10 Permainan Tradisional Indonesia yang Dulu Populer. Mana Favoritmu?

Written by Akhyari Hananto Administrator at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Permainan tradisional anak Indonesia tempo dulu yang edukatif dan jarang ditemui. Bagi kamu yang dulu pernah menginjak sekolah dasar di era 80-90an mungkin familiar dengan beberapa permainan tradisional ini atau bahkan hampir setiap hari memainkannya. Sebut saja permainan kelereng, galasin, petak umpet, benteng, kasti, congklak dan beberapa permainan yang sejenis. Lalu dimana keberadaan mereka kini?.

Ya, permainan tradisional di masa kini memang bisa dibilang tak mudah lagi untuk ditemukan. Di era yang serba digital dan canggih seperti sekarang, rasa-rasanya bahkan hampir mustahil kamu bisa menemukan permainan-permainan tradisional yang tadi disebutkan diatas, apalagi jika kamu tinggal di kota-kota besar, sepertinya nyaris mustahil. Coba kamu ingat-ingat kapan terakhir kalinya kamu melihat anak-anak memainkan permainan-permainan ini?. 5 tahun lalu, 10 tahun lalu atau bahkan mungkin lebih.

Tergerusnya budaya serta permainan anak-anak yang kreatif, edukatif, memotivasi sekaligus sebagai ajang mereka untuk bersosialisasi seiring perkembangan jaman nampaknya mau tak mau mulai tergantikan dengan permainan-permainan modern yang bisa diakses melalui gadget maupun game console mereka masing-masing.

Nah, bagi kamu yang ingin bernostalgia dan mengingat permainan masa lalu yang penuh keceriaan, berjibaku.com telah merangkumnya dalam artikel permainan tempo dulu yang semakin jarang ditemui:

1. Kelereng

Kelereng merupakan jenis permainan anak-anak tempo dulu yang cukup populer. Bola kelereng atau yang juga disebut bola keleci yang terbuat dari kaca ini biasanya dimainkan oleh sekurang-kurangnya 2 orang hingga puluhan orang. Beberapa kategori permainan kelereng yang biasanya dimainkan antara lain stik mati, stik panjang, tektokan dan lain sebagainya.

2. Petak umpet

Permainan kedua yang tak kalah serunya adalah permainan petak umpet. Permainan petak umpet biasanya dimainkan oleh sekumpulan anak-anak kecil. Adapun cara memainkan permainan ini adalah dengan menentukan satu orang yang jaga. Nah, dalam menentukan biasanya diambil dengan cara hompimpa, suit atau cis kacang buncis yang panjang jaga dan sebagainya hingga tersisa 1 orang yang nantinya akan bertugas sebagai penjaga yang mencari anak-anak lain yang sedang bersembunyi. Sebelum bersembunyi, penjaga akan menghitung dari 1 hingga 10 dengan mata tertutup sementara yang lain lari bersembunyi.

3. Cita-citaku (Polisi numpang tanya)

Apakah kamu pernah mendengar lirik lagu permainan yang berbunyi, “Polisi-polisi..numpang tanya sebentar atas nama hewan misalnya..”. Nah, satu persatu anak yang bermain harus menyebutkan nama-nama hewan. Para pemain tidak boleh mengulang hewan yang sudah disebutkan sebelumnya. Untuk mempersulitnya, nama hewan yang harus ditebak bisa juga diawali dengan inisial, misalnya diawali dengan huruf A hingga Z.

3. Ular tangga

Ular tangga adalah permainan yang sekurang-kurangnya dimainkan oleh 2 orang atau maksimal 4 orang. Dengan menggunakan dadu, plastik kecil berbentuk kerucut (cone) dan papan kertas permainan, peserta permainan harus melangkahkan cone-nya sesuai dengan angka yang tertera pada dadu setelah di kocok diawali dari garis start hingga finish. Keseruan dari permainan ini adalah peserta bisa langsung naik beberapa tingkat, maju beberapa langkah atau bahkan merosot dari atas hingga kembali lagi ke garis start.

4. Monopoli

Permainan monopoli hampir sama dengan permainan ular tangga yang juga menggunakan dadu, cone atau figur orang serta sebuah papan kertas. Setiap pemain berhak untuk melemparkan dadu secara bergantian untuk memindahkan bidaknya. Jika bidak berhasil mendarat di beberapa tempat yang belum dimiliki oleh pemain lain, maka ia dapat membeli dengan mengeluarkan sejumlah uang yang sesuai dengan harga yang diberikan. Sebaliknya, jika ia mendarat di petak yang sudah dimiliki oleh pemain lain, maka ia wajib membayar. Jika pada petak tersebut sudah dibangun rumah atau hotel, maka pembayarannya jauh lebih mahal lagi.

Permainan monopoli juga terdapat Dana Umum dan Kesempatan yang berisi keuntungan maupun kerugian bagi pemain. Selain itu, ada juga istilah mendapatkan 2000 jika melewati garis start supaya pemain bisa mendapatkan dana tambahan agar tidak cepat bangkrut.

5. Benteng

Permainan lain yang tak kalah serunya adalah permainan benteng. Permainan ini dibagi menjadi 2 kelompok yang sama-sama berusaha mengambil alih benteng lawannya. Dalam permainan ini dikenal istilah “ditawan” atau “penawan” dengan cara menyentuh pihak lainnya. Untuk menentukan siapa yang jadi “penawan” atau yang “tertawan” penentuannya adalah berdasarkan dari waktu terakhir mereka menyentuh benteng pertahanan mereka masing-masing.

6. Galasin

Permainan galasin merupakan salah permainan yang juga tak kalah populer dimainkan di bangku sekolah dasar (SD). Permainan ini biasanya menggunakan sarana lapangan bulu tangkis (badminton). Permainan ini dimainkan secara beregu yang mana salah satu regu bertugas untuk menjaga peserta lain melintas dari awal hingga mencapai garis finish. Penjagaan biasanya dibuat berlapis hingga 3 atau 4 orang.

7. Bola boy

Permainan ini menggunakan bola kasti dan pecahan genting atau lempengan keramik yang disusun bertumpuk dengan satu orang penjaga (ditentukan dengan cara suit, gambreng dan sebagainya). Setiap peserta melemparkan bola ke tumpukan genting hingga roboh. Saat itulah penjaga mengambil bola kemudian mulai melemparkannya ke masing-masing pemain hingga bola mengenai tubuh pemain lain. Disaat penjaga tengah mengejar pemain, yang lain berusaha untuk menumpuk kembali susunan genting hingga selesai dan saat selesai, maka permainan bola boy pun berakhir.

8. Egrang

Egrang merupakan salah satu permainan anak yang tertua di Indonesia bahkan disinyalir sudah ada semenjak ratusan tahun lalu. Egrang dibuat dari dua batang bambu atau galah yang digunakan oleh seseorang untuk bisa berdiri diatasnya dalam posisi yang seimbang sehingga bisa melangkah. Agar seimbang, ruas egrang diberikan pijakan untuk kaki.

9. Lompat tali karet

Permainan lompat tali menggunakan karet gelang yang dipintal hingga membentuk sebuah tali panjang. Masing-masing peserta harus melompati tali ini dengan beragam rintangan ketinggian. Mulai dari setinggi pinggang, setinggi perut, setinggi leher, setinggi kuping, setinggi kepala hingga satu jengkal diatas kepala. Permainan ini cenderung dimainkan oleh anak-anak perempuan di era 80 hingga 90an.

 

Sebenarnya masih banyak permainan-permainan yang biasa dimainkan oleh anak-anak tempo dulu selain permainan yang disebutkan diatas, namun akan kita ulas pada kesempatan berikutnya.

10. Gatrik

Gatrik atau Tak Kadal pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.

Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh di antara dua batu lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir. Setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.

 

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ