Wow! Bandung Resmikan Microlibrary dari 2000 Ember Eskrim Bekas Pertama di Dunia

Written by Fahmiranti Widazulfia Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Masyarakat Bandung khususnya di Jalan Bima, Kecamatan Cicendo, Bandung patut berbangga. Bagaimana tidak, di sana, tepatnya pada 5 September lalu baru saja diresmikan sebuah microlibrary atau perpustakaan mikro untuk umum. Uniknya, microlibrary yang dirancang oleh Daliana Suryawinata dan Florian Heinzelmann dari SHAU Architecture ini memanfaatkan 2000 ember eskrim bekas untuk membuatnya menjadi berbeda dan menarik. Ember-ember ini kemudian disusun di bagian depan perpustakaan sedemikian rupa untuk membentuk kode binari yang dapat dibaca sebagai “Buku Adalah Jendela Dunia”. Kode binari tersebut sengaja ditampilkan karena Wali Kota Bandung ingin menyampaikan pesan bahwa buku merupakan jendela dunia.

Microlibrary diresmikan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil (sumber: Ridwan Kamil)

Microlibrary diresmikan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil (Foto: Ridwan Kamil)

Perpustakaan dua lantai dengan luas 100 meter persegi ini dibangun dalam waktu 3 bulan dengan nilai pembangunan sekitar 520 juta rupiah. Dana dikumpulkan dari donasi yang diberikan pada Yayasan Dompet Dhuafa. Perpustakaan berada di lantai dua dan di lantai satu, terdapat semacam aula mini yang dapat dijadikan tempat untuk berkumpul, diskusi, arisan, dan acara pertemuan lainnya.

Anak-anak yang tinggal di sekitar Microlibrary di Taman Bima asik membaca buku (Foto: Ridwan Kamil)

Anak-anak yang tinggal di sekitar Microlibrary di Taman Bima asik membaca buku (Foto: Ridwan Kamil)

Daliana selaku perancang dari arsitektur microlibrary ini menuturkan bahwa ide menggunakan ember eskrim bekas ini merupakan yang pertama di dunia. Ember eskrim ini tentu bukan hanya sekadar hiasan melainkan memiliki fungsinya tersendiri yakni agar pengunjung dapat melihat isi perpustakaan dari luar serta lubang-lubang di antara susunan ember mempermudah masuknya udara dan sinar matahari sehingga tidak perlu memasang air conditioner atau penyejuk udara. Sebuah konsep yang ramah lingkungan tentunya. Daliana juga menambahkan, proses pembangunan memang sedikit lama karena proses pengumpulan 2000 ember eskrim bekas yang cukup memakan waktu.

Dalam kesempatan itu, hadir Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil yang meresmikan microlibrary pertama di Bandung. Ia menuturkan bahwa akan ada 150 microlibrary lagi di Bandung yang akan segera dibangun untuk memenuhi misi Bandung “Kota Buku” di tahun 2017 mendatang. Ridwan Kamil berharap dengan hadirnya microlibrary ini, budaya membaca di masyarakat akan tumbuh tidak hanya pada anak-anak tapi juga bagi para orang tua.