Suara Keabadian
Sore ini aku rindu ayah ibu yang telah lebih dahulu meninggalkan alam fisik
Kerinduan yang menggerakkan aku meninggalkan rutinitas
Berdiam sejenak diantara pusara keduanya
Dalam hening aku mendengar pesan keabadian
Ingatlah dari mana engkau berasal dan dari apa engkau dijadikan!
Teruslah berjalan, sampai kelak engkau meninggalkan jasadmu
Bila saatnya tiba, jiwamu meninggalkan jasadmu
Maka bebaskanlah ia dari segala belenggu pengikatnya
Gemerlap harta, kedudukan, jabatan, keturunan dan senandung pujian, itulah jebakan yang harus engkau lalui
Kelolalah dengan ridho, sabar, syukur dan amanah
Jagalah yang serba gemerlap itu di orbitnya
Jadikanlah ia kendaraan pengantar kasih sayang sesama makhluq
Siapapun mungkin menyakitimu, tapi jangan pernah engkau terluka
Tak usah menunggu dihibur agar engkau senang
Karena kebahagiaanmu ada dihatimu sendiri
Bangunlah surgamu saat ini, di sini, di hatimu,
Jangan takut mati, karena kematianmu kelak hanyalah pintu kemerdekaan jiwamu yang sudah tenang!
Mari bergabung bersama ayah ibu, dalam keabadiaan ukhrowi!"
Makam desa Bakung, 8 Juni 2015

Advertisement Advertise your own

0 Komentar
READ NEXT
BACK TO TOP