gua

Jawa Barat memiliki 10 gua terpopuler yang punya potensi dan daya tarik wisata yang cukup tinggi bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, gua-gua itu adalah, antara lain, Gua Sunyaragi dan Gua Kelelawar. Setiap gua itu memiliki sejarah dan temuan arkeologi yang memperkuat keberadaan gua itu di masa lampau.

“Gua-gua itu memiliki potensi besar, dan biasanya berada dalam satu kawasan dengan obyek wisata lainya di daerah itu, sehingga keberadaannya saling mendukung,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat H Nunung Sobari, Selasa, 14 April 2015.

Berikut ini 10 gua terpopuler itu.

1. Gua Sunyaragi di Cirebon

Gua ini adalah situs unik di pinggiran Kota Cirebon. Tamansari Gua Sunyaragi menempati lahan seluas 15.000 meter persegi dan merupakan milik Keraton Kasepuhan secara turun temurun. Bentuknya yang unik dengan rongga-rongga dan lorong-lorong yang berliku dan gelap menyerupai gua, yang membuatnya dikenal dengan Gua Sunyaragi. Situs ini awalnya merupakan Taman Kelangenan (Taman Kenikmatan) atau Taman Sari, yang fungsi utamanya untuk menyepi, maka dikenal pula sebutan taman Kelangenan Sunyaragi. “Sunya” berarti “sunyi” atau “sepi” dan “ragi” berarti “raga”.

2. Gua Belanda di Dago Pakar, Bandung

Gua Belanda ini merupakan gua buatan kolonial Belanda untuk sistem pertahanan di Bandung dan kini masuk Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Belanda membangun jaringan terowongan ini untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air Bengkok. Ada 15 lorong dan 2 pintu masuk setinggi 3,2 meter untuk terowongan ini.

3. Gua Jepang di Dago Pakar, Bandung

Saat Jepang menjajah Indonesia, tentara Jepang mengambil alih Gua Belanda dan membangun gua lainnya sebagai basis pertahanan mereka yang tidak jauh dari Gua Belanda.

4. Gua Lalay atau Gua Kelelawar di Kabupaten Sukabumi

Gua Kelelawar berada di Pelabuhan Ratu, Sukabumi dan tempat bersarangnya jutaan kelelawar yang memberikan pemandangan tersendiri pada saat hewan malam itu terbang mengudara.

5. Gua Jepang di Pananjung, Pangandaran

Gua ini terdapat di Penanjung, tepatnya di kompleks Cagar Alam Pangandaran. Gua itu bekas pertahanan Jepang pada masa Perang Dunia Kedua.

6. Gua Lanang di Pananjung, Pangandaran

Gua ini terletak di kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Menurut legenda, dulu gua ini adalah keraton Kerajaan Pananjung yang dipimpin Prabu Anggalarang dan permaisuri Dewi Siti Samboja atau Dewi Rengganis serta Patih Aria KIdang Pananjung. Prabu Anggalarang adalah seorang laki-laki yang gagah dan sakti, sehingga dijuluki Sang Lanang.

7. Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat

Gua ini terletak di atas ketinggian 601 meter di atas permukaan laut, terletak di bukit daerah penambangan batu kapur, dan pada masa lalu merupakan tepian danau purba. Berdasarkan hasil survei AC de Young dan GHR von Koenigswald pada 1930-1935 ditemukan alat-alat budaya pada masa lalu.

8. Gua Siluman atau Buni Ayu di Sukabumi

Gua alam di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Pemandangannya yang indah di dalamnya membuat gua ini populer. Ada beberapa kegiatan penelusuran gua (caving) di sini dengan beberapa tingkat kesulitan.

9. Gua Malawang di Tasikmalaya

Goa di Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan komplek gua yang terletak di tengah perkebunan. Masyarakat sekitar memberinya bermacam nama, seperti Malawang, Batu Masigit, Keraton, Oyod, dan Gorin. Nama “Gorin” (semacam tempayan air dari gerabah) diberikan berdasarkan temuan gorin oleh Taryana, Kepala Sekolah SKB Tasikmalaya pada 1993 di salah satu gua. Penelitian berikutnya oleh Balai Arkeologi Bandung menemukan antara lain gerabah, keramik, alat batu berupa perkutor dan kapak batu, serta tulang-tulang binatang.

10. Gua Tambang Emas Pongkor di Kabupaten Bogor

Ini bekas terowongan penambangan emas milik Unit Bisnis Penambangan Emas Pongkor PT Aneka Tambang Tbk. Antam pertama kali mengeksploitasinya pada 1974. Di tempat itu pengunjung dapat melihat proses penambangan emas yang harus melalui serangkaian proses pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, dan penimbunan kembali. Terowongan itu berdiameter 3,3 meter dan setinggi 3 meter. Apabila terus diikuti, terowongan ini akan tembus ke Gunung Pongkor, yang jauhnya sekitar 4 kilometer.

disadur dari TEMPO