Kapal Ikan Bersirip. Karya Anak Bangsa

Written by Akhyari Hananto Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Inspirasi bisa ditemukan di mana saja. Waktu sedang berjalan-jalan di sungai, air bisa menjadi inspirasi. Ketika kita melihat bunga, kadang bunga bisa menjadi ispirasi kita. Bahkan ketika sedang pup, tak jarang orang menemukan inspirasi dari kotoran yang dikeluarkannya. Insipirasi bisa menghinggapi semua orang, termasuklah Alex Masengi Kawilarang.
Terinspirasi dari ikan terbang antoni, pada tahun 1989, ia menemukan teknologi kapal ikan bersirip yang telah di patenkan di Jepang. Kecermatannya mengamati ikan terbang Antoni mulai dari bentuk tubuh yang montok, sirip, kepala, hingga pergelangan ekornya. Ia heran melihat ikan itu mampu melayang-layang di atas permukaan air laut. Bentuk tubuh dan sifat khas ikan antoni diterapkan Alex menjadi design badan kapal ikan, berikut pemasangan sirip pada bagian lambung kapal. Hasilnya, tingkat pemasangan kapal ikan relatif menjadi lebih tinggi ketimbang jenis kapal ikan lain.
Penemuan ini memungkinkan  kapal ikan tidak mudah goyah saat diterjang gelombang besar, dan stabilitas kapal bisa tercapai. Stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali dalam posisinya semula setelah mengalami guncangan. Dan merupakan rangkaian kombinasi antara ukuran yang cocok dan pembagian berat muatan sehingga kapal mampu mengikuti ayunan angin dan gelombang, serta selalu dapat tegak dan seimbang lagi.
Setelah melakukan kajian dan rangkaian ujicoba, hasil yang diperoleh bisa dibilang bagus. Ketika melakukan pengujian di beberapa perairan, baik nasional maupun internasional, yakni: Laut Cina Timur, Teluk Ohmura Nagasaki, Perairan Jepang Timur, Teluk Manado, dan perairan di sekeliling Kota Bitung.
Tak hanya uji lapangan, uji lab pun di lakukan di beberapa laboratorium ternama, seperti Labolatorium Kapal Ikan di Fakultas Perikanan Hokkaido University, Japan Fisheries Engineering Laboratory, Faculty of Ship Building Soga University, Nagasaki. 
Keberhasilannya ini, di medio 2005-an, membuat perusahaan galangan kapal di Jepang tertarik untuk memproduksi massal kapal-kapal ikan bersirip dengan teknologi yang ditemukan Alex.
Biografi

Doktor dari The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University, Jepang (1993), ini adalah penemu teknologi kapal ikan bersirip. Temuan pria bernama lengkap Prof Dr Ir Alex Kawilarang Warouw Masengi MSc kelahiran Desa Kinilou, Tomohon, 13 Juni 1958, ini sudah dipatenkan di Jepang.

 

Suami dari Ixchel Peibie Mandagie MSi (juga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat), ini diilhami ikan terbang dalam menemukan teknologi perkapalan tersebut. Ikan itu dapat terbang jauh bagaikan pesawat udara yang melayang rendah di atas permukaan air laut.

Dia tertarik ketika mengamati bentuk tubuh dan sirip ikan terbang antoni (torani). Ikan itu dapat melayang di atas permukaan air laut. Tubuhnya terangkat melalui pergerakan sirip yang relatif panjang dan dorongan pergerakan tubuhnya sendiri. Pakar teknik perkapalan perikanan ini mengamati ikan antoni memiliki bentuk tubuh yang relatif unik, mulai dari kepala, badannya yang montok, pergelangan ekornya serta seluruh siripnya. Bentuk tubuh dan sifat-sifat khas ikan antoni itulah yang ia terapkan ke dalam desain badan kapal ikan, berikut pemasangan sirip pada bagian lambung kapal. Hasilnya, tingkat kestabilan kapal ikan relatif menjadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jenis kapal ikan lain.

 

Sejumlah pengkajian dan uji coba stabilitas kapal ikan yang menggunakan sirip ini sudah dilakukannya sejak 16 tahun terakhir.  Pengkajian dan pengujian dilakukan di Laut Cina Timur, Teluk Ohmura Nagasaki, perairan Jepang Timur, Teluk Manado dan perairan di sekitar Kota Bitung. Hasilnya, stabilitas kapal ikan bersirip rata-rata melebihi kapal ikan biasa.

 

Selain itu, pengujian laboratorium juga dilakukan di beberapa laboratorium ternama, seperti Laboratorium kapal ikan di Fakultas Perikanan Hokkaido University, Japan Fisheries Engineering Laboratory, Faculty of Ship Building Soga University, Nagasaki.

 

Hasil pengujian stabilitas terhadap kapal ikan tipe sabani dari Okinawa dengan menggunakan sirip dalam kondisi statis meningkat 17 persen. Adapun saat kapal dalam kondisi dinamis atau bergerak, tingkat stabilitasnya naik menjadi 22 persen.

 

Metode yang sama, diujicobakan pula pada beberapa kapal ikan tipe pamo yang biasa digunakan para nelayan Sulawesi Utara, baik dalam ukuran nyata maupun dalam skala model. Dari hasil pengujian diperoleh hasil stabilitas kapal pamo dalam kondisi statis meningkat 19 persen dan dalam kondisi dinamis meningkat 28 persen.

 

Berdasarkan semua pembuktian itu, temuan teknologi kapal ikan bersirip yang desainnya didasarkan pada bentuk tubuh ikan antoni itu, Alex  mematenkan atas namanya sendiri di Jepang.

 

Sebuah perusahaan galangan kapal di Jepang saat ini sedang bersiap memproduksi massal kapal-kapal ikan bersirip yang didasarkan pada model atau teknologi temuan Alex itu. Makanya, di Jepang namanya tercatat sebagai anggota konsultan pembuatan kapal Nagasaki Dream, dan konsultan pembuatan kapal layar Michinoku-Indonesia. Juga menjadi konsultan teknik pada Reedbed Technology, Liverpool, Inggris.

 

Alex secara rutin juga menjadi pembicara dan dosen tamu pada berbagai universitas di Jepang dan Perancis. Dia juga sering menyampaikan makalah ilmiah di berbagai universitas ternama di Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.

 

Alex tumbuh di dalam keluarga petani. Ia dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pertanian di kaki Gunung (api) Lokon, Desa Kinilou, Tomohon, Sulawesi Utara. Ia akrab dengan pertanian palawija, hortikultura,serta budidaya tambak air tawar. Sehingga ahli kelautan ini tetap cinta alam pegunungan. Rumahnya yang sederhana dikelilingi tambak atau telaga lengkap dengan budidaya ikan mas dan mujair. Di bagian depan rumah tampak beberapa rumpun pohon bambu yang ikut menambah semarak lingkungan rumahnya.

 

Ayah empat anak, yaitu Kesihi, Shinji, Etsuko dan Akira, ini bahkan memanfaatkan lokasi rumahnya di alam pegunungan yang sejuk sebagai tempat pertemuan para dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Ia sering menerima tamu di rumahnya yang dikelilingi tambak air tawar itu.

 

Alex menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di Desa Kinilou pada tahun 1971, kemudian melanjutkan ke sekolah teknik pertama dan lulus tahun 1974. Selanjutnya ia meneruskan pendidikan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Manado dan lulus pada 1977. Setelah sempat bekerja di sebuah perusahaan perikanan, Alex melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Perikanan Unsrat dan lulus tahun 1984. Ia mengikuti program master di Faculty of Fisheries Nagasaki University pada tahun 1990 dan meraih gelar doktor di The Graduate School of Marine Science and Engineering Nagasaki University, Jepang, tahun 1993. (e-ti/tsl) — Sumber: TokohIndonesia DotCom

 
3 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ
MaulanaAinurRohman
MaulanaAinurRohman

Karya mobil angin ini belum pernah saya lihat muncul di televisi.

Media di Indonesia seharusnya harus lebih mengangkat berita-berita seperti ini agar lebih banyak lagi putra bangsa yang terinspirasi dan termotivasi untuk menciptakan karya-karya yang lain.

AYO, INDONESIA BISA!!!

NINJACAPKAMPACK
NINJACAPKAMPACK

@GNFI HEBAT ,! Patut di patentkan dan dpt penghargaan dari pemerintah!wajib didukung pemerintah

commenter
commenter

@NINJACAPKAMPACK @GNFI haha kayanya susah deh pak. mobil listrik aja ga lulus emisi. apa lagi ini. tapi semoga masih ada orang penting waras yang bisa bantu pak dokter buat ngembangin nih mobil sampe bisa jadi mobil jadi buat sehari2. yang penting harus dipatenin dulu nih teknologi.