Keindahan Kain Tenun Tapis dari Lampung

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya yang sangat beragam. Setiap daerah dipercaya memiliki kreatifitas dan bentuk budaya yang unik. Seperti di Lampung yang memiliki kain tenun tapis, sebuah kain tentun bersulam benang emas yang sudah menjadi bagian kekayaan budaya di Nusantara. Sebuah kain indah yang hanya ada di daerah Lampung.

Tapis Lampung

Motif Tapis yang bermacam-macam (Foto: Infolampung.com)

Kain tenun tapis tidak dapat dilepaskan dari budaya dan tradisi Lampung. Meski persebaran penggunaan kain tenun tapis di era modern seperti saat ini sudah jauh lebih luas, namun kain tapis tetap menjadi bagian penting dari sebuah tradisi di Lampung.

Wastra tapis sejak zaman dulu digunakan sebagai kebutuhan sosial sekelompok masyarakat untuk memenuhi kepentingan adat istiadat. Seperti untuk keperluan pemberian gelar adat, penyambutan tamu penting, upacara perkawinan, dan juga upacara adat mengangkat saudara.

Penggunaan kain tenun tapis di era ini masih tetap menjadi bagian dari ritual seperti iringan pernikahan seperti acara seserahan. Kain tapis akan menjadi barang serah-serahan yang akan selalu diberikan oleh keluarga dan dibawa oleh calon mempelai. Melalui tradisi ini terdapat pesan bahwa wastra Lampung ini telah menjadi sebuah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan.

Selain dari sisi penggunaan dalam tradisi, tapis Lampung juga memiliki keunikan dalam hal motifnya. Tenun Tapis memiliki motif ragam flora dan fauna seperti gajah, atau tumbuh-tumbuhan. Ada juga motif tertentu yang mengangkat kehidupan rumah tangga seperti pada kain tapis cucuk andak. Selain itu, beberapa motif kain tapis dipengaruhi oleh pengaruh asal daerahnya, seperti tapis pepadun, tapis peminggir, tapis liwa, dan tapis abung. Motif pada tapis peminggir (pesisir) dominan berbentuk flora sementara motif tapis pepadun (pedalaman) cenderung sederhana dan kaku.

Tapis Gajah

Ada juga kain tapis dengan motif kapal, motif ini adalah produk percampuran budaya yang dilakukan masyarakat. Antara animisme, dinamisme, hindu, budha hingga Islam memberikan pengaruh pada perkembangan corak tapis.

Proses pembuatan kain tapis tradisional terbilang rumit dan harus dikerjakan secara manual, sehingga pengerjaannya membutuhkan waktu berminggu-minggu. Sehingga jangan heran bila harga kain tapis memang relatif mahal.

Harga kain tapis tradisional amat bervariasi, nilainya tergantung kerumitan motif, proporsi penggunaan benang emas, termasuk umur kainnya. Kain tapis sulam produksi baru biasanya bernilai jutaan rupiah. Namun bila kain tapis sudah berumur puluhan tahun, sehelai kain tapis bisa mencapai nilai ratusan juta rupiah dan menjadi benda koleksi.

Saat ini kain tapis sudah sangat luas penggunaannya. Peminatnya pun bermacam-macam dari berbagai daerah di Indonesia bahkan internasional. Wastra khas Lampung ini kemudian banyak digunakan dalam berbagai bentuk produk fesyen yang sudah menembus sekat-sekat budaya, namun tetap menjadi identitas khas dari Lampung melalui tradisi-tradisi yang tetap terjaga.

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ