Bersyukurlah Provinsi Bangka Belitung. Pasalnya, gara-gara film Laskar Pelangi, provinsi yang terdiri dari dua pulau utama, Bangka dan Belitung kebanjiran wisatawan. Memang pengaruh film sungguh luar biasa untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.

Bandara Depati Amir di Pangkalpinang dipadati penumpang yang rata-rata baru tiba dengan pesawat dari Jakarta. Tiba siang hari di bumi Laskar Pelangi tentunya membuat perut keroncongan. Pemandu wisata, Erwin, ternyata bisa membaca keinginan rombongan Fam Trip untuk segera makan siang.

"Kita akan makan siang khas Bangka Belitung. Tempatnya di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah. Kalau dari Pangkalpinang, ibu kota Provinsi Bangka Belitung membutuhkan waktu sekitar 30 menit," kata Erwin.

Bus rombongan fam trip yang terdiri dari wartawan dan anggota Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) itu pun melaju meninggalkan Bandara Depati Amir menuju Desa Namang yang berjarak 25 kilometer dari Pangkalpinang.

"Inilah Pangkalpinang. Jalan lengang. Tak ada kemacetan di kota ini," ujar Erwin.

Erwin benar. Sepanjang bus melaju ke Desa Namang, perjalanan tanpa hambatan. Bus melaju konstan. Pemandangan di kiri kanan jalan hijau royo-royo. Waktu setengah jam hampir tak terasa, tatkala tiba-tiba Erwin berujar, "Kita sebentar lagi sampai di Desa Namang."

Bus memasuki jalan sempit dan di kiri-kanan jalan berdiri saung-saung yang sudah siap menghidangkan makan bedulang. Makan bedulang ala Bangka Belitung ini memiliki filosofi yang sangat mendalam yakni rasa kebersamaan satu sama lain, tidak ada sekat-sekat, tak ada perbedaan. Semua menjadi satu. Ibarat pepatah, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.

Peserta fam trip melepas sepatu dan memasuki saung, duduk bersila mengitari dulang. "Setiap dulang diisi empat orang," kata Erwin.

Sungguh nikmat mengikuti tahap demi tahap makan bedulang ala Bangka Belitung ini. Peserta diminta duduk mengitari dulang. Sembari bercengkerama mengomentari makan bedulang ini, sesi foto-foto pun semakin ramai untuk mengabadikan tradisi makan khas Belitung.

Rasa penasaran membuat tudung saji diangkat untuk mengetahui makanaan apa saja yang ada dulang berisi makanan yang ditutup tudung saji. "Silakan buka, tapi segera tutup lagi," kata Erwin. Peserta fam trip seakan tak sabar untuk memulai makan bedulang ini.

makan bedulang

Setelah semua peserta duduk melingkari dulang, tudung saji segera dibuka. Setiap dulang berisi singkong, lempah kuning (berisi ikan kakap atau ikan seminyak), rebung (bambu muda ditumis), kucai (mirip kangkung), pecel, jamur pelawan, ikan asap dan tak lupa sambal terasi. Untuk buah disajikan rambai (sejenis duku).

"Yang istimewa ada jamur pelawan. Jamur ini hanya tumbuh di hutan Pelawan. Jaraknya cuma 4-5 kilometer dari sini," kata Erwin.

Sambil mendengarkan penjelasan Erwin, para peserta fam trip langsung menyantap makanan di atas dulang. Segar, nikmat, pedas campur jadi satu. Nasi beras merah tak ketinggalan disajikan. Sambil mengunyah makanan, di luar saung hujan turun rintik-rintik semakin menambah semangat para peserta untuk menghabiskan hidangan tersebut.

Jamur pelawan memang membuat penasaran peserta fam trip. "Ini (jamur) barang langka di Bangka. Mitosnya, kalau tak ada petir, jamur ini tak keluar. Setahun panen dua kali. Harganya bisa satu juta rupiah per kilogram," sambung Erwin.

Tanpa terasa sajian di atas dulang pun langsung ludes. Andriansyah, Managing Director Aulia Wisata Holidays dari Medan ini tak henti-hentinya menambah nasi dan menghabiskan sambal yang ada. "Enak sekali sambal ini," katanya.

Jamur pelawan yang berwana cokelat kehitam-hitaman memang membuat peserta jadi penasaran. Rasanya kenyal-kenyal dan langsung meluncur di kerongkongan. Sungguh nikmat. Oohh... jamur pelawan, engkau membuat kami penasaran...

disadur dari KOMPAS
Advertisement Advertise your own
Ads Telkom Indonesia
0 Komentar
Tambahkan komentar dengan Akun GNFI / Facebook
READ NEXT
BACK TO TOP
Menerjang Deru Alam Berusia 4.5 Milyar Tahun!
Menerjang Deru Alam Berusia 4.5 Milyar Tahun!
Jika ingin mengenal alam Pulau Sulawesi, tak ada cara yang lebih baik selain melihatnya langsung, dengan menembusnya. Tidak ada pulau yang seunik Sulawesi, yang penuh
Kakak Beradik Anak Bangsa Raih Emas di Ajang Robot Internasional
Kakak Beradik Anak Bangsa Raih Emas di Ajang Robot Internasional
Anak-anak bangsa Indonesia kembali mencatatkan prestasi membanggakan.  Syahrozad Nalfa Nadia (9) dan Avicenna Roghid Putra Sidik (6), dua siswa madrasah ini berhasil mencatatkan namanya
Diakui Dunia, Indonesia Dipercaya Latih Polisi Afghanistan
Diakui Dunia, Indonesia Dipercaya Latih Polisi Afghanistan
Upaya Indonesia untuk berperan dalam kedamaian dunia diwujudkan dengan berbagai program perdamaian. Salah satunya adalah dengan menjalankan program kerjasama dengan Afghanistan. Bentuk kerjasama tersebut
Perusahaan Telekomunikasi RI ini Raih Rating AAA
Perusahaan Telekomunikasi RI ini Raih Rating AAA
Performa BUMN Republik Indonesia yang baik turut menjadi indikator peningkatan kualitas pelayanan negara terhadap rakyatnya. Selain negara mendapatkan tambahan pendapatan, pemerintah juga dapat berperan
"Revolusi Online" untuk Pendidikan Indonesia !
"Revolusi Online" untuk Pendidikan Indonesia !
Bahan baku utama kertas berasal dari pohon atau kayu. Pohon-pohon itu baru dapat diolah menjadi kertas setelah berumur 5 sampai 10 tahun. Selain itu untuk
Warna-warna Memukau Danau Linow
Warna-warna Memukau Danau Linow
Tak lengkap ke Manado tanpa menyempatkan berkunjung ke Tomohon, kota yang sejuk 1 jam perjalanan dari ibukota Sulawesi Utara tersebut. Topografi Kota Tomohon yang