Game Bisa Mengurangi Kecemasan saat Pergi ke Dokter Gigi? ADVENTURE Jawabannya

Written by Tri Handayani Subscriber at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

Tidak sedikit anak mengalami trauma atas pengalamannya pergi ke dokter gigi. Bahkan, anak-anak yang belum pernah pergi ke dokter gigi pun mengalami kecemasan saat hendak pergi ke dokter gigi akibat cerita dari teman-temannya. Memang, perawatan gigi seringkali menimbulkan kecemasan pada anak. Kecemasan anak selama perawatan gigi dapat menyebabkan anak bersikap tidak kooperatif, ditambah lagi apabila anak memiliki gejala hiperaktivitas. Anak-anak dengan hiperaktivitas seringkali sulit untuk fokus dan tenang. Perilaku anak hiperaktif cenderung impulsif, sehingga hiperaktivitas dan kecemasan dapat menganggu proses pemeriksaan gigi pada anak. Belum ada data pasti, tetapi diperkirakan sebanyak 10% anak usia Sekolah Dasar (SD) mengalami hiperaktivitas. Padahal, kesehatan gigi dan mulut sangat penting terutama bagi anak-anak usia 4 – 12 tahun. Pada usia ini, anak-anak sedang mengalami berbagai macam masalah gigi dan mulut, seperti pergantian dari gigi susu ke gigi permanen, gigi berlubang karena makan makanan manis, serta malas untuk menggosok gigi, sehingga hal tersebut memerlukan kontrol lebih dari dokter gigi.

Lalu bagaimana ketika anak terus-menerus mengalami penolakan saat hendak berkunjung ke dokter gigi? Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada; Kurnia Istiqomah (Kedokteran Gigi), Nurrahmat Pradeska (Teknik Informatika), Tsulatsi Tammim (Teknik Industri), Alifah Yuli Nugraeni (Psikologi), dan Muhammad Rausyan Fikri (MIPA) menjawab tantangan ini dengan bekerja sama membuat alat visioner untuk mengatasi permasalahan kecemasan dan hiperaktivitas pada anak saat akan atau sedang menjalankan pemeriksaan gigi. Alat tersebut sangat sederhana, mengintegrasikan kemampuan penglihatan, pendengaran serta gerak dengan menggunakan prinsip pengalih perhatian atau distraksi. Alat ini berupa game yang disajikan dalam bentuk kacamata dan dikendalikan melalui gerak otot tangan.

Mengapa dalam bentuk game? Berdasar studi, anak-anak yang mengalami kecemasan serta kehilangan fokusnya dapat memusatkan fokus melalui stimulus gambar atau video. Akan tetapi, video dirasa kurang menarik dan kurang bisa menyalurkan keinginan anak hiperaktif yang sulit untuk diam. Menggunakan prinsip pengalih perhatian, game ini berusaha mengalihkan perhatian anak yang ingin terus bergerak dengan mengarahkan geraknya untuk mengendalikan permainan. Permainan yang disajikan pun mengandung konten edukasi dalam perawatan gigi. Game ini memberi pengetahuan pada anak bahwa kuman di gigi berbahaya, mengajak anak praktik bersama menyikat gigi, dan mengenalkan jenis-jenis gigi pada anak.

 

Written by Tri Handayani Subscriber at GNFI

The part of rumahmimpi.org your platform for passion development into sustainable benefit for all

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ