Wawancara Khusus : “Bandara Baru Ini Nantinya 60% di Atas Laut”

Written by Akhyari Hananto Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Bandara Juanda adalah salah satu fenomena yang menarik. Bandara ini adalah salah satu wajah nyata tumbuhnya ekonomi Indonesia, setidaknya dalam 10 tahun terakhir, dan menjadi etalase bertumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Pada 2006, ketika terminal baru (kini terminal 1) mulai beroperasi, bandara ini dipersiapkan untuk melayani 6 juta penumpang pertahun. Namun siapa sangka, pada 2013, penumpang yang sudah terlayani menjadi 17 juta orang! Mungkin jumlah ini tak terbayangkan sebelumnya.

Tak dipungkiri, kenyamanan bandara menjadi sedikit berkurang. Namun meski begitu, dari segi layanan, Juanda tetap efisien dan menjadi salah satu bandara yang paling hassle-free di Indonesia.

Dan di 2014, terminal II yang lebih modern pun mulai beroperasi dan mampu sedikit mengurangi kepadatan Juanda. Terminal II yang dikenal sebagai silent airport ini mampu meningkatkan reputasi bandara tersibuk ke-2 di Indonesia ini, sehingga pada 2014 dinobatkan sebagai bandara terbaik ke-10 dunia kategori Airport Service Quality oleh Airport Council International untuk bandara dengan penumpang di bawah 20 juta per tahun, sedangkan tahun ini naik ke peringkat 7 dunia.

(Ilustrasi)

Awal tahun ini, pemerintah menyetujui proyek raksasa Juanda Airport City yang nantinya akan menambah 2 runway (sehingga menjadi triple runways), integrasi dengan moda transportasi lain seperti bis dan kereta api dengan elevated railway. Sebuah proyek besar, dan tentu bukan hal mudah. Mampukah Juanda?

Good News From Indonesia mewancarai General Manajer Angkasa Pura I Juanda Internasional Airport, Yanus Suprayogi beberapa waktu lalu.  Darinya didapatkan informasi betapa rencana itu kini sudah matang, dan bahkan desainnya pun sudah siap.

GNFI – Setelah akses masuk T2 yang kini lebih teratur, selanjutnya ada pertanyaan tentang akses masuk ke T2 yang masih cukup jauh dan melewati perkampungan dengan jalan yang kurang teratur. Adakah rencana pembangunan akses yang lebih memadai?

Yanus Suprayogi (YS) – Kami sudah mengindetifikasi hal tersebut, dan kami sudah meresponnya. Akses dari Terminal 1 ke Terminal 2 akan kami permudah dengan pembangunan airside dengan menggunakan lahan baru. Ini akan menjadi area steril. Tapi sementara akan menjadi akses dari T1 ke T2, sebaliknya hanya untuk bis-bis shuttle. Pemenang tender sudah terpilih, dan dalam waktu paling cepat 3 bulan, jalan baru ini sudah akan kami bangun, dan kemudian para pengguna layanan bandara sudah akan bisa melewati akses baru ini dengan lebih nyaman.

Kereta Bandara, Mutlak Dibutuhkan Bandara Sekelas Juanda (Ilustrasi)

GNFI – Dari sisi kapasitas, apakah T1 dan T2 Bandara Juanda sudah memadai? Atau perlu dibangun lagi terminal ke 3 (T3)

YS – Kalau dari teori yang ada, untuk terminal domestik, itu 1 penumpang dialokasikan space seluas 14 m2, sedangkan internasional 17 m2. Dan kelihatannya, Juanda sudah melebihi kapasitas. Tahun 2013, kita hampir menembus 18 juta penumpang per tahun, meskipun 2015 ada trend penurunan, namun 2016 sepertinya akan naik lagi (melebihi 2013), terutama saat mata uang sudah stabil.

Yanus Suprayogi

GNFI – Jadi mungkin akan dibangun Terminal 3 ya, pak?

YS – Iya, 2017 kita proyeksikan sudah mulai pembangunan fisik.

GNFI – Lokasinya?

YS – Lokasinya nanti 60% di atas laut! Nanti akan dibangun 2 runway baru secara paralel, sehingga Juanda akan mempunyai 3 runway.

GNFI – Kenapa 3 pak? Apakah ingin menjadikan Juanda sebagai tolok ukur baru kebandaraan di Indonesia?

YS- Tahun 2030, penumpang kita akan mencapai 45 juta per tahun. Sehingga diperlukan 3 runway dan terminal yang besar (agar penumpang tetap nyaman). Terminal 3 nantinya  akan lebih bagus daripada bandara-bandara yang pernah kita bangun di Indonesia. Airport ini dibuat besar memang untuk keperluan penerbangan-penerbangan yang membawa penumpang-penumpang dengan orientasi bisnis. Posisi Surabaya sebenarnya sudah sangat menguntungkan sebagai bandara hub. Kalau kita bisa memberi pelayanan dengan baik, tentu akan lebih banyak yang bisa kita tawarkan ke penumpang-penumpang dibandingkan misalnya Changi, yang praktis hanya menawarkan kemodernan. Surabaya dekat dengan lokasi-lokasi yang akan menarik banyak orang untuk datang.

GNFI – Desain sudah dibuat, pak?

YS – Maket dan desain sudah siap, memang belum bisa kami sampaikan kepada publik. Intinya, kami mempertimbangkan banyak hal, mulai dari kenyamanan, keamanan, dan semua hal terkait pelayanan pada penumpang dan pengguna fasilitas bandara.

GNFI – Akses ke airport, pak? Karena makin hari, makin penuh saja jalan menuju airport. 

YS – Akan ada 3 ruas tol baru yang akan dibangun yang terhubung ke bandara Juanda. Pembebasan tanah sudah dimulai. Makanya kita harus segera kebut proses pembangunan terminal 3 dan 2 runway baru nanti, agar masterplan (dengan dibangunnya tol-tol baru nanti) kota bisa segera kita imbangi dan respon. Dan dari hasil pembicaraan dengan pemerintah, nantinya tidak ada masalah dengan ketinggian 200 meter itu, karena runway 2 dan 3 nantinya menjorok ke laut. Kita juga sedang mempersiapkan rencana-rencana bagaimana agar hutan mangrove yang akan terpangkas secara simultan bisa kita ganti.

 

 

 

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ