi beranggapan masih banyak dari pelajar Indonesia yang terjebak dalam “The Indonesian Circle”. Istilah ini biasa di gunakan untuk mendeskripsikan bagaimana budaya konservatif di Indonesia sering mengakibatkan rasa takut, terutama kepada pelajar kita, untuk menjalin silturahmi dan persahabatan dengan warga asing di luar negeri.

rifqi

Hal ini menjadi kendala adalah banyak pelajar Indonesia untuk memperkaya pola pikiran terbuka untuk memperkaya wawasan berbagai pandangan hidup budaya asing. Ironisnya, sistem pendidikan S1 di Australia bertolak belakang dengan ideologi tersebut. Sebab seluruh mahasiswa dituntut untuk belajar di luar kampus melalui berbagai aktifitas seperti kerelawanan, kerja paruh waktu, dan penempatan kerja, yang dari semua itu mereka akan mendapatkan networking.

Berbagai kegiatan dirinya lakukan di UniSA seperti bertugas sebagai salah satu Business Mentor di kampus, bertanggung jawab sebagai anggota tim promosi di University of South Australia Student Association (USASA), menjabat sebagai Wakil Ketua PPIA UniSA periode 2015/2016, berpartisipasi dalam Unite Leadership Program 2015 dan Business Career Mentoring Scheme, serta berbagai kesempatan event relawan lainnya.

Berbagai aktifitas tersebut memberikannya ruang dan peluang untuk berinteraksi dan menjalin hubungan dengan warga lokal maupun internasional. Hingga akhirnya Rifqi terkejut saat diberi penghargaan Future Leader Recognition Award 2015 oleh UniSA Business School .

“Penghargaan ini telah membentuk suatu pola pikir pada dirinya bahwa semakin besar tantangan hidup, maka lebih besar juga ruang dan peluang untuk belajar dan berkembang,” ujarnya.

Pemuda yang juga bercita-cita untuk membangun sebuah lembaga sosial non profit dalam bidang pendidikan usia dini untuk anak-anak kurang mampu ini, merasa bahwa Future Leader recognition Award 2015 telah memberinya semangat yang lebih untuk mewujudkan itu.

“Seharusnya setiap pelajar harus berani untuk keluar dari zona nyaman. Prinsip itulah yang kemudian mendorong dirinya untuk terlibat dalam berbagai acara dan program di UniSA. Life begins at the end of your comfort zone,” seru Rifqi.

ABC Australia Plus

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ