Sepenggal Indonesia di Jantung Eropa

Written by Akhyari Hananto Administrator at GNFI
Share this
0 shares
Comments
0 replies

By Muhammad Daniel – GNFI Jakarta

Pada suatu hari dipertengahan Februari 2010, saya hampir tak percaya ketika seorang sahabat dari Jerman menunjukkan sebuah foto rumah adat Nusantara yang sangat familiar bagi saya. Foto tersebut adalah tentang sebuah rumah adat tradisional dari Batak lengkap dengan segala ukiran khas pada dindingnya. Yang sangat membedakan dari rumah tersebut adalah, …..rumah tersebut terselimuti oleh salju. Apakah Sumatera Utara bersalju? Hahahaha….. Satu hal yang pasti, sahabat saya yang satu ini memang belum pernah pergi ke Sumatera sekalipun.

Saya langsung terpikir di otak saya yaitu foto rumah adat ini diambil dari miniatur rumah-rumah adat yang ada di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta kemudian dengan sebuah proses photoshop untuk menambah efek salju pada bagian atap serta pada halamannya.

Kemudian sahabat saya tertawa lebar sembari meyakinkan saya jika foto yang dia tunjukkan  tersebut adalah asli rumah adat Batak yang ada di desanya, bahkan dia menambahkan jika dia sempat bekerja sebagai salah satu pemandu pada rumah adat tersebut.

Adalah Werpeloh, sebuah desa di Jerman yang menjadi bagian dari negara bagian Lower Saxony yang terletak sekitar 110 KM sebelah barat Kota Bremen dengan luas wilayah 35.34 km2 dengan populasi sekitar 1,030 jiwa pada 31 Desember 2012, yang menjadi lokasi dimana rumah adat Batak tersebut berada.

Bagaimana rumah adat Batak bisa sampai kesana?

Matthew Bergmann, seorang Pastor dari Werpeloh yang telah mengundang tokoh di Batak untuk mendirikan sebuah replika dari rumah adat Batak. Selain rumah yang amat mengesankan ini, terdapat pula berbagai macam barang kerajinan didalamnya sekaligus terdapat alat-alat tradisional yang sering digunakan masyarakat Batak untuk berburu, juga silsilah tentang leluhur-leluhur didalam keluarga Batak. Buku-buku doa dalam kebudayaan Batak serta sebuah tirai pembatas yang terbuat dari kulit ular sanca sepanjang 6.8 meter menambah lengkap koleksi didalam rumah ini.

gnfi eropa

 

Rumah adat Batak ini tentunya teramat unik (aneh namun sangat indah..begitu kira-kira) bagi masyarakat disana (bahkan untuk orang Eropa sekalipun) selain daripada bentuk atapnya yang tinggi menjulang juga dari warna dan ukirannya yang terlihat sangat eksotik. Maksud dari organisasi yang telah membawa replika rumah ini kesana, yaitu untuk menjadikan bangunan ini semacam pameran yang menjembatani hubungan antara masyarakat Batak di Indonesia dengan budaya asing mereka serta dunia internasional sehingga terciptanya sebuah pemahaman tentang kebudayaan.

Pada awalnya lokasi dimana rumah adat Batak ini dibangun adalah tempat bangku-bangku yang tertata rapi di belakang Gereja Katolik yang terletak di jalan utama Emsland, Werpeloh yang sering digunakan oleh warga setempat untuk sekedar melepas lelah dibawah rindangnya pepohonan. Kini lokasi tersebut juga telah dilengkapi dengan patung-patung yang menambah lengkap koleksi seni dari Gereja tersebut.

Bagi anda yang kebetulan melintas atau kebetulan mempunyai kerabat yang tinggal dekat dengan desa Werpeloh dapat mampir dan menikmati pameran tersebut sebagai obat rindu akan Indonesia. Waktu berkunjung yaitu hanya setiap hari Minggu mulai dari jam 15.00 sampai dengan jam 18.00 sore.

Sumber foto:

Masbaum, Cornelia/Martin.

 

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ