HIDUP santai dan tidak memaksakan diri untuk bekerja, itulah terjemahan kalimat di atas, sebuah tuturan lelaki berambut putih yang berusia 77 tahun pada 20 Mei 2015 lalu.

Ki Ledjar Subroto, dialah lelaki itu. Ia seorang seniman pencipta wayang kancil yang sampai sekarang masih terus menjadi dalang. Ia berkarya dengan membuat wayang kancil tersebut. Ia juga banyak merampungkan pesanan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Usianya memang sudah tidak muda lagi dan rambut hitamnya sudah berubah menjadi putih, tetapi suaranya masih lantang dan energinya tetap prima. Ketika Media Indonesia bertandang ke rumahnya, tangan Ki Ledjar masih terlihat kuat memegang tatah. Saat itu, dia sedang menatah kulit sapi sebagai bahan baku pembuatan wayang.

Energi Ki Ledjar seolah muncul dari dalam tubuh ketika diajak ngobrol dunia perwayangan, apalagi saat ia diajak berbicara tentang sekotak wayang kancil ciptaannya. Dia sangat bersemangat, bahkan bersedia menyediakan waktu penuh untuk itu.  "Saya suka membahas wayang, apalagi kalau diminta membantu orang-orang yang sedang penelitian wayang," katanya seraya tersenyum.

Keahlian membuat wayang sudah dimilikinya sejak kecil. Terlebih dalam dirinya mengalir darah seni dari ayahnya, Ki Hadi Sukarto, seorang pemain ketoprak di padepokan Esti Pendowo. Tak hanya itu, Ki Ledjar juga pernah nyantri kepada dalang kondang Ki Narto Sabdo sampai menjadi orang kepercayaannya. Jadi tak perlu dipertanyakan kepiawaian Ki Ledjar dalam bermain wayang.

"Jadi sejak kecil memang saya suka wayang dan hobi mendalang," ujar lelaki yang sudah memiliki 15 cucu itu.

Kini, meskipun usianya sudah tidak muda lagi, semangatnya tetap membara. Usianya yang semakin lanjut tak memengaruhi aktivitasnya berkarya setiap hari. Pun Ki Ledjar setiap tahun keliling luar negeri untuk mendalang.

"Jalanilah dengan sukacita dan santai. Jangan ngoyo-woro," katanya sambil tersenyum.

Itulah resep bagaimana menjaga stamina di usia yang sudah tidak muda lagi. Dan, yang tidak kalah penting, tetap olahraga.\"Setiap pagi, saya ngepit (bersepeda) keliling sekitar kota," katanya.

Ki Ledjar juga mengaku banyak orang heran dengan dirinya, di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi dalam bekerja ia selalu tampil prima. Yah, setiap hari Ki Ledjar mengerjakan pesanan wayang, tidak ada yang membantunya, hampir semua ia kerjakan sendiri. Kecuali kalau pas mendalang, Ki Ledjar dibantu cucunya. Namun, pekerjaannya itu tak pernah terasa berat baginya.

"Karena saya melandasinya dengan perasaan senang, cintailah pekerjaanmu. Apalagi wayang, saya suka sejak kecil," ujar Ki Ledjar yang memiliki nama asli Jariman.

Tak ada alokasi waktu khusus, kapan berkarya dan kapan istirahat. Dia hanya menjalani rutinitas harian sesukanya. Sekitar pukul 10.00 WIB, ia sudah memulai aktivitas membuat wayang, tidak memaksakan diri, kalau capek istirahat. Yang penting pesanan selesai sesuai dengan jadwal.


Jangan dendam

"Manusia tidak boleh dendam," kata Ki Ledjar. Ia mengatakan hal itu karena dirinya pernah mengalami dan merasakan bahwa dendam itu tidak baik karena bisa mengakibatkan rusaknya diri sendiri.

Dulu, wayang kancil yang Ki Ledjar Subroto ciptakan diakui orang lain. Saat itu, temannya pesan seperangkat wayang kancil kepadanya. Setelah jadi, wayang itu ditulis sebagai wayang buatan China. Ki Ledjar lantas marah, dia merasa dikhianati dan tidak dihargai.

Namun, Ki Ledjar tidak mau ambil pusing. Dia tak mau larut dalam kemarahan yang malah membuatnya tidak produktif. "Manusia itu tidak boleh dendam karena bisa memengaruhi kesehatan," kata Ki Ledjar yang mengaku banyak mendapatkan pelajaran hidup dari filosofi Serat Kantjil.

Orang-orang yang berbuat jahat kepadanya itu sudah lama dimaafkan, bahkan sebelum mereka memin­tanya. Sebab, ia menciptakan wayang kancil bukan untuk dihormati atau dielu-elukan, melainkan semata untuk nguri-nguri budoyo dan memperkaya khasanah Nusantara.\"Kalau dendam itu menambah beban pikiran, menggerogoti tubuh," katanya.

Namun kalau ingin marah, saran Ki Ledjar, keluarkan saja jangan sampai disimpan dalam hati, karena kalau disimpan dalam hati akan menjadi penyakit. 

Nama Asli: Jariman

Nama Panggung: Ki Ledjar Subroto

Tanggal lahir: Wonosobo, 20 Mei 1938

Cita-cita: Nguri-nguri Kabudayan

Pendidikan: Tamat SR, setingkat SD

Nama Istri: Sukarjiah (almarhumah)

Nama Anak: Santoso, Sulastri, dan Suprihatin

Karya-karya:

- Wayang Kancil (sejak 1980)

- Wayang Sultan Agung (1987)

- Wayang kontemporer: wayang kartun Jepang Samurai X (2002), Wayang Jaka Tarub (2004), Topeng (1978)

[email protected]

http://www.mediaindonesia.com/mipagi/read/11729/Ki-Ledjar-Subroto-Energi-Kehidupan-dari-Wayang-Kancil/2015/05/28

Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook
READ NEXT
BACK TO TOP
Film Horor Indonesia Diminati Orang Mancanegara
Film Horor Indonesia Diminati Orang Mancanegara
Keberadaan hantu sering kali hanya memicu debat kusir yang tidak ada akhirnya. Diskusi tentang makhluk tersebut punt selalu berakhir dengan dua kubu yang terpecah,
Inilah Jumlah Pasukan Perdamaian dari Indonesia dan Peringkatnya di Dunia
Inilah Jumlah Pasukan Perdamaian dari Indonesia dan Peringkatnya di Dunia
Indonesia merupakan negara yang memiliki prinsip politik luar negeri yang bebas-aktif. Sebuah prinsip yang di menjadi haluan utama Indonesia dipergaulan dunia untuk tidak bergantung
Teliti Ragi dan Padi, Dua Perangkat Eksperimen Siswa Indonesia Terbang ke Antariksa
Teliti Ragi dan Padi, Dua Perangkat Eksperimen Siswa Indonesia Terbang ke Antariksa
Kemarin (23/03) dua perangkat eksperimen siswa Indonesia diluncurkan ke antariksa dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat dengan Cygnus Cargo Freighter di atas roket Atlas
Tim Hoki Es Indonesia Ukir Prestasi di Singapura
Tim Hoki Es Indonesia Ukir Prestasi di Singapura
Cabang olah raga hoki es memang belum terlalu populer di Indonesia. Namun, cabang ini terus berkembang bahkan telah menorehkan segudang prestasi di ajang internasional.
HOLA, Ajak Anak Jadi Duta Bangsa Indonesia di Amerika
HOLA, Ajak Anak Jadi Duta Bangsa Indonesia di Amerika
Sekelompok anak – anak usia sekolah dasar ramai mengunjungi sebuah rumah di jalan Dickinson, wilayah selatan kota Philadelphia. Rumah yang diberi nama “House of
Berkat Cantik Itu Luka, Tasikmalaya Mendunia
Berkat Cantik Itu Luka, Tasikmalaya Mendunia
Novel karya Indonesia mendapatkan penghargaan tingkat dunia, sebuah novel berjudul Cantik itu Luka karya dari Eka Kurniawan. Karya yang disebut berkesan tersebut memenangkan penghargaan