3 karya digital kreatif dalam Temu Kreatif Nasional 2015

Written by Bagus Ramadhan Member at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Robot Edukasi Indonesia – SAFT 7 Robotics

Masih sedikit sekali media belajar untuk mempelajari bagaimana membuat robot di Indonesia. Meski peminat robotika di Indonesia banyak jumlahnya, sampai saat ini masih belum banyak terlihat produk edukasi yang memberikan petunjuk bagaimana membuat robot.

Mempelajari logika kerja sebuah robot mungkin sangat sulit bagi kita yang belum familiar dengan robot. Oleh karena itulah robot edukasi yang berbentuk tangan robot ini muncul untuk menjawab tantangan tersebut. SAFT 7 Robotics memberikan petunjuk lengkap tentang bagaimana sebuah robot bekerja, mulai dari yang menggunakan remote hingga yang sudah otomasi.

Sepertinya peluang inilah yang dilihat oleh PT. Kemangnet Perkasa untuk membuat produk robot edukasi yang menyasar kalangan pelajar yang aktif di klub robotika, kursus robotika atau pun komunitas serupa. Mulai menjamurnya kompetisi robotika di kalangan SMP hingga Universitas sepertinya menjadi ajang SAFT 7 Robotics untuk unjuk gigi.

Hebatnya, produk yang dibuat oleh Firmansyah Syatari ini ternyata adalah hasil dari utak-atik belajar dari mencontoh. Dan semuanya komponennya dibuatnya sendiri.

SAFT 7 Robotics dibangun menggunakan sistem operasi Ardiuno yang open source sehingga siapapun bisa mengembangkanya sendiri.

Meski robot edukasi ini masih dalam tahap awal,  produknya yang memiliki harga cukup terjangkau dan memiliki modul yang lengkap mulai dari instruksi pembuatan, komponen, dan gambar modulnya menjadi daya tarik untuk masyarakat saat ini yang sangat tertarik dengan teknologi.

SAFT7Robotics

Robot SAFT7Robotics (http://saft7robotics.com/)

SGVR Mini

Versi mini dari SGVR ini dibuat oleh tiga orang murid SMAN 70 yang tergabung dalam Seksi Karya Ilmiah Remaja 70 (SKIR 70). Robot beroda empat yang berotak sebuah bot yang bernama Arduino dapat membawa kamera First Person Video (FPV) yang dapat dilihat melalui Android.

Pembuatan robot tersebut telah menghabiskan waktu selama dua bulan dan telah menghabiskan uang sebanyak Rp 500 ribu. Robot ini pernah menjadi juara satu dalam lomba INDOTERA 2014 yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial di Kalibata.

Teknologi ECVT dan ECCT

Teknologi yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi sebab beberapa waktu yang lalu beritanya sempat booming. Teknologi yang ditemukan oleh Dr. Warsito ini  mempunyai banyak kegunaan, seperti untuk melihat aktivitas otak dan untuk diagnosa seperti teknologi MRI, X-RAY namun alat ECVT menggunakan energi yang rendah, cukup dengan energi 5 volt dan tanpa efek samping.

Prinsip dasar dari teknologi ECVT ini menggunakan ukuran kapasitansi, setelah mendapatkan sinyal barulah dilakukan rekonstruksi menjadi gambar tiga dimensi. Bekerja sama dengan beberapa universitas luar negri salah satunya Kiyoto University  dan dalam negri seperti ITB, UI, UHAMKA, UNTIRTA, UIN dll. Teknologi ECVT ini masih dalam tahapan riset,

Pak Warsito memulai riset ECVT dari tahun 2007, sedangkan awal riset ECCT sekitar tahun 2010-2011. ECVT dan ECCT mempunyai kegunaan yang berbeda, ECVT digunakan untuk mendiagnosis, sedangkan ECCT digunakan untuk terapinya.

Teknologi ini masih terus dikembangkan hingga benar-benar terbukti mampu untuk mengobati kanker.

Chip.co.id

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ