Cafe Luwak, Kedai Kopi dengan Nuansa Indonesia di Busan

Written by Fahmiranti Widazulfia Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Masih teringat dalam benak saya tepatnya pada tahun 2013 lalu saya diberi kesempatan untuk berbagi cerita tentang Good News From Indonesia di Gwangju, Korea Selatan. Di akhir acara, ada seorang bapak paruh baya menghampiri saya dan bertanya lebih lanjut tentang kopi luwak asal Indonesia. Beliau menyampaikan kekagumannya pada cita rasa kopi jenis ini dan ternyata beliau sudah banyak tahu tentang kopi luwak, kopi khas Indonesia yang disebut sebagai kopi termahal di dunia. Bagaimana tidak, proses fermentasi biji kopi ini berbeda dari jenis kopi lainnya karena dilakukan di dalam perut hewan Luwak. Hewan ini memakan biji kopi dan beberapa hari kemudian dikeluarkan lagi bersama fesesnya. Proses fermentasi alami inilah yang menjadikan kopi luwak menjadi sangat mahal dan istimewa.

kafe luwak korea 2

Cafe Luwak di Busan, Korea Selatan (foto: Baguz Satrya)

Setelah saya amati, ternyata kopi luwak memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Korea Selatan. Saat mengunjungi supermarket misalnya, pilihan varian kopi bubuk beragam dan tidak sedikit yang berasal dari Indonesia. Tidak sedikit pula kedai kopi di sana yang menjual kopi luwak sebagai salah satu varian kopi yang disajikan. Tetapi, kedai kopi satu ini cukup unik dan berbeda.

Cafe Luwak dapat ditemukan di Busan Indonesia Center (Foto: Baguz Satrya)

Cafe Luwak dapat ditemukan di Busan Indonesia Center (Foto: Baguz Satrya)

Terletak di lantai 2 Busan Indonesia Center, cafe ini berada satu gedung dengan Kantor Urusan Konsuler Republik Indonesia (KUKRI) dan tidak jarang dikunjungi oleh para tenaga kerja Indonesia yang sedang berkunjung ke sana untuk mengurus paspor dan lainnya. Meski demikian, tidak sedikit pula orang-orang Korea yang mengunjungi kafe ini. Ada yang menikmati secangkir kopi luwak di cafe, ada pula yang membeli kopi luwak dalam kemasan. Harganya pun beragam disesuaikan dengan kadar kopi luwak yang ada dalam kemasan.

Untuk 100 gram kopi luwak murni (100%) di cafe ini bisa didapatkan dengan harga 110.000 won atau sekitar 1,3 juta rupiah. Sedangkan untuk kopi luwak dengan kadar yang lebih rendah dihargai 98.000 won dan 67.000 won. Sedangkan harga secangkir kopi luwak yang bisa langsung dinikmati di kedai berkisar antara 20.000 hingga 30.000 won, yakni sekitar 230.000 – 350.000 rupiah. Sungguh harga kopi yang fantastis, bukan?

Menu Masakan Indonesia yang dijual di Cafe Luwak (foto: Baguz Satrya)

Menu Masakan Indonesia yang dijual di Cafe Luwak (foto: Baguz Satrya)

Keunikan lain yang bisa didapatkan saat berkunjung ke cafe ini adalah suasananya yang sangat Indonesia. Di dalam cafe ini, bisa ditemukan angklung, pernak-pernik asal Indonesia, dan juga baju-baju batik. Tidak hanya itu saja, di cafe ini bahkan menjual nasi goreng, mie goreng, kopi tubruk, kopi jahe, dan teh susu yang ditulis dalam Bahasa Indonesia. Mengamati keunikan ini, Good News From Indonesia yang diwakili oleh Baguz Satrya melakukan wawancara singkat dengan Prof. Kim Soo Il yang biasa dipanggil Sajangnim (pemilik kedai) oleh pelanggan cafe dan Samonim (istri dari Sajangnim) di Cafe Luwak, Busan.

sajangnim luwak

Pemilik Cafe Luwak adalah seorang dosen Politik Indonesia di Daegu University of Foreign Studies (Foto: Baguz Satrya)

Singkatnya, Cafe Luwak ini pertama kali dibuka pada bulan April tahun 2012. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2013, cafe ini harus ditutup karena Samonim masih sibuk dengan aktivitasnya sebagai dosen di Busan University of Foreign Studies. Karena kesibukan itulah, Samonim kesulitan untuk membagi waktu antara mengajar dengan berbisnis. Sampai akhirnya Samonim memutuskan untuk pensiun dan kembali membuka cafe ini di bulan Februari tahun 2014 yang lalu sampai sekarang.

Cafe ini dirintis berdua dengan suaminya, Prof. Kim, seorang dosen di Daegu University of Foreign Studies yang mengajar kelas Politik Indonesia. Ternyata, Prof. Kim pernah tinggal di Timor Timur (kini Timor Leste) selama tiga tahun dan sudah sangat sering pergi ke Indonesia. Hal itulah yang membuatnya tahu tentang kopi luwak dan Indonesia. Bahkan, ia cukup fasih berbahasa Indonesia.

Satu Set Angklung Berada di Tengah-Tengah Ruangan Cafe (foto: Baguz Satrya)

Satu Set Angklung Berada di Tengah-Tengah Ruangan Cafe (foto: Baguz Satrya)

Alasan dibalik pemilihan nama Luwak untuk kedai kopinya adalah bagi Sajangnim, kopi luwak terkenal mahal, berkelas, dan berkualitas. Kesan itulah yang ingin ditunjukkan dari cafe ini. Hal ini memang dibuktikan oleh suasana kedai yang berbeda dan berkelas. Bagi para orang-orang Indonesia yang sedang berada di Busan khususnya, cafe ini dapat mengobati rasa rindu pada tanah air. Kabarnya, selain menjual mie dan nasi goreng, Sajangnim berencana menjual Nasi Rendang di cafe ini.

Sungguh membanggakan bukan, saat mengetahui Budaya Indonesia memiliki tempat tersendiri di luar negeri?

 
2 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ
farid_efte
farid_efte

@GNFI z,,, Z,,3j n !zz !Xz,,,lbl pic.twitter.com/ywPGQheAUe

farid_efte
farid_efte

@GNFI z,,, Z,,3j n !zz !Xz,,,lbl pic.twitter.com/pi5dGI7AaH