Anak Bangsa Penemu Teknologi Kontainer Nuklir

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Meski Indonesia belum memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) namun ternyata seorang Peneliti dan Ketua Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, Yudi Utomo Imardjoko telah berhasil menukan teknologi kontainer limbah nuklir. Temuan itu merupakan buah dari penelitiannya bersama lima koleganya sekitar dua dekade yang lalu.

Dr. Ir. Yudi Utomo Imardjoko pria kelahiran Yogyakarta, pada 15 Maret 1963 ini menemukan inovasi kontainer nuklir tersebut ketika mengikuti kompetisi pembuatan penampung limbah nuklir di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1990-an. Saat itu pemerintah Amerika Serikat membutuhkan desain penampung limbah nuklir baru karena banyaknya pembangkit listrik tenaga nuklir. Rancangan Yudi itu dinilai paling bagus dan aman, sehingga dinilai layak masuk dalam lembaran Departemen Energi AS dan memenuhi kualifikasi untuk ikut tender pembuatan kontainer limbah nuklir.

Yudi Utomo Imardjoko

kiri: Yudi Utomo Imardjoko bersama rekannya (Foto: Beritabaik.web.id)

Kontainer tersebut berbentuk silinder berbahan titanium. Diameternya 1,6 meter dengan panjang 4 meter. Sedangkan dindingnya setebal 24 sentimeter.

Pemikiran Yudi didasari pada kemungkinan penanganan limbah radioaktif nuklir dari uraian uranium dan plutonium. Diperkirakan jika ada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia berkapasitas 1000 megawatt, paling tidak per tahun menghasilkan limbah sebanyak 797 ton. Klasifikasinya ialah 27 ton limbah aktivitas tinggi, limbah aktivitas sedang sebanyak 310 ton sedangkan limbah aktivitas rendah 460 ton.

Untuk mendaur-ulangnya, dibutuhkan wadah penyimpanan yang memadai. Ide kontainer limbah nuklir penemuan Yudi dibangun berdasarkan fungsi untuk menimbun limbah tersebut. Limbah yang disimpan tersebut harus dibiarkan molekulnya meluruh sendiri dalam tenggang waktu yang panjang. Kontainer ini diperkirakan mampu menyimpan limbah nuklir sampai 10 ribu tahun.

Pria yang pernah menolak tawaran bekerja dengan gaji selangit di Amerika dan memilih untuk mengajar di almamaternya ini adalah lulusan UGM Nuklir Tahun 1987, melanjutkan ilmu nuklir di Iowa State University pada jenjang S-2 dan S-3. dan mampu meraih gelar MSc dan PhD dalam waktu enam tahun. Capaian itu mengukuhkan Yudi sebagai orang Indonesia termuda yang berhasil merengkuh gelar doktor di usia 32 tahun pada tahun1995.

Yudi sampai saat ini selain mengajar, beliau juga menjabat sebagai Direktur Batan Teknologi. Beliau juga berhasil menemukan pengayaan uranium dengan teknologi rendah.

beritabaik.web.id

 
2 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ
GiatAnshorrahman1
GiatAnshorrahman1

Lumayan untuk bangga sejenak sebagai masyarakat Kalbar. Tapi yang terpenting bagaimana kedepannya. Kalau membuat acara sebesar ini tingkat desapun bisa, asalkan dananya ada. Jangan sampai acara ini hanya bersifat seremonial saja. Karnaval Khatulistiwa dituntut mempunyai dampak signifikan untuk kalbar kedepan. Terbayang kalau kalbar 10 tahun kedepan bisa menjadi salah satu daerah industri kreatif dan pariwisata terpopuler di Indonesia. Dengan begitu pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan bukan hanya jadi omong kosong semata dari pemerintah. 

anitasuharyani
anitasuharyani

@GNFI tapi sayangnya stlh acara selesai jalan penuh dg sampah dan tanaman bny yg rusak. Smg kedepannya lbh baik lagi