Pupuk Kaltim Akan Jadi yang Terbesar di ASEAN

Written by BontangBisa.com Author at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

PT Pupuk Kalimantan Timur mendapatkan pinjaman Rp1,35 triliun dan US$337 juta atau total Rp4,38 triliun dari lima bank dalam negeri. Pinjaman ini digunakan untuk pembangunan Pabrik Kaltim-5 dengan jangka waktu pinjaman 10 tahun.

PT Bank Mandiri Tbk ditunjuk sebagai mandated lead arranger untuk pembiayaan sindikasi Rp1,35 triliun dan mandated lead arranger untuk pinjaman berdenominasi valas sebesar US$337 juta bersama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk. Bank lain yang bergabung dalam sindikasi itu adalah Bank Kaltim dan Bank Jabar Banten.

Dari jumlah itu, Bank Mandiri memberikan pinjaman Rp1,2 triliun dan US$162,7 juta.

Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini, mengatakan komitmen pembiayaan itu setara 70 persen total kebutuhan pembangunan Pabrik Kaltim-5 yang mencapai lebih dari Rp6,1 triliun.

Sisanya, atau 30 persennya akan dipenuhi melalui pendanaan internal perseroan.

Menurut Dirut Pupuk Kalimantan Timur, Aas Asikin Idat, Pabrik Kaltim-5 adalah realisasi dari Program Revitalisasi Industri Pupuk sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2010.

“Pabrik ini akan menggantikan Pabrik Kaltim-1 yang telah cukup tua usianya dan sudah tidak efisien konsumsi energinya,” ujarnya di Jakarta, Senin, 15 Agustus 2011.

Aas mengatakan, pabrik Kaltim-5 juga memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan Kaltim-1, yaitu 1,15 juta ton urea granul dan 825 ribu ton amoniak per tahun. Pabrik ini akan menjadi unit pabrik urea terbesar di Asia Tenggara.

Pembangunan proyek ini membutuhkan waktu penyelesaian 33 bulan. Jika pabrik Kaltim-5 beroperasi, kapasitas produksi urea dan amoniak Pupuk Kalimantan diharapkan akan bertambah 450 ribu ton. Total produksi menjadi 3,43 juta ton urea per tahun dan 2,08 juta ton amoniak per tahun.

Aas mengatakan, pabrik Kaltim-5 akan menggunakan teknologi hemat energi dengan konsumsi bahan baku yang efisien. Konsumsi energi per ton produk urea yang dihasilkan oleh pabrik ini adalah 25 mmbtu/ton.

“Jauh lebih efisien dibandingkan pabrik Kaltim-1 yang akan digantikannya yaitu 38 mmbtu/ton,” katanya.

Selain itu, pembangunan pabrik mengurangi pemakaian gas bumi yang semakin terbatas pasokannya. “Kebutuhan utilitas untuk steam pada pabrik ini akan dipasok dari Unit Boiler berbahan batu bara,” katanya.

sumber

Written by BontangBisa.com Author at GNFI

founder BONTANGBISA.COM