Puisi Sang Bupati
Dapatkah 2 Juta Membawa Mereka Untuk Sekolah?
Pendidikan itu membebaskan, mencerahkan, memberdayakan dan kemudian akan menjadi kekuatan!
Bahkan diyakini hanya ada dua cara membebaskan diri, keluarga dan negeri dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan: Bangun infrastruktur dan Bangun manusia unggul
Hari ini 2 mei, hari pendidikan Nasional
Satu diantara tiga anak Bojonegoro usia 15 sampai 18 tahun belum sekolah menengah atas. Sekolah merayu dan memanggil mereka tapi bangku untuk mereka tetap kosong!
Mereka adalah produk kemiskinan struktural dan keterbelakangan kultural
Kakek nenek mereka 100 tahun yang mengidap endemic poverty. Pemicu lahirnya politic ethis politisi Belanda (lihat Endemic Poverty in North East Java.C Pander)
Mereka mengaku petani tapi tidak besawah memadai, bahkan sebagian besar tidak sama sekali. Maklum 44 persen kawasan Bojonegoro hutan negara
Mereka harus bergulat dengan kekeringan, tanah gerak dan pecah setiap musim kemarau. Banjir setiap musim hujan, lantaran 18 kab kota lainnya rutin mengirim air hujan ke wilayah ini.
Walau konflik majapahit-demak, demak-pajang, pajang-mataram, pribumi- penjajah sudah lama berlalu. Tapi simbol kulturalnya masih hidup di alam bawah sadar dan kerap menyeruak pada teater politik, panggung pengajian dan pentas budaya
Kami, diantara anak anak miskin itu, beruntung nekat sekolah dan kuliah. Diantara kami kini dipercaya mengatur Kabupaten ini. Hari Kamis 30 April bertemu dan bertekad membawa 20an ribu anak bojonegoro masuk sekolah menengah. Berbagai cara kami rancang untuk mewadahi dan mengundang keterlibatan semua pihak.
Kami sedang bertanya apakah hadiah beasiswa 2 juta dapat menarik mereka masuk sekolah menengah? Bila Ya, Pemkab akan memberikannya!
Pertanyaan ini untuk warga Bojonegoro dan pecintanya. Persis saat kita peringati hardiknas, 2 Mei. Dalam semangat mencerahkan dan memberdayakan generasi! Mendatangkan masa depan bersama yang lebih baik.
Bgoro, 2 Mei 2015
Bahagia dan Sukses
Tidak ada yang salah, bila menganggap harta, tahta, kata pujian dan cinta (4 ta) adalah tanda sukses
Tapi pasti ada yang kurang bila menjadikan 4 ta sebagai tujuan hidup
Apalagi bila kebahagian hidup yang hendak dirasakan seseorang
Sukses itu menikmati seluruh rangkaian perjalanan memberi
Perjalanan mendaki kekaryaan dan persembahan
Puncak kebahagiaan lahir bukan saat menerima atau memiliki, tapi saat menggunakan dan mempersembahkan
Sang musafiir sejati adalah mereka yang penuh antusias dan bahagia menikmati perjalanan memberi.
Bahkan bila jalan itu terjal mendaki dan menantang, sang musafir semakin merasakan ndahnya perjalanan
Bagi sang musafir, setiap masalah hanyalah kesempatan untuk berkarya dan memberi
Saya yakin, satu diantara sang musafir itu adalah saudaraku
Selamat menikmati hari libur, memberi kepada siapa yang kita kehendaki hari ini dan bahagia
Kampus Unmuh Gesik, 29 Maret 2015
Masa Lalu Yang Menggairahkan
"Masa lalu adalah kenangan, hari ini kenyataan dan esuk adalah harapan" begitu kalimat mutiara yang sering kita dengar
Tapi masa lalu juga bisa menjadi jebakan yang membutakan hari ini dan melumpuhkan perjalanan menuju esuk
Saat masa lalu hanya berisi kenangan keindahan yang selalu dibanggakan
Saat masa lalu adalah rangkaian kepedihan yang selalu diulang untuk mengiris luka diri dan sosial
Maka biarkan masa lalu menjadi lembaran terbuka yang selalu menggairahkan meraih masa depan.
Bukalah ia dengan niat yang menghidupkan, ridlo, kearifan, semangat belajar tanpa menghakimi, dan hadirkan nilai dan prinsipnya yang relevan untuk masa depan bersama yang lebih baik!
Begitukah!
18 Maret 2015
Engkaulah Matahari itu
Aku tak sengaja ingin mendengarkan, apalagi merenunginya.
Hanyalah sebuah kebetulan, saat perjalanan menuju acara HUT Himpunan Disabilitas.
Nyanyian itu terdengar sayup-sayup, anak-anak TK melantunkannya dengan suara merdu
"Kasih Ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa...hanya memberi tak harap kembali..bagai sang surya menyidari dunia"
Nyanyian yang membawaku seolah akulah anak-anak itu,
Nyanyian yang pesannya kembali terdengar nyaring:
Bukan hanya kasih Ibu yang engkau terima dan kenang
Milikilah semangat Ibu: memberi sepanjang masa, kepada siapa dan apapun. Inilah kunci sukses hidupmu!
Engkaulah Matahari!
Bila kini engkau matahari kecil, esuk jadilah yang lebih besar, lebih besar dan lebih besar!
Belajarlah, bekerjalah, dan bergaullah dengan manusia dan alam! Agar engkau menjadi matahari yang lebih besar lagi.
Matahari yang tak pernah padam, dan berlimpah energi karena selalu memberi!
Bojonegoro, 14 Maret 2015
Salam
Kang Yoto



Advertisement Advertise your own

0 Komentar
READ NEXT
BACK TO TOP