Istilah buku digital mungkin sudah dianggap biasa bagi sebagian orang karena memang saat ini kita semua dimudahkan oleh yang namanya teknologi. Namun siapa sangka hal yang dianggap biasa itu ternyata bisa membawa dua mahasiswa ini menjadi pembicara di konferensi nasional dan internasional.

Tidak hanya itu, pembuatan buku digital yang mereka beri nama Digistory ini juga berhasil menjadi PKM yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dan juga Southeast Asian Ministers Of Education Organization (Seameo) Regional Open Learning Centre (Seamolec).

Nainunis Aulia Izza dan Syifaul Fuada merupakan dua mahasiswa berprestasi Universitas Negeri Malang (UNM) yang mencetuskan pembuatan Digistory pada tahun 2012. Digistory sendiri adalah singkatan dari Digital History yang merupakan buku sejarah digital dengan fitur flipbook yang mengedepankan animasi.

Digistory dapat dioperasikan secara online dan dapat digunakan oleh siapa saja karena sifatnya yang portable. Digistory juga bisa diintegrasikan dengan android dan hasilnyapun dapat dinilai dan dievaluasi secara instan sehingga memudahkan para siswa untuk belajar.

Ide pembuatan Digistory ini awalnya datang dari Syifaul Fuada yang mencetuskan tentang buku sejarah animasi. Kemudian Fuada dan Nainunis yang merupakan anggota dari Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis UNM ini mendapat tugas dari organisasi tersebut untuk menyusun PKM. Dan ternyata ide mengenai buku sejarah animasi tersebut dapat lolos dan didanai oleh DIKTI pada tahun 2013.

“Awalnya PKM didanai Rp.10.800.000, dana tersisa dan akhirnya digunakan untuk diskusi ilmiah melalui konferensi atau seminar nasional dan internasional. Selanjutnya direvisi desain dan materi dan dikirim ke SEAMOLEC dan ternyata mendapat dana hibah,” cerita Nainunis pada brilio.net Rabu (8/4).

Digistory karya dua mahasiswa ini pertama kali dipresentasikan di International Seminar On Electrical, Informatics, and It’s education (SEIE) yang diselenggarakan di UNM tepat dua hari sebelum mereka mempresentasikan karya mereka di The 5th National Conference on Information Technology dan Electrical Engineering (CITEE) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

“Setelah unjuk gigi di kedua seminar bergengsi, kami memberanikan diri menyusun proposal untuk SEAMOLEC. Dari 54 proposal ada 8 proposal yang terpilih, salah satunya adalah kami. Dan anggota untuk penelitian SEAMOLEC ditambah dengan dosen sejarah bernama Aditya Nugroho Widiadi, S.Pd.,M.Pd.,” jelas Nainunis.

disadur dari BRILIO NET
news tips dari Syifaul Fuada