Taufik Uieks

“Masih ingat lagu berjuduk “Anak”? Lagu berbahasa Tagalog ini pernah sangat popular di akhir tahun 1970-an sampai dengan tahun 1980-an. Di Indonesia, lagu dengan versi bahasa Inggris juga sangat popular. Lagu yang kata-katanya sangat menyentuh dan nadanya sangat indah inilah yang pertamakali mengenalkan saya akan satu kata dalam bahasa Tagalog yaitu “anak”, yang kebetulan artinya juga anak dalam Bahasa Indonesia.

Perkenalan berikut dengan bahasa Tagalog adalah ketika bergaul dengan beberapa teman dari Filipina ketika sempat tinggal sementara di Hongkong di pertengahan tahun 1980-an. Walaupun komunikasi pada umumnya menggunakan bahasa Inggris, tetapi karena saya sering mendengarkan mereka berbicara bahasa Tagalog, ternyata selain nada banyak juga kosa kata yang sama maupun mirip.

“Balik Bayan?” ini adalah perekenalan langsung saya dengan Bahasa Tagalog yang ditanyakan kepada saya ketika tiba di Bandara Internasional Manila di akhir tahun 1980 an. Balik sendiri memiliki arti yang sama yaitu balik atau pulang, sedangkan Bayan berarti negara. Balik Bayan adalah istilah yang umum digunakan untuk para TKF (Tenaga Kerja Filipina) yang pulang kampung

Pada tahun 80-an, belum terlalu banyak pekerja asal Indonesia di Hongkong, kalau kita berjalan di kawasan Central di dekat pelabuhan Star Ferry dan juga sekitar lapangan dekat patung pada setiap minggu, akan banyak sekali dijumpai para tenaga kerja wanita dan pria yang berkumpul. Kebanyakan dari Filipina dan mereka akan saling melepas rindu dengan kampung halaman, bahkan banyak juga yang menggelar lapak dan menjual beberapa produk. Lucunya, mereka akan menyembunyikan barang dagangan dan main kucing-kucing kalau ada polisi atau satpol PP model Hongkong.

Uniknya kalau saya dan beberapa teman ikutan berkumppul disana maka mereka akan menegur kita langsung dengan bahasa Tagalog. Untungnya saya pun sempat belajar sedikit-sedikit dan kemudian sempat pula membeli beberapa buku “self study”, sehingga tidak buta sama sekali dengan bahasa yang sepintas mirip salah satu bahasa di Sumatra ini.

Bahasa Tagalog, sama seperti bahasa Indonesia termasuk rumpun bahasa-bahasa Astronesia. Dan kalau mau lebih spesifik lagi termasuk bahasa Melayu tua atau proto Melayu. Namun secara gramatikal memang sedikit lebih sulit daripada bahasa Indonesia namun penulisannya yang menggunakan huruf Latin dan pengucapannya yang konsisten membuat membaca bahasa ini tidak terlalu sulit.

Selain kata anak dan balik bayan, beberapa kosa kata yang pertama-tama saya pelajari dan kebetulan memiliki arti yang sama adalah katamahal dan murah serta bayar. Kata ini persis sama seperti bahasa Indonesia. Dan sangat bermanfaat untuk digunakan dalam berbelanja,

“Bangun”, demikian saya berkata kepada teman saya dalam bahasa Indonesia . Dan teman sekelasa saya dari Filipina saya pun ikut bangun karena ternyata kata ini memiliki arti yang sama. Ini terjadi ketikan kami ada dalam satu kelas di suatu pelatihan di Hongkong. Selain itu kata sandang si yang di Indonesia biasanya hanya digunakan dalam percakapan ternyata banyak digunakan dalam bahasa Tagalog. Kalau diperhatikan sama banyaknya dengan penggunaan kata sandand sipada bahasa batak.? Namun dalam Bahasa Tagalog ternyata ada bentuk jamak si yaitu sina. Jadi kalau untuk tunggal kita akan menyebut Si Rudi,tetapi untuk berdua atau lebih kita akan bilang SIna Rudi at Budi.

Persamaan kosa kata antara bahasa Indonesia dan Tagalog terutama terapat unutk beberapa nama hewan seperti buwaya/buaya, kambing, baboy/babi dan kucing. Selain itu juga terdapat pada beberapa warna seperti item/hitam dan puti/putih.

Isa dalawa tatlu apat lima anim pito walo siyam sampu, Ini adalah hitungan satu sampai sepuluh dalam bahasa Tagalog yang mirip atau sama dengan bahasa Indonesia atau pun Jawa. Selain itu ada juga kata aso yang mirip dengan asu dalam Bahasa Jawa yang artinya anjing. Namun, kata manok yang mirip dengan manuk dalam bahasa Jawa berarti ayam sedangkan dalam bahasa Jawa artinya burung. Tidaklah berlebihan kalau salah satu makanan favorit dari Filipina adalah “adobong manok”.

Untuk memperkaya kosa kata kita , berikut adalah kata yang sama atau mirip: tolong = tulong , tengah hari = tanghali , sumpah = sumpa , sakit = sakit payung = payong berita = balita bulan = buwan dan langit. (Bahada Indonesia lebih dulu).

Saya mencoba lagi membuka salah satu buku pelajaran yaitu Filipino for Everyone dan sempat membuka beberapa halaman untuk kemudian menemukan lagi beberapa kata yang persis sama atau mirip seperti pako /paku, pipa,mata,timba, tinta, sulat./surat, sinta/cinta, bato/batu, dahon/daun, sago/sagu, dingding/dinding,lahar, bansa/bangsa, lalaki/lelaki, bunso/bungsu, taon/tahun, pinto/pintu, guro/guru, balikat/belikat dan tainga/telinga. Selain itu juga ada balimbing,durian,nangka, dan banko/bangku.

Tapi ada juga kata yang disebut cognate yaitu kata yang ucapannya sama namun artinya berbeda dalam dua bahasa seperti kata salamatyang dalam bahasa Tagalog artinya terima kasih. Juga kata lagi yang dalam bahasa Tagalog artinya selalu. Dan yang terakhir kata gulayartinya sayuran.

Namun yang paling menggelikan adalah kata inyong yang mirip dengan bahasa Tegal dalam kata magandaang umaga sa inyong lahat yang artinya selamat pagi buat kamu semua. Inyo sendiri arinya kamu dan menjadi inyong karena mendapat imbuhan ng.

Yang terakhir, bahasa Tagalog pun mempunya kemiripan dengan Bahasa Sunda untuk menyebutkan kata sifat yang jamak seperti kataganda yang artinya cantik atau baik kalau untuk tunggal menjadimaganda sedangkan untuk jamakmenjadi magaganda. Dalam bahasa Sunda kata hareudang yang artinya panasl akan menjadi hararaeudanguntuk menyebutkan betapa panasnya cuaca hari ini,

Maraming Salamat Po! Terima kasih banyak sudah menyima tulisan ini. Kalau ingin belajar lebih banyak lagi , silahkan beli bukunya atau kita bisa belajar bersama di Manila.

Akhir kata, dengan penggalan bait pertama lagu “Anak” kita tutup uraian mengenai sedikit kemiripan kosa kata ini.

Noong isilang ka sa mundong ito, Laking tuwa ng magulang mo. At ang kamay nila ang iyong ilaw.
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar Anda...
READ NEXT
BACK TO TOP
"Kurir Sastra" asal Indonesia yang Mendunia
Indonesia sejatinya punya banyak tokoh fenomenal yang cemerlang di mata masyarakat internasional, meski kadang tenggelam dan sedikit dibenci bahkan dipenjara di negerinya sendiri, layaknya potret sang nabi. Indonesia Pernah memiliki sastrawan ternama. Seorang pujangga kelahiran Blora, Jawa Tengah 6 Februari 1925 silam ini adalah penerima sejumlah penghargaan sastra bertaraf dunia.sebelum beliau
Berkat Obat Temuan UNAIR ini, Demam Berdarah akan Lenyap?
Berkat Obat Temuan UNAIR ini, Demam Berdarah akan Lenyap?
Indonesia saat ini yang memasuki musim penghujan harus lebih wapada terhadap penyakit-penyakit yang disebarkan oleh nyamuk. Banyaknya genangan air tentu saja mempengaruhi jumlah populasi serangga penghisap darah ini. Selain mengakibatkan gatal, nyamuk juga memiliki potensi untuk membawa virus-virus berbahaya. Virus tersebut dapat menyebar bila dan menjangkiti kawan GNFI bila tidak
Banyak yang Salah Sangka. Rafflesia, bukan Bunga Bangkai
Banyak yang Salah Sangka. Rafflesia, bukan Bunga Bangkai
Rafflesia arnoldii dan Bunga Bangkai (Amorphpophallus titanium) merupakan dua jenis tanaman yang berbeda. Meski oleh masyarakat terkadang kedua jenis tanaman ini dianggap sama bahkan saling tertukar. Saya sendiri sempat mendengar seorang guru Sekolah Dasar yang mengatakan di depan murid-muridnya bahwa bunga Bangkai adalah Rafflesia. Memang Rafflesia dan Bunga Bangkai (Suweg Raksasa)
Usung Pangan Berbasis Serangga, Mahasiswa UB Wakili Indonesia di Swiss
Usung Pangan Berbasis Serangga, Mahasiswa UB Wakili Indonesia di Swiss
Kebutuhan pengembangan teknologi pangan yang terus meningkat seiring dengan semakin sempitnya lahan pertanian di seluruh dunia 'memaksa' akademisi dibidang pertanian untuk terus berinovasi. Beberapa diantaranya adalah Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dari jurusan Teknik Industri Pertanian (TIP). Sebagai bentuk upaya riset pangan mereka berhasil mewakili Indonesia mengikuti kompetisi internasional perencanaan
 Maret 1940: Kekuatan Cinta pada Bangsa dan Kekalahan sang Adidaya
Maret 1940: Kekuatan Cinta pada Bangsa dan Kekalahan sang Adidaya
by Akhyari Hananto Bagi anda yang suka membaca sejarah, tentu tak akan melewatkan satu episode sejarah yang secara tragis mengubah wajah dunia selamanya. Yakni World War II, atau Perang Dunia II, sebuah tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah umat manusia, yang melibatkan atau setidaknya mempengaruhi hampir semua negara, dan menghilangkan sekitar 80 juta
(Video) Petani Coklat Indonesia yang Akhirnya Menikmati Rasa Coklat Untuk Pertama Kali
(Video) Petani Coklat Indonesia yang Akhirnya Menikmati Rasa Coklat Untuk Pertama Kali
Tahukah anda, bahwa banyak petani coklat di Indonesia belum pernah merasakan coklat yang sering kita beli di toko-toko ? Indonesia adalah negeri penghasil coklat terbesar ke-3 di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana. Itulah yang kami ketahui saat berkunjung sentra perkebunan coklat di Lampung. Ketika kami tawarkan coklat ke para petani