Mengenal Sang Pemangsa di Langit Flores

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Indonesia memiliki kekayaan fauna yang luar biasa. Alamnya yang luas, adalah tempat bagi berbagai jenis aves unik untuk hidup, seperti elang. Elang merupakan satu dari jenis burung pemangsa atau raptor. Di Indonesia terdapat sekitar 71 jenis raptor yang dapat ditemukan, dan 10 spesies diantaranya adalah raptor endemik. Elang endemik yang ada di Indonesia salah satunya adalah Elang Flores.

Elang Flores merupakan jenis elang besar dengan ukuran sekitar 71-82 cm. Meski, namanya elang flores, burung ini dapat dijumpai di Pulau Lombok, Sumbawa, pulau kecil Satonda dan Rinca, serta di Pulau Flores, Nusa Tenggara.

Elang Flores

Burung ini termasuk dalam genus Nesaetus atau elang tropis asia. Beberapa peneliti awalnya mengira elang ini adalah sejenis dengan Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) namun setelah diteliti, diambil kesimpulan bahwa Elang Flores adalah spesies elang yang berbeda sehingga diberi nama latin Nisaetus floris yang endemik di daerah Flores dan sekitarnya.

Seperti jenis burung pemangsa lain, elang bertubuh bawah berwarna putih ini hidup di hutan dataran rendah di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Teknik memangsanya yang mudah terlihat adalah berburu dari tenggeran dan terbang mengangkasa memanfaatkan aliran udara panas (thermal soaring).

Saat ini, jumlah individu dewasa di seluruh persebarannya diperkirakan sekitar 100 pasang dengan daerah jelajah sekitar 10.000 kilometer persegi. Di Flores, salah satu wilayah persebarannya berada di kawasan hutan Mbeliling.

mongabay.co.id

 
2 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ
GiatAnshorrahman1
GiatAnshorrahman1

Lumayan untuk bangga sejenak sebagai masyarakat Kalbar. Tapi yang terpenting bagaimana kedepannya. Kalau membuat acara sebesar ini tingkat desapun bisa, asalkan dananya ada. Jangan sampai acara ini hanya bersifat seremonial saja. Karnaval Khatulistiwa dituntut mempunyai dampak signifikan untuk kalbar kedepan. Terbayang kalau kalbar 10 tahun kedepan bisa menjadi salah satu daerah industri kreatif dan pariwisata terpopuler di Indonesia. Dengan begitu pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan bukan hanya jadi omong kosong semata dari pemerintah. 

anitasuharyani
anitasuharyani

@GNFI tapi sayangnya stlh acara selesai jalan penuh dg sampah dan tanaman bny yg rusak. Smg kedepannya lbh baik lagi