Batan hasilkan 10 Varietas Kedelai Baru dengan Teknologi Nuklir

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Hingga tahun 2015 ini Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) telah menghasilkan 10 varietas kedelai. Bahkan dua varietas baru yang dihasilkan Batan yakni jenis kedelai hitam Mutiara 2 dan Mutiara 3.

Pemulia Kedelai Batan Harry Is Mulyana mengatakan dua varietas kedelai hitam ini hasil iridiasi sinar y dosis Gy pada varietas Cikuray. Mutiara 2 tahan penyakit karat daun, hama penghisap polong dan tahan rentan hama ulat grayak. Begitu pula dengan Mutiara 3.

Kedelai Hitam

Illustrasi: kedelai hitam (Foto: dnaberita.com)

Di samping itu, umur berbunga Mutiara 2 sekitar 35 hari dan umur masak sekitar 87 hari. Sedangkan Mutiara 3 umur berbunga 35 hari dan masak 84 hari.

“Mutiara ini singkatan dari mutan unggulan teknologi isotop dan radiasi. Dua varietas ini hasil produktivitas tinggi, adaptif terhadap lingkungan. Kualitas mutu kecap pun baik mencapai 3 persen di atas rata-rata standar mutu kecap 2 persen. Jika dijadikan kecap aromanya khas dan rasanya enak,” katanya.

Harry menambahkan, varietas kedelai hitam Mutiara 2 dengan potensi hasil 3 ton per hektare dengan rata-rata hasil 2,4 ton per hektare dan Mutiara 3 dengan potensi hasil 3,2 ton per hektare dan rata-rata hasil 2,4 ton per hektare.

Sementara itu, varietas kedelai yang sudah dikembangkan Batan yakni 8 varietas unggul kedelai kuning yaitu Muria, Tengger, Meratus, Rajabasa, Mitani, Mutiara 1, Gamasugen 1 dan 2.

Hasil litbang kedelai hitam ini merupakan bentuk komitmen Batan mendukung program kedaulatan pangan. Hal ini juga ingin menyampaikan bahwa teknologi nuklir dapat langsung dirasakan oleh masyarakat yang berujung pada kemandirian dan kesejahteraan rakyat.

Uji adaptasi tanam dua varietas ini dilakukan di hampir 10 lokasi dalam musim kemarau dan hujan di lahan subur dan optimal seperti di Majalengka, Karawang, Yogyakarta, Banyuwangi, Cianjur, Cirebon, Indramayu dan Purworejo.

Menurut Harry, kualitas kedelai dalam negeri tentu lebih bagus dibanding kedelai impor. Hal ini berdasarkan keluhan pengrajin produk turunan kedelai.

“Kedelai impor kualitas pakan, di sana sudah diambil sari patinya, minyak dan isoplavonya. Kalau kedelai kita asli belum lama disimpan di gudang dan gurih rasanya,” ucapnya.

Saat ini tim kedelai Batan pun menuju Majalengka dalam rangka perbanyakan benih kedelai hitam tersebut. Menurut Harry, Batan telah bekerja sama dengan kelompok tani di Majalengka.

Harry mengungkapkan banyak permintaan kedelai hitam dari kelompok petani di Majalengka. Penyediaan benih sumber merupakan kewajiban Batan untuk kemudian didesiminasikan ke masyarakat.

Ia pun berharap ada kemitraan antara industri, Batan dan kelompok petani sebab di Indonesia banyak terdapat industri kecap.

beritasatu.com

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ