5 Tempat Terbaik Untuk Melihat Edelweiss di Indonesia

Published by Akhyari Hananto Administrator at GNFI
Share this
0 shares
Comments
1 replies

by Wira Nurmansyah | @wiranurmansyah

Warnanya putih dan harum wanginya. Melambangkan cinta, ketulusan, serta keabadian. Ia tinggal di kesejukan dataran tinggi.

Para pendaki akrab dengannya. Dari pendaki yang hanya ingin menikmati wangi dan mengambil fotonya hingga pendaki bodoh yang mencabut akarnya demi nafsunya.

Edelweiss pun kini semakin langka. Namun di tempat-tempat tinggi ini, sang bunga abadi masih terus berdiam cantik — hingga waktu dimana kita masih terus menjaganya.

1. Plawangan Sembalun

Plawangan Sembalun Gunung Rinjani

Plawangan Sembalun Gunung Rinjani

Plawangan sembalun terletak di gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Pos terakhir sebelum puncak, 2700 meter di atas permukaan laut,  satu kilometer dibawah puncak Rinjani. 

Plawangan ini berupa jalur sempit di puncak lembahan. Dari sini kita bisa memandang danau segara anak dari atas. Edelweiss berada di pinggir-pinggir trek. Hati-hati jatuh ke jurang.

Cerita saya waktu ke Rinjani bisa dilihat disini.

plawangan sembalun rinjani

Selamat sore dari plawangan sembalun

 

2. Alun-Alun Suryakencana

Alun-Alun Surya Kencana Gunung Gede. Foto oleh teman saya Mira Afianti.

Alun-Alun Surya Kencana Gunung Gede. Foto oleh teman saya Mira Afianti.

Surya kencana bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 3-5 jam dari pintu masuk jalur gunung putri. Saya baru mencoba jalur Cibodas waktu kesana. Makanya belum sempat menginjakan kaki di dataran luas penuh edelweiss yang mitosnya banyak terdengar suara derap kaki kuda prajurit Pangeran Surya Kencana ini — tentu hanya bisa didengar oleh yang punya indera berlebih.

Kebetulan saya belum pernah ke Alun-alun Surya Kencana di Gunung gede, jadi fotonya pinjem dulu ya, hehe.

 

3. Kalimati

Kalimati semeru

Kalimati tepat dibawah Mahameru

Berada disini seperti selalu dibayang-bayangi oleh sosok besar yang menjulang di atas sana. Suasananya sangat hening, hingga terkadang terdengar beberapa gemuruh gempa kecil dari semeru yang masih aktif. Sesekali debu-debu vulkanik akan menyapa wajah kita.

Kalimati. Kali yang mati. Ia hanya akan hidup jika ada lahar yang menghampirinya.

Namun begitu, edelweiss dengan latar belakang tanah tertinggi pulau jawa ini memang punya pemandangan yang tak akan saya lupakan.

 

4. Tegal Alun

Tak salah orang menyebut Garut sebagai Swiss van Java. Edelweiss bermekaran dengan subur di padang yang luas sejauh mata memandang.

Karena disini tak boleh mendirikan tenda, saya sarankan untuk berangkat pagi-pagi buta sebelum matahari terbit. Kamu akan berterima kasih nanti.

Oh iya, hati-hati, banyak babi liar disini.

Tegal alun papandayan

Tegal alun di papandayan adalah favorit saya!
Tegal alun papandayan

Apalagi pas sunrise di Tegal Alun. K-E-C-E-H.
Tegal alun papandayan

Pose sedikit boleh lah ya… *dijitak*
Tegal alun papandayan

Yuk sama-sama jaga edelweiss dengan tetap membiarkannya pada tempatnya.

Foto lengkap Papandayan ada di postingan ini.

5. ……?

Karena tempat-tempat ini baru tempat yang saya datangi, jadi memang masih sedikit.

Kamu punya tempat favorit untuk melihat bunga abadi ini? Share di komen (kalau ada fotonya boleh kasih link nya atau kontak saya) dan nanti akan saya masukan di list ini!

Terima kasih!

Wiranurmansyah.com

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ