Pulau Kucing di Barat Sulawesi

Written by Akhyari Hananto Administrator at GNFI
Share this
0 shares
Comments
8 replies

Bagi penggemar kucing, mungkin nama Pulau Tashiro di Jepang sudah dikenal sebagai surga bagi kucing dan penggemarnya. Sebelum menuai kepopuleran sebagai pulau kucing, dengan diterbitkannya artikel mengenai seekor kucing di pulau itu, desa Tashiro adalah desa sepi yang sebagian besar penduduknya berusia di atas 60 tahun. Namun berkat kepopuleran artikel itu, para penggemar kucing dari Jepang dan seluruh dunia mulai ramai mengunjungi pulau yang mempunyai populasi ratusan kucing itu.

Tapi ternyata, tidak hanya di Tashiro saja yang penuh dengan kucing. Para pecinta kucing di Indonesia tidak harus jauh-jauh ke Jepang untuk menemukan pulau kucing.

Sebuah pulau di Polewali Mandar, Sulawesi Barat menjadi salah satu obyek wisata yang layak Anda kunjungi. Di tempat ini hidup ratusan kucing dari berbagaii jenis sejak puluhan tahun lalu. Jika pulau-pulau lain diperebutkan manusia atau antar-negara untuk memperluas wilayah, pulau tak berpenghuni ini justru diperebutkan para kucing.

Anehnya meski kucing tak dipelihara secara khsusus oleh pencinta binatang atau pemerintah setempat, kucing-kucing cantik ini terus tumbuh dan berkembang biak.

 

Untuk menjangkau pulau tak berpenghuni manusia ini diperlukan waktu hanya sekitar 15 menit dari dermaga Penyeberangan Belang-belang di Desa Tonyamang, Polewali Mandar menggunakan perahu penyeberangan antar pulau atau yang akrab disebut warga setempat dengan sebutan Taxi Air.

Pulau Dea-dea yang sering disebut Pulau Kucing karena di pulau ini banyak dijumpai beberapa jenis kucing yang terus berkembang biak secara alamiah. Suasana alamnya yang asri dan udaranya yang sejuk membuat sejumlah kucing tumbuh dan berkembang biak meski tak dipelihara oleh para pecinta hewan atau pemerintah setempat.

Selain udara dan alamnya yang masih asri, bibir pantai yang bersih di sekeliling pulau membuat kucing betah dan hidup berkembang biak di lokasi ini. Wisatawan yang pernah berkunjung ke sini pun betah tinggal berlama-lama di pulau ini meski hanya bercengkerama dengan kucing-kucing liar.

Kepala Dinas Pariwisata Polewali Mandar, Darwin Badaruddin menyebutkan ratusan kucing yang hidup dan berkembang biak secara alamiah menjadikan Pulau Dea-dea makin lekat dengan sebutan Pulau Kucing. Selain karena di pulau ini tak dihuni manusia, juga karena memang ada ratusan kucing berkembang secara alamiah di lokasi ini.

Konon pulau ini semula hanya dihuni beberapa ekor kucing yang dibuang warga. Dalam tempo singkat jumlah kucing di pulau ini terus bertambah. Tak heran jika warga yang datang ke lokasi ini bisa menyaksikan aneka kucing cantik dan sehat bertebaran di pulau ini. Hanya saja kucing-kucing ini tak bisa dijamah manusia. Wisatawan yang datang hanya bisa menikmati keindahan sang kucing dari jarak yang jauh.

Sayangnya meski pulau ini kerap dikunjungi para wsiatawan termasuk turis mencanegara, namun pemerintah setempat hingga kini belum memoles lokasi wisata ini secara maksimal untuk memancing minat wisatawan berkunjung ke lokasi ini.

Dinas Pariwisata Polewali Mandar hingga kini belum membuat tempat berteduh bagi para wisatawan yang datang seperti gazebo, penginapan atau vila yang bisa memancing minat wisatawan tinggal lebih lama di lokasi ini.

(Kompas.com)

 
0 comments
  Livefyre
  • Get Livefyre
  • FAQ