Pertahankan Kesan Klasik dan Unik Menjadi Unggulan Pabrik Tegel Kunci

Written by Imama Lavi Insani Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Keberadaan tegel sebagai alas lantai di rumah merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan. Saat ini sebagian besar rumah menggunakan keramik produksi mesin pabrik karena pembeliannya lebih cepat dan murah. Namun di sisi lain ada orang – orang yang masih gemar dengan tegel buatan manual tangan manusia. Salah satu pabrik tegel yang masih bertahan sampai saat ini adalah Pabrik Tegel Kunci. Dikutip dari Tempo.co pabrik ini merupakan satu-satunya pabrik tegel yang masih bertahan di Indonesia.

Terletak di Jl. KS.Tubun Yogyakarta pabrik ini mengalami beberapa kali pasang surut mulai dari kepemilikan sampai dengan produksi tegel tersebut sendiri. Pabrik Kunci ini didirikan pada tahun 1927 oleh dua warga Belanda Louis Maria Stocker dan Jules Gerrit Commane pada zaman penjajahan Belanda namun baru beroperasi dua tahun kemudian pada 16 Desember 1929.

Awalnya pabrik ini bernama Firma Tegel Fabrik Midden Java. Pada 1931, Jules mengundurkan diri dan sahamnya dibeli oleh Liem Ing Hwie. Berlanjut pada 1942 di awal pendudukan Jepang, saat banyak orang Belanda meninggalkan Indonesia, Louis pun hengkang dari pabrik. Sehingga pabrik pun dikuasai sepenuhnya oleh Liem.

Kemudian saat Agresi militer Belanda ke Yogyakarta pada 1949 memaksa pabrik berhenti beroperasi dan kembali beroperasi setahun kemudian, pada 1950. Namun, tujuh tahun kemudian, pemerintah kembali menasionalisasi pabrik dan mengganti nama Midden Java dengan Pabrik Tegel dan Beton Cap Kunci pada tahun 1963. Pabrik baru dikembalikan ke ahli waris Liem, Suleiman, 10 tahun kemudian. Dan pada tahun 1997 pabrik ini tidak dapat bersaing dengan persaingan pasar modern kemudian diambil alih oleh Matta Art dan Craft.

Secara umum tahapan yang dilakukan untuk pembuatan tegel di Pabrik Kunci ini adalah pengayakan bahan kemudian pencetakan, penyablonan untuk pewarnaan, pengeringan awal, perendaman pengeringan akhir hingga pengepakan. Semua proses tersebut dilakukan kurang lebih oleh 30 pekerja.

Baik tegel polos maupun bermotif dibuat empat lapisan dengan ketebalan mencapai 2 cm. Lapisan pertama adalah permukaan tegel yang disebut kepala, kemudian beber pertama yang ada di bawah lapisan permukaan, beber abu-abu dan kaki yang menjadi lapisan terbawah tegel. Tegel-tegel tersebut dicetak dalam berbagai ukuran. Dari yang terbesar 30X30 sentimeter, 20X20 sentimeter, 15X15 sentimeter hingga yang terkecil 8X8 sentimeter.

Untuk tegel bermotif sudah tersedia lebih dari 100 motif dan harga yang dipatok yaitu sekitar Rp 137.000 –Rp 199.000 per meter persegi. Harga tersebut tergantung kerumitan motif yang dipesan. Apabila pemesan mempunyai desain sendiri ada biaya tambahan sebesar satu juta rupiah.

Sedangkan untuk tegel polos, harganya lebih murah namun tetap bervariasi. Mulai dari Rp 54.000 per meter persegi hingga Rp 86.000 per meter persegi. Perbedaan harga tersebut tergantung dari kepekatan warna. Semakin pekat warna tegel, harganya makin mahal.

Beberapa kelebihan tegel dari Pabrik Kunci ini adalah desain motif yang terkesan klasik dan antik, perawatannya cukup mudah serta permukaannya yang lebih dingin menjadikan tegel ini masih banyak diburu orang.

Untuk pemesanan ukuran lantai sekitar 80-100 meter dibutuhkan waktu minimal antara 3 sampai 4 bulan. Lebih dari 100 meter maka waktu yang dibutuhkan yaitu lebih dari 4 bulan. Hal tersebut yang terkadang membuat konsumen tidak sabar padahal pada proses pembuatannya Pabrik Kunci memiliki standar tinggi, selain pembuatannya yang masih manual, proses pengeringan juga masih tergantung pada cuaca.

“ Saya ingin tetap mempertahankan kualitas, bukan kuantitas, ” kata Benni, penanggung jawab Pabrik Kunci.

Sumber :

http://tegelkunci.com/

http://bisnis.tempo.co/read/news/2011/03/24/089322639/tak-gentar-gempuran-pasar

http://rooang.com/2014/08/tegel-kunci-elemen-interior-legendaris-yang-masih-eksis/

https://www.livingloving.net/2013/decor-2/warna-warni-tegel-kunci/

https://ruang17.wordpress.com/2012/11/25/benni-di-tegel-kunci/