Konon, suatu siang di tahun 1955, mobil Mercedes warna hitam itu melewati sebuah jalan di dekat pantai St. Petersburg, kota bagian barat dari negeri Uni Soviet. Di dalamnya ada pria ganteng, berbadan kekar dengan kacamata hitam. Lelaki tegap penuh pendirian yang datang atas undangan salah satu penguasa dunia tersebut bernama Soekarno, Presiden Republik Indonesia.

Kala itu, Soekarno sedang menikmati indahnya kota St. Petersburg (Leningrad) yang didirikan oleh Peter the Great pada abad 17. Kota yang senantiasa menjadi rebutan banyak negara dalam berbagai masa itu memang sangat cantik, berarsitektur ala Eropa Barat dan terletak di delta Sungai Neva. Kota ini pernah menjadi ibukota kekaisaran Rusia selama dua ratus tahun. Disini pula berdiri istana-istana terkenal, seperti istana musim panas Peterhof, istana musim dingin Hermitage, benteng Peter and Paul, Gereja Berdarah, Nevsky Prospect serta aneka kanal yang selalu dihiasi kapal berbagai ukuran.

Dari dalam mobil itu, Soekarno sekelebatan melihat sebuah bangunan yang unik dan tidak ada duanya. Sopir diminta untuk kembali memutar jalan untuk melihat bangunan tersebut, namun bergeming. Tidak ada perintah untuk memutar apalagi berhenti. Pada zaman itu, di bawah pemerintahan komunis nyaris tidak ada kekuasaan dan kesempatan berdiskusi yang diberikan kepada seorang sopir.

“Bangunan apa tadi itu,” tanya sang Presiden.

“Itu dulunya sebuah masjid,” jawab sang pengemudi.

“Kalau dulu masjid, sekarang digunakan untuk apa?”

“Oh… hampir semua gereja dan masjid saat ini menjadi gudang atau semacamnya,” sahut sopir.

Pembicaraan sekilas tadi membuat Presiden Indonesia itu tidak nyenyak tidurnya. Ia terngiang-ngiang gedung berkubah biru dengan arsitek Asia tengah itu. Dindingnya sekilas terbuat dari batu yang dibuat secara khusus, dua menaranya menjulang tinggi bersaing dengan beberapa gereja yang tidak jauh dari situ sedangkan pelatarannya cukup luas. Dalam taksiran Soekarno, bangunan yang disebut masjid itu pastilah mampu menampung lebih dari 3.000 muslim bersembahyang berjamaah.

Dalam suatu jamuan makan, Soekarno melontarkan permintaan agar pada hari berikutnya diatur suatu kunjungan ke masjid yang dilihatnya. Namun aturan protokoler tidak memungkinkan karena acara yang disusun sudah sangat padat.

Dalam cerita lainnya, Soekarno akhirnya bisa masuk bangunan yang berisi barang rongsokan tersebut. Kumuh, tak terawat dan banyak tikusnya. Waktu itu, sang presiden cukup lama melihat dan menikmati arsitektur bangunan dan bisa jadi pikirannya melayang-layang kesana kemari. Maklumlah, ia seorang arsitek dan juga pemeluk agama Islam.

Setelah dua hari menikmati keindahan kota St. Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad, Soekarno terbang ke Moskwa untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi guna membahas masa depan kerja sama bilateral dan berbagai posisi kunci dalam Perang Dingin yang terus memuncak dengan Presiden Nikita Sergevic Khrushev (1894-1971). Kehangatan kedua pemerintahan memang sedang mencapai titik kulminasi, antara lain dengan pengiriman ribuan mahasiswa Indonesia yang kemudian dikenal dengan mahasiswa ikatan dinas (Mahid).

Dalam bincang-bincang di istana Kremlin itu sempat tersiar kabar suatu pembicaraan yang unik diantara kedua pemimpin bangsa. Bisa ditebak, sang pengundang menginginkan agar Presiden Soekarno dapat menikmati liburannya di Leningrad bersama salah satu putrinya. Apalagi berbagai fasilitas papan atas telah disiapkan.

“Bagaimana kunjungan ke Leningrad tuan Presiden. Tentu sangat menyenangkan, bukan?” tanya Presiden Uni Soviet berbasa-basi.

Diluar dugaan Soekarno memberikan jawaban yang mengagetkan. “Rasanya saya belum pernah ke Leningrad,” ujarnya tanpa ekspresi.

“Tuan Presiden memang pandai bertutur. Ada apa yang salah dengan Leningrad. Bukannya kemarin dua hari berjalan-jalan dengan sang putri di sana?” sergah rekannya dari Rusia

“Ya. Kami memang berada disana, tapi kami belum kesana,” sambut Soekarno dingin.

“Kenapa begitu?” tanya Khrushev.

“Itu terjadi karena saya sebagai muslim sangat sedih melihat masjid biru dipusokan,” jawab Soekarno.

Kunjungan ke Rusia berjalan lancar dan seolah tidak pernah ada apa pun yang terkait dengan masalah agama ataupun masjid. Soekarno juga tidak banyak membicarakan lagi tentang masjid yang pernah dilihatnya di kota terindah di Uni Soviet tersebut. Meskipun begitu, diam-diam banyak kalangan muslim memasang kuping atas berbagai kejadian yang dialami oleh tamu kehormatan dari Indonesia tersebut.

Seminggu setelah kunjungan usai. Sebuah kabar gembira datang dari pusat kekuasaan, Kremlin di Moskwa. Seorang petinggi pemerintah setempat mengabarkan bahwa satu-satunya masjid di Leningrad yang telah menjadi gudang pasca revolusi Bolshevic tersebut bisa dibuka lagi untuk beribadah umat Islam, tanpa persyaratan apa pun. Sang penyampai pesan juga tidak memberikan alasan secuilpun mengapa itu semua bisa terjadi.

“Kini semua umat Islam di St. Petersburg sangat berterima kasih kepada almarhum Soekarno. Kami akan ingat jasa-jasanya,” ujar Mufti Ja’far Nasibullah yang sudah 31 tahun menjadi tulang punggung masjid.

“Tanpa Soekarno mungkin masjid indah yang didirikan 1910 ini sudah hancur sebagaimana masjid dan gereja lainnya. Semoga Allah SWT memberikan surga tertinggi baginya,” doa sang Imam dengan mimik yang serius sambil mengangkat kedua tangannya.

(Kompas)

(Foto: Kaskus)
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook ...
READ NEXT
BACK TO TOP
Raih Juara Ganda Campuran All England 2016: "Terima Kasih Kepada Suporter.."
Raih Juara Ganda Campuran All England 2016: "Terima Kasih Kepada Suporter.."
Sorak – sorak makin terdengar keras di Barclaycard Arena, Birmingham,Inggris ketika Denmark tak bisa mengembalikan bola yang diberikan oleh wakil Indonesia. Pasangan Ganda Campuran Indonesia,
 "Wonderful Indonesia" Raih Penghargaan di Bursa Pariwisata Terbesar Dunia
"Wonderful Indonesia" Raih Penghargaan di Bursa Pariwisata Terbesar Dunia
Wonderful Indonesia menyabet juara sebagai The Best Exhibitor dalam kategori Booth Asia Australia Oceania di ajang bursa pariwisata terbesar di dunia yaitu International Tourismus Boerse
Seniman Kelahiran Surabaya Ukir Prestasi di Australia
Seniman Kelahiran Surabaya Ukir Prestasi di Australia
Hidup di negeri orang membuat seniman kelahiran Surabaya ini kian tertantang untuk berkreasi mengembangkan potensi yang dimiliki. Diaspora Indonesia satu ini mengukir prestasi di
Kota-kota di Indonesia dan Kembarannya di Dunia
Kota-kota di Indonesia dan Kembarannya di Dunia
 Beberapa kota di Indonesia memang menarik dan unik, baik dari budaya yang dimiliki maupun aktifitas pemerintahan yang tak jarang menjadi percontohan bagi banyak kota
Akhirnya! Indonesia Terbitkan Visa Pelajar Asing
Akhirnya! Indonesia Terbitkan Visa Pelajar Asing
Minat pelajar asing untuk ke Indonesia diperkirakan akan meningkat pesat. Hal ini berkat kebijakan pemerintah terbaru yang akhirnya menerbitkan student visa (visa pelajar). Langkah
Balon Wi-Fi Pertama di Indonesia, Siap Jangkau Hingga Pelosok Negeri
Balon Wi-Fi Pertama di Indonesia, Siap Jangkau Hingga Pelosok Negeri
Karya anak bangsa kembali lahir, Helion namanya, yang merupakan jawaban atas beberapa permasalahan yang dihadapi di Indonesia.Menurut data dari Bank Dunia, baru sekitar 29%